28. their cute side

155 36 10
                                    

Halo, aku comeback.

Maaf ya, aku late update banget.

Selama ini aku urus masuk PTN dan alhamdulillah aku keterima di SBMPTN.

Aku juga udah urus berkas UKT, jadi, ada kemungkinan aku gak bakal late update, deh!

Yuk, ah, siapa yang udah kangen si Sweet Trinity ini? 

Happy reading, ya!

👑🐙⚽


Mungkin, orang-orang mengira mereka yang berusia 18 tahun adalah manusia yang sudah harus dewasa. Pantas memberi contoh kepada adik-adiknya, berhak menentukan masa depan, hingga mengatasi masalah mereka sendiri.

Namun, seorang anonim pernah mengatakan, "Manusia pada dasarnya akan selalu jadi anak-anak, mereka akan selalu membutuhkan jawaban sendiri atas setiap derita yang ditanggungnya."

Inilah.

Inilah mengapa kita tidak boleh sembarang mengatakan, "Mengapa dia sangat kekanak-kanakan?" Jika hal itu berkaitan tentang deritanya perjalanan hidup.

Sebab, memang hidup adalah tentang penderitaan. Sebuah tangisan tidak pantas menjadi ejekan hanya karena hal itu dianggap lemah.

Ah, rasanya cukup berlebihan jika hanya untuk menggambarkan dua remaja lelaki yang sedang menatap hamparan gedung tinggi ini dengan pikiran yang kosong.

Ya, dua remaja lelaki itu masih berusia 18 tahun ketika segala permasalahan muncul bertubi-tubi ke dalam hidupnya.

Kini, mereka yang biasanya saling tertawa, bercanda, bahkan memaki terdiam cukup lama. Enggan berbicara. Enggan mengungkapkan isi hati mereka.

Berkali-kali mereka menghela napas, tetapi yang ada di otaknya hanyalah segumpalan awan kosong.

Sekarang, keduanya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa begitu hal ini terjadi pada sahabatnya.

Ya. Sandi benar-benar dibawa oleh Ayahnya, Om Darwin.

Reyes dan Dizar yang sebenarnya sedang selek itu pun berakhir berduaan di atas atap ini. Mereka saling menantikan, barangkali salah satu darinya ingin membuka mulut. Memutus keheningan yang sudah selama lima menit ini menyergap situasi.

Namun, tidak ada satu kata pun yang terukir di hati mereka. Saat ini, Reyes dan Dizar sama-sama memusatkan satu pikiran; Apa yang harus mereka lakukan terhadap Sandi?

Hah...

Reyes dan Dizar sama-sama menghela napas (lagi). Karena berbuat secara berbarengan, Reyes dan Dizar pun saling menatap.

Namun, rasa gundah dalam hati keduanya tampak belum sirna. Begitu mata mereka saling menatap, keduanya lantas memutus dengan segera. Mereka berdeham dan mencoba menetralkan ekspresi dengan mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Ah, sial!"

Reyes tiba-tiba menghardik.

Dizar menoleh tentunya, kedua matanya membulat kaget saat Reyes berucap seperti itu.

Reyes akhirnya sadar, dia pun membalas tatapan Dizar dengan tatapan yang bingung. Tak lama kemudian, Reyes menyengir canggung. "Bukan lo,"

Tanpa bersuara, Dizar membentuk bibir "O" sambil mengangguk-angguk.

"Sebentar." Reyes lagi-lagi bersuara.

Cowok itu berdeham, angin malam ini membelai rambut cowok itu ke belakang, sialnya... Reyes jadi terlihat tampan (bisik Dizar dalam hati).

Sweet Trinity ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang