Mata pelajaran di sekolah yang paling Dizar benci adalah olahraga. Serius. Memangnya kenapa sih kementerian pendidikan memasukkan mata pelajaran tersebut di kurikulum pendidikan? Bukan apa-apa, berolahraga memang baik tapi kalah baik sama teknologi.
Alih-alih bikin mata pelajaran olahraga sampai 4 jam lamanya, kenapa lab komputer gak dipakai lebih totalitas saja? Daripada pelajaran TIK yang cuma ada 1 jam dan cuma mempelajari software seribu umat aliasMicrosoft.
Hm, coba aja kalau Dizar yang jadi Menteri Pendidikan, ia yakin para siswa di Indonesia bakal lebih bahagia dan jauh dari kata stres.
Well, meski begitu itu cuma sebagian besar dari keluhan Dizar terhadap sistem pendidikan di negeri tercintanya ini. Tetap saja, keluhannya itu tidak berdampak apa-apa bagi sang tanah air.
Melainkan melahirkan dampak besar bagi Dizar sendiri. Sekarang, cowok bertompel buatan itu sedang bercermin di cermin kamar mandi laki-laki dan memilih untuk bolos dari jam pelajaran terkutuk itu.
Dizar mendongakkan wajah dan melepas tompel buatannya, melepas kacamata besarnya, dan mengacak-acak rambutnya menjadi normal.
Cowok itu menarik napas dan menghembuskannya secara perlahan. Berpikir sesuatu sambil mencermati penampilannya di depan cermin. "Bener kata Reyes. Dengan penampilan gini gue bisa berubah jadi selebgram dalam semalam."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lalu, ia beralih memutar keran wastafel dan mencuci wajahnya dengan brutal. Kembali ke cermin, Dizar bergumam lagi, "Ah, kalo gitu hidup gue bakal ribet dong? Dikejar-kejar degem yang alay. Belum lagi kalo tiba-tiba gue ketangkap cyber police, setanah air bisa tau."
"Terus nanti banyak artikel muncul 'Selebgram ganteng Aldizar Sharga tertangkap polisi, ini 5 faktanya' pake clickbait'ternyata selain ganteng, Aldizar Sharga juga jago IT, lho!'" Bergumam tanpa arah, Dizar meledakkan tawa usai bergumam tak jelas. Benar, apa yang ia pikirkan sekarang.
Sebenarnya, hidup paling mudah di zaman teknologi seperti ini ya paling tidak menjadi selebgram. Meski kerjaannya cuma endorse atau jalan-jalan alias bikin vlog, uang bisa ngalir dengan cepat.
Bukankah semua orang ingin punya hal itu?
Wajah tampan, uang, dan menjadi terkenal.
Oh, shit. Seorang Aldizar Sharga bisa melakukan itu semua dengan mudah.
Sayangnya, masa lalu memberi Dizar pelajaran yang cukup membuatnya takut. Ia takut menjadi terkenal. Ia takut dikenal banyak orang.
Itulah alasan mengapa Dizar tidak mau memperlihatkan wajahnya yang cukup menjual itu kepada orang lain. Sebab, itu bisa menjadi boomerang bagi dirinya sendiri, 'kan?
