Hari ketika hasil pemeriksaan keluar.
Namja itu menekuk kakinya. Mengaitkan sembari menunggu dengan tenang di ruangan Jaehyun. Namja yang tak lain adalah Jungkook, itu menunggu. Jaehyun yang duduk didepannya terlihat menatap cemas.
"Kuharap kau bisa menerimanya dengan tabah, Jungkook-ssi." ucap Jaehyun sambil menatap hasil x-ray di tangannya. Ia juga membuka surat hasil pemeriksaan Jungkook.
"Sebenarnya ada apa, seonsaengnim? Apa aku menderita penyakit yang serius?" tanya Jungkook dengan nada cemas yang jelas.
"Hasil pemeriksaanmu menyatakan.. kau menderita kanker pankreas stadium dua, Jungkook-ssi."
Deg!
Semua seakan berhenti begitu saja. Jungkook tak mampu berkata sepatah katapun. Namja kelinci itu terlihat bingung dan seakan tak mengerti.
"Apa.. itu buruk, seonsaengnim?" tanya Jungkook dengan tatapan polosnya.
"Stadium kankernya masih dini. Jadi aku sarankan kau melakukan perawatan mulai sekarang, Jungkook-ssi."
"Tapi, seonsaengnim. Aku harus mengikuti olimpiade dalam waktu dekat ini. Aku tak bisa dirawat disini."
"Jika kau menolak dirawat, kemungkinan kankermu naik ke stadium yang lebih tinggi akan semakin cepat. Melihat gejala yang kau rasakan selama ini."
"Apa tak bisa dengan meminum obat, seonsaengnim? Aku tau, pasti ada obatnya untuk penyakitku."
"Obat itu tak akan bisa bertahan lama, Jungkook-ssi. Kau hanya akan memperparah kankermu jika tak melakukan perawatan."
"Tapi, aku juga tak bisa meninggalkan olimpiadenya, seonsaengnim. Jebalyo, pasti seonsaengnim ada cara lain."
Jungkook memohon pada Jaehyun. Ia benar-benar tak bisa meninggalkan olimpiadenya. Ia tak ingin eommanya kecewa jika dirinya tak ikut olimpiade.
"Baiklah. Aku akan memberikan obatnya. Kau harus meminumnya dengan teratur dan tepat waktu. Kalau kau merasa sakit yang luar biasa di perutmu, cepatlah ke rumah sakit." ucap Jaehyun.
"Ne, seonsaengnim. Kamsahamnida."
"Aku akan menyiapkan obatnya. Kau tunggu sebentar."
Jaehyun beranjak untuk menyiapkan obat Jungkook. Jungkook duduk manis sambil menunggu obatnya. Wajahnya tak bisa dikatakan tenang. Pikiran Jungkook bahkan sudah kemana-mana.
Tak lama, Jaehyun datang dan memberikan obat pada Jungkook. Jungkook mengucapkan terima kasih dan berjalan keluar dari ruangan Jaehyun. Ia memasukkan hasil pemeriksaannya kedalam tasnya. Berserta obatnya.
Langkah Jungkook terlihat lemas. Tatapannya kosong dengan wajah blanknya. Ia masuk kedalam mobil yang sudah ada Heegun disana. Heegun sesekali melirik Jungkook dari spionnya. Dan wajah namja kelinci itu hanya blank dengan tatapan kosongnya.
.
.
.
Malam hari ketika Sungjin pulang.
Jungkook duduk terdiam di atas tempat tidurnya. Ia terlihat melamunkan sesuatu. Meski Sungjin ada di rumah, Jungkook tak berniat untuk mengunjungi hyungnya kali ini.
"Apa aku bisa sembuh? Apa aku bisa?" gumam Jungkook dengan tatapan kosongnya.
Tangannya mengambil ponselnya. Menatap layar ponselnya yang menampilkan sebuah laman web mengenai kanker pankreas. Jungkook baru saja mencari tau mengenai penyakitnya. Dan ia tau, penyakitnya bisa memburuk dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop it, Jebal [END]
FanfictionSiapa yang tak ingin menjadi anak yang di banggakan oleh kedua orang tuanya? Semua pasti menginginkan itu. Termasuk diriku. Hay, namaku Jeon Jungkook. Murid kelas satu SMA yang ingin membahagiakan kedua orang tuaku. Aku berusaha sebaik mungkin untuk...