Lama tak Berjumpa, ahjumma {Chapter 10}

489 61 3
                                    

Jimin segera memasukan beberapa barangnya ke dalam tasnya, dia memakai sepatunya dan keluar dari apartemennya. Dia menggunakan lift untuk turun ke bawah, tapi saat lift terbuka, Jimin terkejut dengan kehadiran Hana di sana.

"Halo oppa" sapa gadis itu ramah.

Jimin tersenyum. "Halo Hana. Kau juga tinggal di sini?" tanya Jimin.

Jimin masuk ke dalam lift dan menekan tombol B1 di dalamnya. Hana terus memandangi wajah tampan dari guru menarinya itu, dilihat dari sisi manapun, Jimin selalu terlihat tampan di mata Hana.

"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Jimin saat menyadari Hana tak henti melihat kearahnya.

Hana cepat-cepat memalingkan wajahnya karena malu. Jimin tertawa kecil melihat tingkah laku Hana.

"Aniya, oppa mau kemana?" kata Hana berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Bertemu seseorang. Kau belum menjawab pertanyaanku sebelumnya, kau tinggal di sini?"

"Aku...emm..iya.." jawab Hana gelagapan.

"Oh ya? Aku baru pertama kali melihatmu. Kau baru pindah?"

"Iya...aku baru pindah..."

"Oh, pantes. Kamar nomer berapa?"

"Emm nomer...821.."

"Eoh? Kamar itu? Bukannya ada orang ya? Atau sudah pindah?"

Sialan! Kenapa aku bego banget sih!, batin Hana.

Hana diam sebentar. Tidak mungkin kan dia bilang kalau pemilik kamar itu sekarang kosong? Bagaimana kalau Jimin pergi mengunjungi kamar itu dan menemukan orang lain dan bukan Hana? Bisa-bisa Jimin akan sangat membencinya kalau begitu karena berbohong.

"Ah, aku sudah sampai. Aku duluan ya, Hana." ucap Jimin saat lift berhenti di lantai B1.

"Iya oppa...sampai bertemu hari Sabtu..!"

"Iya".

Jimin keluar dari lift dan masuk ke dalam mobilnya. Hana cepat-cepat menutup pintu lift dan menekan asal tombol pada lift.

"Huft, untung aja gak ketahuan".

***

Jimin duduk di kursi yang dekat dengan jendela. Dia sudah memiliki janji untuk bertemu "wanita" ini. Jujur, Jimin sendiri agak takut untuk bertemu langsung dengannya. Wanita yang pernah membuatnya trauma.

"Ini pesanannya" ucap seorang pelayan sambil menaruh gelas berisikan pesanan Jimin.

"Terima kasih".

"Oh, kau sudah memesan minuman ku juga?"

Jimin tersedak minumannya, seketika bulu kuduknya berdiri. Jimin memaksakan mulutnya agar tersenyum, walau pada kenyataannya dia takut setengah mati. Kenangan buruknya soal masa lalu seolah terekam ulang di kepalanya.

"Sudah lama menunggu?" tanya wanita itu.

Jimin menggeleng pelan. Jimin daritadi berusaha keras untuk tidak terlihat gugup.

Wanita itu memanggil pelayan, dia memesan makanan. Setelah beberapa saat, pelayan datang sambil membawa salad milik wanita itu.

"Jadi, kapan aku bisa bertemu Jungkook?" tanya wanita itu sambil memakan saladnya.

"Jadi, kapan aku bisa bertemu Jungkook?" tanya wanita itu sambil memakan saladnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Good bye, Hyung [Jikook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang