Dokter Jung melepas stetoskopnya dari telinganya. Dia tersenyum. "Keadaanmu sudah stabil, kau boleh pulang setelah infusnya habis."
Jungkook membulatkan matanya. Sebuah senyuman muncul di wajahnya. "Gomawo, hyung."
"Hoseok hyung kalau boleh," Hoseok berusaha bergurau, yang malah direspon dengan tatapan jijik dari Jungkook.
"Kira² kapan infusnya habis?" Kali ini Jimin yang bertanya.
"Tak lama, sekitaran 1 jam mungkin."
Jimin membalasnya dengan anggukan kecil.
"Tapi kau harus kembali dalam 1 minggu untuk check-up, dan juga untuk melepas tali jahitmu."
Jungkook meraba pelipisnya yang ditutupi oleh rambut. Karena pukulan keras dari balok kayu, kepanya menjadi sedikit robek.
"Kalau begitu saya permisi. Jungkook-ah, fighting!" Hoseok mengepalkan tangannya dan tersenyum pada Jungkook. Jungkook hanya mengangguk.
"Masih sakit lukanya?" tanya Jimin yang mulai mengecek luka² yang ada pada tubuh Jungkook.
"Sedikit."
"Kau mau aku belikan apa? Sekalian nunggu, mayan kan tuh 1 jam."
"Ramyeon."
Jimin mengangkat kedua alisnya. "Ramyeon?"
Jungkook menjawab dengan anggukan singkat. "Aku mau ramyeom dengan telur dan keju," pinta Jungkook dengan wajah sok polosnya.
"Nanti saja kalau gitu, ribet bikinnya." Jimin dudul kembali di sofa sambil memainkan handphone-nya.
"Tapi aku mau sekarang," Jungkook memajukan bibirnya beberapa senti. Matanya sengaja ia besarkan, agar terlihat memelas.
Jimin bergidik jijik melihat tingkah laku Jungkook. Sejak kecil selalu begitu, tak pernah berubah.
"Nanti saja, Kook. Hyung buatkan di apartemenku, lebih banyak bahannya." Jawab Jimin enteng.
Jungkook menghela nafasnya. Dia kecewa. Dia benar² ingin ramen sekarang. Baru saja dia melihat iklan ramen di televisi, keliatannya enak. Ramen pedas dengan atasan keju mozarella, ditambah dengan sosis dan udang, bagaimana tidak tergiur?
Sebuah notifikasi mengganggu Jimin yang sedang bermain game. Dia mendecak kesal. Baru saja dia ingin menghapus pesan tersebut, mulutnya menganga. Jimin menepuk jidatnya.
"Bego lu, Jim!"
Jimin segera membereskan beberapa barangnya ke dalam tas. Jungkook yang sedang asyik nonton TV menjadi terganggu. "Kenapa hyung?"
"Aku harus pergi, Kook. Aku lupa kalau hari ini aku harus mengajar. Hyung pergi, ya?"
"Tapi hy-"
Jimin sudah lebih dulu keluar dari ruangan dengan terburu-buru. Jungkook hanya menghela nafasnya. Dia kembali mengambil susu pisanya yang tadi ia letakkan di atas nakas dan melanjutkan acara menontonnya.
Jimin kesulitan membawa tasnya. Padahal dia hanya membawa 1 tas sedang, barangnya pun tak begitu banyak. Dia masih sibuk memasukkan buku² nya ke dalam tas. Hingga ia tidak sadar dengan orang di depannya.
Brukk
Buku² Jimin berserakan di lantai. Jimin segera menunduk dan membereskan buku²nya. Setelah selesai membereskan dia kembali berdiri. "Maaf tadi say-".
Tunggu, kemana tadi pria yang ia tabrak? Jimin mengedarkan pandangannya kesekelilingnya. Tapi dia tidak menemukannya.
Jimin mengangkat kedua bahunya. Dia kembali berjalan tergesa-gesa menuju parkiran rumah sakit. Kalau sampai² dia telat, karirnya terancam.
***
"Jimin sudah pergi. Aku harus apa sekarang, bos?""Awasi saja anak itu. Kalau² Dae Bong sudah sampai kau segera sembunyi. Aku hanya perlu informasi soal anak itu. Kalau ada hal yang mencurigakan segera hubungi aku."
"Baik, bos."
Pria itu menutup telfonnya. Dia memakai maskernya dan sarung tangannya. Setelahnya dia mulai mendorong troli berisikan makan siang Jungkook. Perlahan ia masuk ke dalam kamar Jungkook.
"Permisi.."
Jungkook mengalihkan pandangannya kepada perawat yang baru saja masuk. Kedua alisnya berkerut. "Di mana Hae Soo noona?" tanya Jungkook ketika melihat perawat yang baru masuk. Hae Soo adalah perawat yang sudah cukup dekat dengannya, Setiap kali waktunya untuk makan siang, pasti Hae Soo yang akan mengantarnya.
"Ah, Hae Soo sedang ada pekerjaan lain jadi aku yang menggantikannya." uajr perawat itu.
Jungkook hanya mengangguk paham. Perawat itu menaruh makan siang Jungkook di meja. Mata Jungkook seketika berbinar. Mungkin karena ini hari terakhir Jungkook jadi makanan yang dihidangkan enak.
"Selamat menikmati."
Perawat itu keluar dari kamar Jungkook. Dengan lahap ia memakan ramyeon yang sudah ada di depannya. "Dokternya tumben baik."
Perawat itu menutup kembali pintu kamar Jungkook. Dia mengetik pesan kepada bos nya dan setelah itu pergi ke kamar lain untuk memberikan makan siangnya.
.
.
.
.
.
Aeyy udh up nih!!!
Semoga kalian suka ya sama part kali ini. Jujur agak bingung pas nulis ini😅
Tapi semoga hasilnya gk bikin kalian kecewa!See ya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Good bye, Hyung [Jikook]
FanfictionAwalnya keluarga Park bahagia, mereka adalah keluarga kecil yang bahagia. Sampai akhirnya hari itu datang, ketika ayah dan ibu mereka meninggal, Jimin mulai membenci Jungkook. Apa yang terjadi antara mereka? . . . "Hyung, bisakah kau berhenti benci...