Buku Tua {Chapter 4}

968 72 6
                                    

Jungkook membuka matanya perlahan, hal pertama yang dia lihat adalah lampu putih terang benderang. Jungkook bangun, dia berusaha mengingat kembali apa yang terjadi padanya. "Ah, dasar penyakit sialan!!!" Jungkook memegangi dadanya, air mata mulai mengalir deras dari matanya. Dia sendiri bahkan tak tahu alasan mengapa ia menangis. Hanya saja, persaannya saat ini sangat berantakan.

Jungkook melihat sekeliling tempat dia berada, dia mengernyitkan dahinya. "Hyung, kenapa kau tidur di rumahku?" Jungkook baru saja menyadari sedaritadi Taehyung sedang tertidur pulas di samping ranjangnya.

Taehyung yang merasa terganggu akhirnya membuka matanya perlahan. "Ya! Jungkook gwenchana?? Apa dadamu masih sakit? Atau kau merasa pusing? Cepat jelaskan!!" Taehyung memeriksa tubuh Jungkook dengan khawatir.

Jungkook memegang kedua tangan Taehyung, lalu tersenyum manis. "Aku tak apa-apa. Tapi hyung kenapa ada di rumahku?" Jungkook mengulang lagi pertanyaannya yang belum dijawab dengan muka polosnya.

"YA!!!! Kau buta atau apa sih?? Sudah jelas ini di rumah sakit, badrol!!" Taehyung yang tadi merasa senang hanya dalam sedetik mood nya kembali buruk. Jungkook yang mendengarnya langsung kembali memeriksa keadaan di sekitarnya. Dia menutup wajahnya malu dengan hal konyol yang dia lakukan.

"Mian, hyung. Bau rumah sakit sangat mirip bau rumahku, jadi kupikir ini rumahku." Jungkook menunduk malu, Taehyung mengacak-acak pundak Jungkook gemas. Lalu dia mengernyitkan dahinya, baru saja menyadari hal janggal yang dikatakan Jungkook.

"Rumahmu baunya seperti antiseptik?" Taehyung bertanya sambil duduk di ranjang Jungkook. Jungkook lalu mengangguk. "Aaku benar-benar benci bau itu. Selalu mengingatkanku akan Eomma." Jungkook memanyunkan bibirnya beberapa senti. Taehyung tersenyum lebar karena Jungkook seperti sudah bahagia kembali.

"Kau mau menginap di rumahku? Takut kau kenapa-napa nanti." Jungkook terdiam sebentar, dia akhirnya mengingat alasan dia pingsan. Nama itu, nama yang sangat indah baginya. "Hyung, boleh aku bertanya sesuatu?" Taehyung mengagguk kecil. "Silahkan. Nanya apaan?" Jungkook memainkan jarinya sendiri, sedikit ragu dengan apa yang akan dia katakan. "Tapi hyung harus bejanji akan menjawabnya." Taehyung membuang nafasnya. "Iya tapi apa dulu pertanyaanmu?"

"Hyung pernah bertemu Jimin hyung kan?"

Pertanyaan itu seolah menusuk dada Taehyung. Dia bingung harus menjawab apa. Di satu sisi Taehyung ingin memberitahu Jungkook kebenaran bahwa Jimin sejak lama sudah pulang dari Busan, tapi di sis lain Taehyung tak tega karena ia tahu pasti Jungkook akan langsung ngotot untuk menemui Jimin, dan hal itu hanya akan membuatnya semakin menderita. Taehyung menimbang-nimbang jawabannya.

"Oh soal Park Jimin itu...emm....aniyo."

"Jangan berbohong Hyung, aku sangat kenal sifatmu. Dan aku tahu sekarang kau sedang berbohong."

Taehyung tidak tahu harus berbuat apa lagi, dia sudah tidak bisa lagi berbohong.

"Jungkook-ah! Kau sudah bangun!! Oh terima kasih Tuhan."

Tepat saat Taehyung ingin mengeluarkan alasan lain, Jin datang berlari ke arah Jungkook dan memeluknya. Setelah Taehyung bercerita soal masa lalu Jimin dan Jungkook, Jin memutuskan untuk pergi ke mini market untuk membeli beberapa camilan dan makanan. Dia takut saat Jungkook sadar dia merasa lapar. Jin baru saja mau mengetuk pintu kamar Jungkook, tapi saat dia mendengar suara lain selain suara Taehyung, tanpa ragu dia langsung menerobos masuk ke kamar Jungkook.

"Ya dasar dongsaeng sialan! Beraninya kau membuatku khawatir. Awas saja jika membuatku khawatir lagi, aku akan benar-benar mengurungmu di ruangngan tanpa internet selama 24 jam! Araso?!" JIn mengomel sambil mencubiti pipi Jungkook. "Hyung, appo..." Jin melepaskan cubitannya dari pipi Jungkook. Dia lantas tersenyum senang. "Jungkook-ah, kau tinggal saja bersamaku." Jungkook terdiam beberapa detik sebelum akhirnya dia menjawab tawaran Jin. "Nae, tapi Hyung harus menjawab 1 pertanyaanku. Jika hyung berbohong, aku tak akan pernah mau bertemu lagi denganmu." Jin lalu mengiyakan.

Good bye, Hyung [Jikook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang