32. Jungkook

360 43 8
                                    

Jungkook menyimpan bungkus tteoppoki miliknya di atas nakas. Perutnya sungguh kenyang sekarang.

Drrttt

Dia dapat merasakan handphonenya bergetar. Dia mengambil handphone nya dari atas nakas dan melihat notifikasi yang muncul di layar.

Eomma : sayang, eomma pulang dulu ya. Besok eomma akan datang lagi.

Jungkook membulatkan matanya. Hatinya berdegup semakin kencang. Apa maksudnya ini? Kenapa Yoona tidak menemuinya sekarang? Apa hasil tesnya buruk?

"Jungkook-ah, waeyo?" Jimin bertanya saat melihat perubahan ekspresi raut wajah Jungkook.

"Hyung, Imo katanya sudah pulang. Dia baru datang besok lagi. Ini maksudbya apa?"

"Mwo?!" Jimin terlonjak di tempatnya. Dia menghampiri Jungkook dan mengambil handphone Jungkook. Jimin menghela nafasnya saat membaca pesan Yoona.

"Ada apa?" Taehyung yang baru saja dari toilet datang menghampiri mereka.

Jimin tidak berkata apapun, dia hanya menyerahkan handphone Jungkook pada Taehyung. Taehyung menerimanya dan langsung membaca apa yang tertera pada layar handphone.

"Ini kenapa? Apa tesnya...negatif?" Taehyung menyerahkan kembali handphone Jungkook pada pemiliknya.

"Entahlah hyung, bisa jadi..." Jungkook menjawab lirih.

"Ya! Belum tentu, jangan negatif thingking duluan! Bisa jadi Imo kelelahan jadi dia pulang dulu," Jimin berusaha memberi semangat.

"Tapi bisa jadi kebalikannya." Taehyung sekarang yang menanggapi.

Seketika suasana menjadi hening. Pikiran Jungkook semakin kalut. Berbagai kemungkinan muncul di pikirannya.

"Hey, ayolah. Walaupun dia bukan orang tuamu, kau masih punya kita. Atleast kau sudah bertemu eomma-mu kan? Itu yang selalu kau inginkan." Jimin berusaha untuk mengembalikan suasana cerah tadi.

Jungkook tersenyum kecil. "Gomawo, hyung."

Jimin ikut tersenyum. Walau sebenarnya dia khawatir, tapi dia tidak mau Jungkook sedih. Dia hanya ingin dia bahagia. Sama seperti dulu.

***

"Sekretaris Jung, tolong kosongkan jadwalku untuk besok, aku ada urusan penting."

"Apa? Tapi besok Tuan ada meeting penting dengan klien."

"Selamat siang."

"Pa-"

Dae Bong memutuskan hubungan telfonnya. Dia meletakkan handphonenya di atas nakas. Dae Bong membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah amplop.

Dae Bong membuka amplop itu dan mengeluarkan semua isi dari amplop itu. Puluhan foto jadul bertebaran di meja kerjanya. Satu persatu Dae Bong perhatikan foto itu. Sampai manik matanya menangkap 1 buah foto.

Tanpa ia sadari, kedua ujung bibirnya terangkat.

"Kau masih sama saja, masih menggemaskan seperti dulu."

Ya, itu adalah foto Jungkook saat ia masih bayi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, itu adalah foto Jungkook saat ia masih bayi. Dae Bong terus tersenyum melihat foto itu.

Sebenarnya sejak dulu Dae Bong benar-benar menyayangi Jungkook. Bagaimana tidak? Jungkook adalah anak pertama yang ia punya dengan Yoona. Buah hati yang mereka idam-idamkan.

Sampai akhirnya seorang teman memberitahunya soal Yoona yang pernah pulang malam bersama dengan seorang lelaki saat Dae  Bong tidak ada di rumah. Saat itu Dae Bong benar-benar marah. Dia langsung menganggap Jungkook adalah seekor monster yang menghancurkan keluarganya.

Ia tak pernah benar-benar membenci Jungkook. Sungguh, dia benar-benar menyayangi Jungkook. Hanya saja kenyataan bahwa Jungkook adalah anak haram membuatnya buta. Membuat hatinya tertutup rapat, tak mau mendengar alasan yang diberikan Yoona padanya.

"Mianhe, Jungkook-ah.."

"Appa."

Dae Bong buru² membersihkan foto² yang berserakan di meja kerjanya dan memasukannya kembali ke dalam laci.

Jung Hyun masuk ke dalam ruang kerja ayahnya. Dia langsung hormat pada ayahnya.

"Aku dengar, hyung sudah ditemukan?" Jung Hyun memulai pembicaraan sambil duduk di sofa panjang di ruangan ayahnya.

Dae Bong juga ikut duduk bersama anaknya itu. "Eoh, kau tahu darimana?"

"Hanya desas desus."

"Nyonya Kim, tolong buatkan 2 kopi." Dae Bong member perintah kepada salah satu pekerjanya.

"Jadi kenapa kau kemari?" Tanya Dae Bong melihat anaknha sedikit resah.

"Hanya memastikan apa kabar itu benar atau tidak." Jung Hyun menanggapi.

"Ini kopinya."

Jung Hyun tersenyum ramah, "Terima kasih."

Jung Hyun menyesap kopinya perlahan. Dia meletakkan kembali cangkir kopi itu ke atas meja secara perlahan. Sebuah senyuman muncul di wajahnya. Dae Bong seketika menggeleng pelan.

"Apapun yang kau pikirkan, jangan lakukan."

Jung Hyun tersenyum miring. "Apa maksud appa? Aku hanya senang akan bertemu dengan hyung ku kembali setelah belasan tahun. Aku rindu bermain bersama dengannya seperti dulu lagi. Seperti yang appa ceritakan." 

Jung Hyun bangkit dari duduknya. "Kalau begitu aku permisi dulu, appa. Masih banyak pekerjaan yang menunggu."

Jung Hyun menunduk singkat. Setelahnya dia segera keluar dari ruangan ayahnya itu.

Dae Bong hanya diam. Hatinga tak tenang. "Kumohon..jangan..."

.

.

.

.

.

.
Hai!!! Semoga kalian suka sama chapter kali ini!!

Jadi aku cuman mau ngasih tahu cast buat cerita iniii!!

Ini ceritanya jadi Jung Hyun.
Si ganteng nan unyu Jaemin😍

Tahu lah ya ini siapa🌚Dia jadi ayahnha Jeykey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahu lah ya ini siapa🌚
Dia jadi ayahnha Jeykey.

Tahu lah ya ini siapa🌚Dia jadi ayahnha Jeykey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini sih bayangan aku. Kalau kalian mau bayangin orang lain juga trsh kalian😂. BTW, see you soon!!

Good bye, Hyung [Jikook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang