"Jungkook-ah..."
Jungkook sedikit menggerang, dia membuka matanya sedikit, masih berusaha mengumpulkan jiwanya yang masih melayang-layang.
"Dasar kebo! Baru 1 menit kita jalan kamu udah tidur aja. Kasian dong sama hyungmu ini yang menyetir. Gini-gini juga capek kali." Jin mengomel sendiri. Mereka memang sudah sampai di depan rumah. Taehyung pergi ke dalam duluan sambil memindahkan barang-barang Jungkook ke kamarnya.
Jungkook mengucek-ucek matanya. Tangan Jungkook langsung ditarik oleh Jin. "Ya! Jangan kucek matamu, tanganmu kotor. Nanti matamu iritasi." Jin memukul pelan tangan Jungkook.
Jungkook membuka matanya selebar yang dia bisa. "Mianhe eomma."
Jin menjitak kepala Jungkook. Jungkook meringis. "Aaaww! Hyung itu sakit!"
"Itulah perasaanku sekarang anak muda."
Jin pergi meninggalkan Jungkook dan masuk ke dalam rumahnya. Jungkook masih diam di tempat duduknya, dia masih belum sadar betul. Jungkook mengambil tas selendangnya dan keluar mobil. Dia masuk juga mengikuti Jin yang keliatannya masih ngomel sendiri.
Jungkook langsung pergi ke arah ruang tamu dan duduk di sofa. Jungkook menggeledah sofa berusaha mencari remote di sela-sela sofa. Taehyung keluar dari kamarnya, dia menghampiri Jungkook yang baru saja menyalakan TV.
"Jungkook, sebaiknya kau istirahat. Jangan nonton TV."
Jungkook menggeleng. "Aku mau nonton sebentar saja, Hyung. Acara TV favoritku sedang tayang."
Taehyung menghela nafasnya. Dia berjalan ke arah Jungkook yang masih asyik menonton. Taehyung menjewer telinga Jungkook dengan muka masam.
"YA! Kau masuk kamar sekarang juga atau ku seret juga kau?!" Tatapan tajam Taehyung membuat Jungkook menelan lidah.
"A...araso. Aku akan tidur."
Jungkook mematikan TV nya dan pergu ke kamar Taehyung. Taehyung menggelengkan kepalanya, dia masuk ke kamarnya dan menutupnya. Kedua pria berparas tampan itu sudah masuk ke alam mimpinya masing-masing.
***
Jin masih terus membuka buku yang ia temukan di kamar Jungkook. Jin membaca tiap lembar dengan seksama, ada beberapa foto juga yang ditempelkan di buku itu.
15 Februari 2006
Hyung....
Sepertinya ini terlalu sulit untukku
Aku tak bisa... aku tak bisa menahan rasa sakit ini.
Apa kau sehat di sana, Hyung?
Ku harap iya
Aku tahu, pasti sekarang kau jauh lebih menderita ketimbang aku.
Tapi hyung, bolehkah kau berhenti membenciku?
Aku takut.... jikalau waktuku tak banyak lagi
Hyung, perlu kau tahu kalau aku sangat menyayangimu lebih dari aku menyayangi diriku sendiri.4 Mei 2006
Hyung, kau takkan percaya! Dokter bilang aku ada kemungkinan sembuh!!! Aku sangat senang, hyung. Tante bilang, dia akan menanggung semua biaya perawatanku. Tapi aku harus menggantinya saat aku punya uang nanti. Menyebalkan! Oh ya hyung, bagaimana kabarmu? Kudengar dari tante kau berhasil di lomba menari Internasional ya? Selamat hyungdeul~. Sudah kuduga kau memang penari profesional! Kejar terus mimpimu untuk menajadi idol hyung. Aku akan selalu mendukungmu dari jauh. Hari ini teman2ku membullyku lagi hyung. Mereka mengataiku si kurus, si penyakitan, si mayat hidup, dan bahkan anak pungut. Mereka bahkan memululku hyung! Aku sangat sedih... Tapi aku akan berusaha tegar! Semua rintangan ini adalah cobaan dari Tuhan. Atau mungkin balasan dari Tuhan karena telah menyusahkan hyung, eomma, dan appa. Semoga kalian semua tenang di kehidupan kalian semua sekarang... Kookie sayang kalian!
KAMU SEDANG MEMBACA
Good bye, Hyung [Jikook]
FanficAwalnya keluarga Park bahagia, mereka adalah keluarga kecil yang bahagia. Sampai akhirnya hari itu datang, ketika ayah dan ibu mereka meninggal, Jimin mulai membenci Jungkook. Apa yang terjadi antara mereka? . . . "Hyung, bisakah kau berhenti benci...