28. Permulaan

347 41 0
                                    

Sebelum mula, mau nanya donggg.
Kata kalian karakter Jungkook tuh gmn???
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yoona tidak bisa tenang. Hatinya penuh dengan rasa bersalah. Pikirannnya kacau. Badannya bergetar.

Sudah berkali-kali perawat disana memintanya untuk tenang. Tapi tidak ada yang bisa menenangkan hati seorang ibu yang cemas akan anaknya.

"AHJUMA!!!!"

Jin berlari dengan tergesa menunu Yoona. Wajanya cemas bukan main. Taehyung berada tepat dibelakangnya sudah berlinang air mata.

"Ahjumma...Jungkook....."

Yoona menoleh, tangisannya sudah tidak dapat dibendung lagi. Yoona memeluk Jin erat. Tangisannya pecah di sana. Jin hanya diam, membiarkan wanita malang itu menangis di pelukannya.

"Aku bodoh Jin...aku membiarkan anakku diasuh oleh wanita itu...aku hampir membunuhnya...aku hampir membunuh darah dagingku sendiri..."

Jin hanya diam, tidak membalas pelukannya ataupun berusaha melepasnya. Dia hanya diam, mendengarkan semua keluh kesah wanita itu.

"HYEONG! JUNGKOOK MANA?!" 

Taehyung terpogih-pogoh berlari menuju Jin dengan berbagai macam tas di tangannya. Jin menatapnya aneh. 

"Kau mau pindahan atau apa sih? Banyak banget tas nya."

Yoona melepas pelukannya, dia juga sama seperti Jin melihat aneh ke arah Taehyung. Taehyung melihat barang bawaannya. Sekitar ada 5 kantong kertas besar yang ia bawa. Taehyung meletakkan semua tasnya ke lantai dan memijat-mijat tangannya.

"Ini? Ini hanya beberapa bajuku dan Jungkook. Karena aku akan menginapp di sini." Taehyung kembali mengusap tangannya yang sakit karena menahan begitu banyak tas.

Jin melongo, tak dapat berkata-kata atas perkataan Taehyung barusan. Yoona hanya tertawa kecil melihat tingkah laku Taehyung yang begitu polos namun aneh.

"Kau gila Tae...kau gila." Jin menggelengkan kepalanya.

Dokter yang merawat Jungkook keluar dari ruang UGD. Dengan cepat Yoona dan Jin menhampiri dokter itu dengan perasaan cemas. 

"Ada keluarga dari adik Jungkook?"

"Saya ibunya dok. Dia tidak apa-apa kan?" Yoona menjawab begitu sigap.

Dokter itu tersenyum. "Lukanya cukup parah, namun tidak ada luka dalam. Hanya lebam dan juga memar di beberapa tempat. Yang kita harus khawatirkan adalah kankernya. Sepertinya karena syok dia jadi kesulitan bernafas. Karena itu dia harus menginap setidaknya 2 hari di sini sampai kondisinya membaik. Ibu juga mohon pantau anaknya, jangan buat dia terlalu lelah. Sebaiknya dia pending kuliah sampai dia sembuh."

Yoona bernafas lega. Setidaknya tidak ada luka yang cukup parah. Jin juga sama menghela nafas lega mendengar pernyataan dokter tadi.

"Apa Jungkook sudah bisa dijenguk?" tanya Jin.

Dokter itu mengangguk. "Dia akan sadar sebentar lagi sepertinya."

Jin mengangguk paham. Dokter itu permisi dan pergi meninggalkan Yoona dan Jin. Jin melihat Yoona yang hanya menatap kosong pintu UGD. 

"Imo(tante), kau tidak masuk?" tanya Jin.

Yoona menggeleng pelan, dia terseyum miris. "Aku tidak kuat melihatnya Jin. Tolong kau jaga dia untukku."

Jin menepuk bahu Yoona, yan tentu saja membuat Yoona sedikit kaget.

"Kalau imo benar-benar menyesal, temani dia. Bayar semua waktu yang tidak sempat Imo lewati dengan Jungkook sekarang. Sebelum terlambat."

Yoona hanya diam, terpaku mendengar perkataan Jin barusan. Apa yang Jin katakan tadi sebenarnya ada benarnya. Jikalau dia menyesal, seharusnya dia menemani Jungkook hingga akhir. Tapi ada sedikit rasa ragu di hatinya, Pikirannya langsung tertuju kepada suaminya dan anaknya yang ke 2, Jeon Jung Hyun. Dia tahu mereka pasti sedang mengkhawatirkannya. Tadi dia langsung pergi terburu-buru tepat setelah menerima panggilan dari Ji Won.

"Aku tahu Imo khawatir, tapi sekarang waktu yang tepat. Temani dia, selama ini yang ia butuhkan hanya eommanya." Jin kembali meyakinkan.

Yoona tersenyum manis kepada Jin. Dia menggenggam tangan Jin erat. "Terima kasih kau sudah mau merawatnya, menggantikanku. Terima kasih."

Jin mengangguk. 

Taehyung tiba-tiba saja berlari ke arah Jin dan memegang kedua bahu pria berbahu lebar itu. Wajah Taehyung terlihat khawatir.

"Kenapa Tae?"

"JUNGKOOK KENAPA? DIA TAK APA?? Atau....DIA MATI?! JUNGKOOK-AH....HUA...JUNGKOOKIE...."

Jin seketika menabok pipi Taehyung. "Jaga ucapanmu bodoh! Dia tidak mati, kau tidak dengar kata dokter?"

Taehyung mengusap pelan pipinya yang memanas setelah ditampar Jin. Matanya kembali membulat lebar ketika mendengar kata 'dokter'. Taehyung memegang kedua pipi Jin kuat, matanya lagi-lagi terlihat kaget.

"SEJAK KAPAN DOKTER ITU KELUAR??? APA DIA BILANG JUNGKOOK KOMA???!!"

Kali ini Jin sudah kehilngan kesabarannya. Jin menjitak kepala Taehyung berkali-kali. Dia menggosok cepat kepala Taehyung menggunakan jarinya.

"HYEONG APO!!!!"

"KAU SENDIRI YANG MEMULAI BEGO!!"

Yoona yang tadinya sedih seketia tertawa kecil melihat tingkah adik kakak ini. Di dalam hatinya dia bersyukur, anaknya bertemu dengan teman-teman yang tulus menyayanginya sepenuh hati. Menggantikan posisinya.

Sungguh, Yoona benar-benar bersyukur.

Tapi, ini semua baru permulaan.

***

"Kalian kenapa sih? Gak becus banget kerjanya! KURANG UANGNYA?!"

"Ampun bos..."

"Lain kali lakukan dengan benar. Kalau sampai kali ini Jungkoo tidak mati, kalian tahu kan apa gantinya?"

2 anak buahnya itu mengangguk ketakutan melihat pisau yang dipegang majikannya itu. Majikannya tersenyum kecil.

"Untung Ji Won mudah dipengaruhi...next time, aku tidak akan melepaskannya."

Pria itu menusuk pisaunya ke meja. "Jungkook, kau siap?"

.

.

.

.

SEKIAN DAN TRIMS.
SAMPAI JUMPA BSK!!!!

Good bye, Hyung [Jikook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang