Jungkook dapat merasakan badannya diguncang oleh seseorang. Perlahan-lahan matanya mulai terbuka. Sayup-sayup ia mendengar seseorang tengah menyuruhnya untuk bangun. Suaranya begitu pelan, sehingga Jungkook tidak tahu siapa orang ini.
Jungkook akhirnya tersadar. Matanya terbelalak tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Orang yang tengah membangunkannya kali ini, adalah orang yang selalu ia harapkan, namun tidak pernah ia kira akan benar-benar datang.
"Hyung..."
"Yak! Akhirnya kau sadar juga. Cepatlah, kita harus keluar dari sini."
Jimin mulai membopoh badan Jungkook. Tapi Jungkook menolaknya. Dia kembali duduk di kursinya semula. Alis Jimin terangkat satu.
"Apa yang kau lakukan? Cepat sebelum wanita gila itu kembali!" pekik Jimin, namun suaranya masih pelan.
Jungkook menggeleng. "Aku harus di sini hyung. Aku harus."
Jimin mendecak kesal. Dia akhirnya kembali ke tempat Jungkook dan menjitak kepala pemuda itu dengan kesal.
"Apa kau mau mati?"
Jungkook tersenyum kecut. "Mungkin kalau aku keluar pun, aku tidak akan selamat."
Jimin seketika terdiam. "Apa maksudmu? Ayolah cepat! Aku sudah jauh² mengikutimu bukan untuk melihatmu mati bodoh!"
Ucapan Jimin tadi sukses membuat Jungkook kaget seketika. "Hyung mengikutiku?"
"Jangan salah paham, Chaeyoung yang menyuruhku."
Seketika hening mulai menyelimuti mereka. Jungkook melihat sekelilingnya. Masih gelap dan sepi. Dia bernagan-angan, kemana wanita itu pergi?
"Jungkook-ya."
Jungkook menoleh secara reflek ketika mendengar namanya disebut. Entah mengapa dia tersenyum. Dia senang melihat wajah khawatir hyung nya itu. Wajah yang sudah lama ia tidak lihat.
"Wae hyung?"
"Aku...."
Jimin menjeda kalimatnya. Dia tiba² saja pergi meninggalkan Jungkook, bersembunyi di balik reruntuhan bangunan itu.
Jungkook melihat ke depannya. Dia dapat mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya.
"Dasar jalang..."
Ji Won muncul KEMBALI di hadapannya. Wajahnya dihiasi dengan senyuman penuh dengan kemenangan.
"Ternyata kembaranku tidak salah mengajakmu bertemu... aku harus berterima kasih padanya nanti..."
Jungkook tidak peduli dengan ucapan Ji Won. Tangannya kini telah bebas. Kakinya masih terikat, hanya tidak sekuat tadi. Dia bisa melepaskannya hanya dengan berdiri. Sekarang yang ia butuhkan hanyalah menunggu waktu yang tepat hingga ia bisa menyergap wanita gila itu.
"Jungkook-ah...ibumu sudah di luar kau tahu? Taktikku berhasil."
Jiwon mendekat. Kali ini dia tidak membawa pisaunya. Tapi entah mengapa perasaan Jungkook tidak enak.
"Tapi...dia tidak akan mau kembali jika..."
Jiwon menjeda kalimatnya. Dia mengambil sebongkah kayu di dekatnya. Tangannya siap untuk menghantamnya kapan saja.
"...anak tersayangnya ini belum terluka."
BUKK
BUKK
BUKK
BUKK
Jiwon memukuli Jungkook tanpa ampun. Jungkook sama sekali tidak melawan. Dia membiarkan wanita itu menyiksanya semaunya.
Jimin yang sedang bersembunyi sudah siap untuk keluar dan menyerang wanita itu.
Tapi dia melihat Jungkook yang melihat ke arahnya. Dengan wajahnya yang babak belur, pria itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan.
Gerakan Jimin terhenti. Dia kembali ke tempat persembunyiannya tadi. Dia mengerti maksudnya. Jungkook hanya ingin kebenaran. Dia akan menerima segala konsekuensinya, asalkan dia tahu kebenaran dari semua ini.
Walaupun dia harus mati jika ingin mengetahuinya.
Ji Won akhirnya selesai melakukan aksinya. Dia terlihat terengah-engah, namun Jungkook dapat melihat sebuah senyum penuh kemenangan di wajahnya.
"Kalau begini dia akan tahu seberapa serius aku."
Ji Won membuang balok kayunya yang sudah dipenuhi bercak darah Jungkook. Ringisan pelan terdengar dari mulut pria berwajah kelinci itu.
"Kumohon jangan mati dulu."
Jungkook mentapa geram Ji Won. Tangannya benar² ingin menonjoknya sekarang juga.
"YOON JI WON!!!!!!"
Gerakan Jungkook terhenti saat mendengar teriakan seorang wanita. Yoona muncul dengan wajah khawatir. Keringat bercucuran dari pelipisnya.
"Jangan...kumohon..."
Mata Ji Won berbinar-binar melihat kehadiran Yoona. Ji Won berlari ke arah Yoona dan memeluknya erat. Air mata keluar dari mata wanita psikopat itu.
Yoona kaget saat Ji Won memeluknya secara tiba². Dia ingin melepas pelukannya, tapi semakin dia melawan semakin erat pula pelukan Ji Won.
Mata Yoona bergerak menelusuri ruangan ini. Sampai binik matanya melihat putranya yang sudah tak berdaya berlumuran darah dan juga banyak luka lebam.
Reflek Yoona mendorong Ji Won menjauh dan segera menghampiri Jungkook. Yoona memeluk tubuh Jungkook erat. Tangisannya mulai tak terkendali.
Kedua tangan Yoona memegang pipi Jungkook. "Apa yang sudah ia lakukan..."
Jungkook memegang tangan Yoona, lalu ia memberikan senyuman paling tulus yang bisa ia berikan.
"Aku tak apa."
"Yoon Ji Won, apa yang kau lakukan padanya?! KAU BILANG KAU MAU MENJAGANYA UNTUKKU!!"
Yoona sudah tidak bisa menahan emosinya. Wajahnya terlihat memerah. Tatapan lembut yang selalu setia di mata wanita itu sekarang menghilang.
Ji Won tiba² mundur ketika mendengar Yoona berteriak. Ini pertama kalinya Yoona memarahinya. Biasanya Yoona akan selalu sabar, walau semarah apapun dia.
"Kau..lebih...memilih...anak...haram itu...daripada..aku?"
"KATAKAN APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA!"
Ji Won terdiam. Dia kembali menundukkan wajahnya. Yoona mendekati Ji Won. Tangannya memegang bahu Ji Won kuat. Yoona menatap kepala Ji Won
"Katakan Yoon Ji Won.."
Ji Won memegang kedua tangan Yoona. Kepalanya ia naikan, matanya sekarang bertemu dengan mata Yoona.
"Kau berubah."
Ji Won seketika membanting tubuh Yoona kuat ke tanah. Yoona meringis kesakitan memegangi punggungnya yang terbentur keras dengan lantai.
Ji Won kembali mengambil pisaunya. Dia memegang leher Jungkook dan memegangnya tepat di depan leher Jungkook. Beberapa senti lagi saja pisau itu akan mengenai lehernya.
"KARENA ANAK INI, KAU MENINGGALKANKU! KARENA ANAK INI, HYUJIN MENINGGALKANKU!! SEMUANYA HANYA KARENA ANAK HARAM INI! ANAK TAK BERGUNA INI! AKAN KUBUNUH SEKARANG JUGA! AKAN KUBUNUH!"
Mata Ji Won terlihat getir menampilkan amarah yang begitu besar. Yoona kembali kaget melihat apa yang Ji Won lakukan.
"Ji Won-ya! Kumohon jangan!!!"
"Lagipula anak ini tak berguna."
Ji Won mendekatkan pisaunya ke leher Jungkook. Tepat sebelum pisau itu benar² menyentuh lehernya Jungkook sudah lebih dulu mengambil paksa pisau itu dan melemparnya jauh.
Ji Won dengan cepat mencekik kuat leher Jungkook. Jungkook kehabisan nafas. Tenaganya sedari tadi sudah habis. Tqngan Jungkook terus mencoba melepaskan cekikkan Ji Won yang sangat kuat.
"MATI KAU MATI!!!"
SEKIAN DAN TERIMA KASIH! MAAF KALAU ADA TYPO🙏 ATO ADA KATA YANG KALIAN GK NGERTI! MAAFKAN!!!!
SEE YOU!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Good bye, Hyung [Jikook]
FanfictionAwalnya keluarga Park bahagia, mereka adalah keluarga kecil yang bahagia. Sampai akhirnya hari itu datang, ketika ayah dan ibu mereka meninggal, Jimin mulai membenci Jungkook. Apa yang terjadi antara mereka? . . . "Hyung, bisakah kau berhenti benci...