Tiga hari berlalu dan hari ini adalah hari dimana kegiatan pidato untuk para kandidat ketua Osis serta pemilihan ketua Osis selanjutnya di selenggarakan. Hanya tinggal menghitung menit. Dan semua terlihat sangat sibuk. Terutama pengurus Osis yang lama. Mereka sangat sibuk untuk mempersiapkan hari ini.
"Atur podiumnya. Jangan lupa cek micnya. Pastikan tak ada gangguan sama sekali."
"Ne, uijangnim!"
Namjoon menjadi salah satu yang paling sibuk disana. Ruang auditorium akan menjadi tempat berlangsungnya acara. Dan Namjoon tengah mengecek semua persiapan dan kesiapan acara. Tak boleh ada kendala sekecil apapun.
"Semua sudah siap dan tak ada gangguan sama sekali, uijangnim!" lapor bagian sound system.
"Bagus. Seohee-ssi, bagaimana para kandidat?" Namjoon beralih pada sekretarisnya.
"Ne, uijangnim. Kwon Soonyoung-ssi dan Kim Mingyu-ssi sudah ada di ruangan. Keundae, Jeon Jungkook-ssi masih belum terlihat." ucap Seohee dengan wajah sedikit cemas.
"Kau sudah mengumumkannya?" tanya Namjoon.
"Sudah, uijangnim. Tapi hanya dua orang yang datang di ruangan."
Namjoon menghela nafas panjang. Pikirannya masih terbebani dengan kesiapan acara. Dan sekarang, ada satu kandidat yang menghilang.
"Kau urus saja yang lainnya. Aku akan mencari Jungkook."
Namjoon berjalan keluar dari auditorium. Wajahnya terlihat jelas ada sedikit kekhawatiran. Langkahnya semakin lebar untuk mencari keberadaan Jungkook.
.
.
.
"Aku harus pergi ke auditorium sekarang."
"Ya! Jangan berani kau turun dari tempat tidur, Jungkook-ah! Kau harus beristirahat. Wajahmu sangat pucat."
"Sigani* eobseoyo, Eunwoo-ya. Aku harus pergi sekarang."
"Ya, Jungkook-ah!"
Keributan antara Jungkook dengan Eunwoo terjadi di UKS. Pasalnya Eunwoo melarang Jungkook keluar dari UKS. Ketika di kelas, Eunwoo melihat Jungkook yang terlihat pucat. Dan karena cemas, ia segera membawa Jungkook ke UKS. Tapi namja kelinci itu hendak pergi ketika mendengar pengumuman kandidat ketua harus berkumpul.
"Jungkook-ah, demi apapun. Kau terlihat pucat. Kau harus tetap beristirahat disini. Araseo?" Eunwoo menahan Jungkook untuk ke sekian kalinya.
"Eunwoo-ya, beberapa menit lagi acaranya akan dimulai. Aku harus pergi ke auditorium sekarang." Jungkook mencoba membuat Eunwoo mengerti.
"Lebih baik kau meninggalkan acara pemilihan ketua Osis dari pada terjadi sesuatu padamu nantinya." Sangat jelas jika Eunwoo mencemaskan Jungkook.
"Naneun gwenchanayo, Eunwoo-ya. Jinjja gwenchana. Bukankah kau pernah berkata, jangan menyerah sebelum berperang. Aku tak ingin seperti itu."
"Keundae, jigeum neo.."
"Gwenchanayo, gwenchana."
Eunwoo menghembuskan nafasnya. Ia tak tau harus melakukan apa sekarang. Eunwoo berjalan menjauh memberi jalan pada Jungkook. Membiarkan namja itu keluar dari UKS. Ditahanpun percuma karena Jungkook akan bersikeras memaksa keluar.
"Aku akan mengantarmu. Tak ada penolakan."
Jungkook hanya terkekeh melihat ekspresi Eunwoo. Namja itu memasang wajah songong dengan tatapan sinisnya. Bukan membuat takut, tapi membuat Jungkook tertawa. Wajah Eunwoo sama sekali tak selaras dengan ekspresi songongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop it, Jebal [END]
أدب الهواةSiapa yang tak ingin menjadi anak yang di banggakan oleh kedua orang tuanya? Semua pasti menginginkan itu. Termasuk diriku. Hay, namaku Jeon Jungkook. Murid kelas satu SMA yang ingin membahagiakan kedua orang tuaku. Aku berusaha sebaik mungkin untuk...