31. funny interaction

135 31 10
                                    

chapter ini bakal receh banget ahahah xxx tapi aku coba aja tulis barangkali ada yg rindu perdebatan trio kwek kwek ini xd

🐙👑⚽

Jika ada satu kalimat yang bisa menggambarkan perasaan Dizar, Reyes, dan Jelita saat ini mungkin... kami benar-benar masuk ke dunia fantasi lain.

Oke, sepertinya itu agak berlebihan. 

Namun, oh ayolah, lihat sekeliling mereka sekarang! Ruang tamu rumah ini, ralat, istana ini membuat Dizar, Reyes, dan Jelita tak henti-hentinya mengedarkan pandangan sambil terkagum-kagum.

Beberapa pilar menghiasi ruangan ini, disertai pula bupet-bupet tinggi dan besar yang berisi... hiasan kuno? Ah, lebih tepatnya, hiasan antik. Hiasan tersebut mengisi bupet sehingga keliatan glamour sekaligus klasik.

Lukisan di rumah ini juga terkesan bercorak budaya. Sebagaimana lukisan peperangan hingga pakaian adat Jawa.

Pokoknya, Dizar, Reyes, dan Jelita saat ini seperti sedang memasuki museum budaya yang sangat antik.

Tadi, saat beberapa orang berbadan tinggi menegur mereka di depan gerbang, mereka pun dibawa ke sini. Lihat saja, dua orang itu bahkan berdiri di belakang sofa tempat mereka duduk seolah-olah sedang cosplay sebagai CCTV.

Sejak lima menit Dizar, Reyes, dan Jelita menjejakkan kakinya di istana ini, mereka terdiam dengan saling memberikan tatapan bertanya. Masih terengah-engah akan kenyataan bahwa katanya Sandi ada di istana ini.

Dan benar saja, tak lama kemudian, mereka menangkap sosok Sandi yang berada di ujung tangga. Reyes bisa melihat betul Sandi membuka mulutnya lebar-lebar dengan kedua bolamatanya yang terkaget-kaget.

"Woy Sandi!!!!" teriak Dizar yang menyadari itu, lantas berlari mengejar Sandi dan memeluk Sandi dengan brutal.

Sandi yang menerima perlakuan itu kelimpungan, hampir saja jatuh kalau dia tidak memegang pegangan tangga tersebut. Reyes dan Jelita pun mau tidak mau menghampiri Dizar dan Sandi yang sedang melakukan aksi dramatisnya itu.

"Woy, lepasin! Engap gue!" bisik Sandi, protes dengan sikap Dizar yang membuatnya susah napas. Tetapi, Reyes dapat mengetahui ada yang tidak beres dengan sikap Sandi itu.

Mengapa Sandi malah berbicara berbisik-bisik? Memangnya ada apa?

Sandi yang akhirnya sadar situasi pun bukan kepalang kaget saat melihat Jelita ada di hadapannya. Jelita pun tersenyum canggung pada Sandi, sementara cowok itu melempar tatapan tanya.

"Lo semua kok bisa ke sini?" desis Sandi lagi. Berbisik.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Reyes, sadar kalau Sandi seolah-olah sedang menyembunyikan sesuatu.

Sandi pun menarik napas dan memejamkan matanya sejenak. Cowok itu lantas menoleh pada ruang tamu yang terdapat.... beberapa pengawal? Ah, maksudnya orang berbadan tinggi yang sudah menontonnya seolah-olah pertemuan Sandi dan sahabatnya ini adalah sebuah sinetron.

"Ikut gue. Kita gak bisa ngomong di sini," ucap Sandi, melempar senyum canggung pada deretan orang berbadan tinggi itu. "Saya izin keluar ya, Pak," katanya, tanpa sadar menarik tangan Jelita untuk pergi dari sana.


🐙👑⚽


Satu hal yang membuat Dizar jengkel beberapa menit yang lalu.

Sandi benar-benar terlihat tidak senang bertemu mereka! Padahal, Dizar sudah sangat merasa bersalah pada Sandi karena sudah bersikap kekanak-kanakan kemarin. Lantas, Dizar pun sama seperti Reyes, yang menyadari Sandi bersikap cukup aneh.

Sweet Trinity ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang