Masa lalu telah membutakanmu. Jangan melupakannya, tapi relakan.
..
.
.
.
"JUNGKOOK-AH, JANGAN LAKUKAN HAL YANG BODOH!" Jin berteriak panik.
"Kookie.....jangan...kumohon..." pinta Taehyung.
Jungkook tak memedulikan semua yang diucapkan oleh hyung-hyung lainnya. Di otaknya sekarang hanya ada Jimin, Jimin, dan Jimin.
"Pasien Jungkook, dimohon untuk turun dengan perlahan. Bantuan sudah menunggu." kata seorang petugas keamanan di bawah.
Tanpa sepengatuhan mereka semua, Hoseok memanggil polisi saat melihat Jimin datang. Dia sudah mempunyai feeling yang tidak bagus soal ini.
Jungkook melihat ke bawah. Sudah ada banyak petugas polisi dan pemadam kebakaran di sana. Orang-orang di bawah sana hanya bisa menjerit ngeri melihat aksi Jungkook.
"Nak, jangan lakukan ini!"
"Iya nak, kau masih punya umur yang panjang! Jangan bodoh seperti ini!"
"Jangan lakukan nak..."
Jimin mendecih pelan. Semua omongan orang-orang di bawah baginya hanya perhatian palsu, seperti yang Jungkook berikan padanya dulu.
"Ya, Park Jungkook. Hyung lelah berdiri terus." ancam Jimin tiba-tiba
Jungkook menoleh ke arah Jimin. Keyakinannya semakin menurun. Omongan-omongan orang tadi mempengaruhinya.
"Hyung...sepertinya aku tak bisa..." lirih Jungkook.
"Ck. Kau benar-benar sayang padaku kan?" tanya Jimin dengan intonasi tinggi.
"N...nae..tapi aku juga..sayang diriku sendiri.."
Jimin mengela nafas berat. Jungkook turun dari jendela yang tadi ia naiki. Helaan nafas lega dari banyak orang terdengar. Jungkook melihat ke belakang. Terlihat Chaeyoung yang sudah bersimpuh di lantai dengan keadaan kedua mukanya ditutup oleh tangannya, sepertinya ia menangis. Taehyung juga menangis, antara bahagia, atau sedih. Lain halnya dengan Jin. Kobaran api kemarahan dapat ia lihat dengan jelas di matanya.
Jungkook kembali melirik ke arah Jimin, dia melipat kedua tangannya di atas dada sambil melihat ke luar jendela.
"Hyung, aku tahu kau sangat benci padaku. Tapi aku janji akan membuat hyung memaafkanku, walau bukan dengan cara bunuh diri..."
Jimin memutar kepalanya 90°, kedua matanya bertemu dengan mata Jungkook. Ia mendecih pelan. "Bullshit."
Jimin berjalan pergi meninggalkan semua kekacauan yang telah ia buat. Jungkook masih diam di tempat awalnya. Perlahan air mata mulai jatuh dari kedua pelupuk matanya. Tak bisa ia pungkiri, bahwa sebenarnya tersirat rasa menyesal karena telah melawan perintah kakaknya. Tapi ia sadar, eomma dan appa nya pasti tidak akan suka dengan ini.
Kedua tangan Jungkook ia kepal kuat. Sedari tadi ia hanya menatap sepatunya sambil melihat air matanya yang begitu deras jatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good bye, Hyung [Jikook]
FanfictionAwalnya keluarga Park bahagia, mereka adalah keluarga kecil yang bahagia. Sampai akhirnya hari itu datang, ketika ayah dan ibu mereka meninggal, Jimin mulai membenci Jungkook. Apa yang terjadi antara mereka? . . . "Hyung, bisakah kau berhenti benci...