16. E.T contract

160 33 1
                                    

Hai-hai kalo kalian suka ff ini, yuk coba rekomendasiin ke orang terdekat kamu!! kali aja kamu bisa hype ff ini bareng mereka lhooo

Banyak-banyak komen yuk!!! 😋


👑🐙⚽

Semenjak Dizar berkomunikasi dengan Rara di atap, hidup cowok itu di sekolah mendadak jadi rempong. Serius. Seperti pagi ini, waktu Dizar ada ulangan harian matematika peminatan yang sebenarnya dia sangat suka kerjakan, Rara terus menganggunya dengan berbisik ini-itu.

"Ssst, jawaban lo sama si anak ranking 1 kok beda? Yakin sama jawabannya? Coba dicek lagi!" bisik Rara yang sudah bertengger memangku tangannya di pinggir meja Dizar.

Dizar yang sudah setengah jalan menyelesaikan soal pertama mendadak merasa terganggu. Ia membenarkan letak kacamatanya sambil menghela napas lelah menatap hantu berambut pendek itu.

Namun yang Dizar dapati hanyalah Rara yang mengulas senyum paling lebarnya, lalu sedetik kemudian ia membulatkan matanya terkejut. "Lo jelek banget!" timpalnya mendadak.

Sukses bikin Dizar terbengong-bengong.

"Kenapa sih lo harus pake kacamata sama tompel ini?!" Rara mendadak beranjak dari posisi menekuk lututnya dan berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Lo lebih ganteng sama penampilan lo yang waktu itu, tau."

"Bisa diam gak?" Dizar membalas, mendesis pelan.

Rara kembali memasang senyum paling lebar---yang menurut Dizar hanyalah kepalsuan. "Abis pulang sekolah kita meeting oke?"

"Gue udah bilang 'kan kalo gue gak bisa? Ada janji."

"Janji apa sih? Paling lo cuma berkutat sama komputer-komputer lo yang warna-warni itu!" seru Rara.

Mendengar ungkapan Rara membuat Dizar terperangah kaget. Jadi, maksudnya hantu cewek ini membuntutinya hingga ke rumahnya sendiri?

"Hehehe." kekeh Rara sambil membentuk jari-jarinya dengan tanda 'Peace'. "Atau lo ada kencan sama dua sahabat lo yang idiot itu?"

"Idiot?!" balas Dizar sambil memukul meja gempar. Sukses bikin murid-murid yang lain menolehkan kepalanya ke Dizar yang duduk paling pojok.

Serta merta menuai perhatian dari Pak Subroto yang kacamatanya bertengger turun di batang hidungnya, guru matematika peminatan Dizar yang terkenal paling tidak suka sama kebisingan.

"Ada apa, Mas?" tanyanya menutup koran yang ia baca dan menegakkan punggung di kursinya. "Saya udah bilang loh jangan lama ngerjainnya, sepuluh menit lagi guru-guru bakal rapat."

"Iya Pak, maaf, ada nyamuk tadi." kekeh Dizar mencoba menghindari situasi penuh ancaman, tak lupa juga melirik Rara yang udah cekikikan kesenangan mendengar Dizar ditegur.

Pak Subroto hanya membalas dengan gelengan kepala sebelum akhirnya bel tiba-tiba berbunyi.

Tring! Tring! Tring!

"Nah 'kan, panjang umur. Sekarang kumpulkan kertas ulangan kalian,"

Saat itu pula Rara cekikian sampai ingin mati memegangi perutnya kesakitan, senang melihat Dizar yang mendadak panik. Cowok bertompel palsu itu sekarang kelabakan dan menyalahi Rara karena hantu itu, Dizar sama sekali belum mengerjakan tiga soal ulangan tersebut.

Kalau bukan hantu udah Dizar kepret si Rara.


👑🐙⚽




"Tuh 'kan lebih ganteng."

Sekarang Dizar sibuk membasuh wajahnya berkali-kali di wastafel kamar mandi. Cowok itu melepas kacamata serta tompel palsunya dengan tujuan me-refresh pikirannya yang benar-benar mumet karena hantu cewek ini. 

Sweet Trinity ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang