2. mr. ej

518 90 6
                                    

"Lo yakin gak dia bakal lewat sini?"

"Yakin lah tolol. Kalo enggak ngapain gue repot-repot bawa ember ke lantai 4?"

"Ck, berisik lo semua. Tunggu aja bisa gak sih?"

"Ya masalahnya lantai 4 ini sarangnya setan. Lo tau gak sih?!"

"Zaman sekarang takut sama setan? Musnah lo."

"Lagian apa untungnya sih ngelakuin kayak gini?"

"Bangsat. Dia udah ngerebut Sharline. Cewek gue."

"Padahal dia belom jadi cewek lo kan."

"Anj—mau mati lo?!"

"Hush berisik. Dateng tuh anaknya."

Tiga orang yang lagi ada di balik dinding itu langsung menutup mulutnya diam. Matanya tertuju pada ujung lorong dimana ada seorang cowok yang berjalan sambil membaca buku.

Tap

Tap

Tap

Berhenti.

Ketiga pasang mata yang ada di balik dinding itu langsung heran. Cowok yang mereka tunggu malah berhenti tepat di depan lem yang sudah mereka persiapan.

Kejutan.

Cowok itu berhenti, matanya masih fokus ke buku. Salah satu dari cowok di balik dinding itu-yang menentang ide ini merengut.

Tak lama kemudian, cowok yang membawa buku itu mendongak, menutup bukunya hingga tangannya kembali menyamping. Ia mendengus dan menarik napas.

Matanya langsung berubah jengah.

"Tau darimana dia?" bisik salah satu dari cowok di balik dinding.

"Ssst, gue yakin dia bakal nginjek itu."

Belum sempat mereka melanjutkan percakapan. Jeritan terdengar, "Reyes!"

Sontak langsung membuat cowok yang ada di balik dinding itu mengumpat dan bersandar di dinding.

"Ah, ya, Sharline?" jawab cowok itu. Reyes. Cowok yang harusnya nginjek lem sampe bikin sol sepatunya copot.

"Udah ketemu?"

"Oh udah. Ini," ia menyodorkan buku yang ia pegang. "Baru gue baca halaman pertama udah bikin penasaran," komentarnya.

Sharline, cewek cantik berkacamata itu menyengir. "Yakan? Gue bilang juga apa—" Sharline yang kayaknya heboh karena Reyes suka rekomendasi novelnya itu bergeser ke samping, namun dengan cepat Reyes memegang pinggang cewek itu menahannya.

Sharline melebarkan mata kaget. Lalu matanya beralih pada lantai. "Astaga ini apa?" ia terkejut sampai menghindari lantai penuh lem itu.

Bersamaan dengan itu ketiga cowok di balik dinding mendengus sebal.

"Reyes jangan deket-deket!" teriak Siyeon begitu Reyes mencoba menginjak lantai itu dengan ujung sepatunya. "Itu lem superior! Bisa bikin sepatu lo rusak nanti!"

Reyes menurut. Lalu menghela napasnya. "Yaudah. Antarin gue ke ruang kepsek ya? Buat ngasih tau ini, bahaya juga kan kalo gak ada yang tau? Apalagi lantai ini sepi."

"Hng, o-oke. Tapi.. Siapa yang ngelakuin ini?" tanya Sharline.

Reyes mengangkat bahu. Diam-diam sudut matanya melirik ke dinding paling ujung. "Gue gatau. Kita lapor ke kepsek aja yuk."

"Hmm, yaudah yuk."









Di balik dinding:

"BANGSAT TUH COWOK!"
"Lo juga! Lo yang ngasih ide tolol itu! Lo gatau mahalnya tuh lem?!"

Sweet Trinity ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang