10. sandi and his first love

235 44 14
                                    

hai haiii
sebelum baca aku boleh gak minta banyak-banyak komen sama ff ini? 🥺 biar aku makin semangat ngelanjutinnya 👉👈

👑🐙⚽

Isi rantang yang Sandi bawa sudah habis semua. Kini tinggal tersisa rasa kenyang yang sangat menyiksa perut Dizar dan Reyes. Lihat saja, kedua insan itu sudah tergeletak celentang di atas rerumputan dengan kepalanya yang saling menyentuh.

"Kenyang banget. Padahal abis ini gue mau jalan sama Sharline," ujar Reyes, dibarengi sendawanya yang sangat keras.

"Buset, lo baru jalan kemarin lho?" Dizar bertanya dengan kaget.

Pertanyaan yang sama dilontarkan oleh Sandi saat Reyes datang menjemputnya. Sama-sama terheran karena kelakuan sahabatnya tersebut.

"Kenapa sih? Lo berdua sama Sandi sama aja. Emangnya gak bosan jomblo mulu?"

"Gue lebih bosan kalo gak bisa ngubek informasi negara, rasanya hampa."

Sandi mengangguk mengiyakan. Satu-satunya cowok yang masih normal kondisi perutnya adalah cowok itu, sekarang Sandi malah menyoblos sedotan di jus sehatnya. "Pacaran itu gak penting. Gue masih heran sama lo yang suka gonta-ganti cewek." ketusnya pada Reyes.

Reyes yang dibilang seperti itu hanya tertawa kecil. Lantas, mengubah posisinya menjadi tengkurap. Cowok itu menengadahkan dagunya dengan telapak tangannya, lantas berpikir sesuatu. "Hormon? Hasrat?"

"Nafsu kali," tandas Dizar.

"Gak gitu mainnya, Ga." Reyes menolak mentah-mentah. "Menurut gue cewek itu suatu kebutuhan. Gak ada cewek, hidup gue rasanya hampa."

"Oh ya? Tapi dulu lo gak begini, perasaan." Sandi menyipitkan pandangannya curiga.

Dizar mengangguk mantap. "Lo gak sehasrat ini macarin banyak cewek, cuma sepintas aja."

"People changes, bro."

"Ya ya ya. Gue ngerti. Tapi berubahnya bukan karena cewek itu 'kan?" Dizar langsung membalikkan tubuhnya dan berposisi tengkurap menghadap Reyes.

Sedetik, dua detik, tiga detik... Reyes terdiam dengan bibir tertutup rapat-rapat. Matanya tak goyah mengedip sekali pun. 

Sandi memandangnya penuh tanya, sementara Dizar menunggu respon sahabatnya itu.

Namun, lontaran tawa terdengar dari Reyes dengan tiba-tiba. "Ya gak mungkinlah! Lo berdua masih mikir kalo gue terjebak sama tuh cewek?" Reyes beranjak dari posisinya dan duduk santai. Menunjuk satu persatu wajah Sandi dan Dizar bersamaan. "Lo berdua masih aja gak percaya sama gue!"

"Kok reaksi lo berlebihan? Sharga cuma nanya apakah dia berpengaruh sama diri lo yang sekarang?" Mata Sandi kembali memicing curiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok reaksi lo berlebihan? Sharga cuma nanya apakah dia berpengaruh sama diri lo yang sekarang?" Mata Sandi kembali memicing curiga. Memang, orang yang paling teliti dan heabt membaca wajah seseorang adalah Sandi daripada Dizar ataupun Reyes.

Sweet Trinity ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang