Jimin diam seribu bahasa. Mulutnya seakan tidak bisa bergerak sekarang. Cerita yang baru saja diceritakan oleh Ji Won benar-benar sukses membuat Jimin syok. Masalahny adalah semua yang terjadi di sana sangatlah tidak masuk akal. Mengapa Jimin masuk ke panti asuhan? Dan mengapa hanya ada Jungkook di sana? Apa tetangga yang lain tidak mendengar suara keributan di panti? Ini hanya...tidak masuk akal sama sekali.
"Jimin? Kau baik-baik saja?" tanya Ji Won saat melihat ekspresi terkejut Jimin.
Jimin mengangguk pelan. Dia hanya tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya berada dalam situasi setegang itu. Mungkin ini adalah salah satu alasan kalau Jimin benci segerombolan orang mengenakan baju hitam? Mungkin dia trauma dengan peristiwa ini.
"Kau mau kau lanjutkan atau sudah sampai di sini?" tanya Ji Won memastikan.
"Aku...hanya mau mengetahui akhirnya saja. Sepertinya aku tak sanggup jika mendengarkan ceritanya dari awal hingga akhir."
Ji Won tersenyum kecil. "Lagipula kalian tidak kenapa-kenapa. Kalian bahkan ditemukan pada hari kalian diculik."
"Maksudmu?"
"Mau aku ceritakan secara detail atau...hanya garis besarnya saja?"
"Bisakah kau ceritakan garis besarnya saja? Aku...benci penculikan."
Ji Won tertawa kecil, dia pikir tingkah laku Jimin seperti anak kecil.
"Baiklah. Setelah kalian di tangkap, kalian segera dibawa ke dalam mobil dan dibawa kabur. Kondisi saat itu aku tidak tahu pasti, tapi yang pasti saat itu kau sedang pingsan, sedangkan Jungkook masih sadar." Ji Won memberikan jeda di perkataannya. "Setelah itu, Jungkook berteriak-teriak di dalam mobil. Dia berteriak sekeras mungkin sambil membuka jendela mobil, berharap ada yang mendengarnya. Tapi Jungkook terlanjur sudah ditutup kembali mulutnya dengan lakban hitam. Anak berumur 4 tahun itu..."
Jimin semakin serius mendengarkan cerita dari Ji Won.
"Jungkook terus berusaha melepaskan ikatannya, dia hanya ingin bertemu ibunya sekali lagi, dia sangat rindu. Singkat cerita, mereka sampai di basecamp mereka. Pada saat itu, ikatan tangan Jungkook sudah lepas. Saat para perampok itu keluar mobil untuk membuka gerbang, Jungkook mengambil kesempatan itu. Dia membuka paksa pintu mobil dan mendorongmu keluar. Jungkook turun setelahnya. Jungkook memapah tubuhmu dengan susah payah ke suatu tempat yang tersembunyi."
"Lalu?"
"Ini yang masih membuatku heran. Jungkook segera menelpo polisi menggunakan telpon umum di dekat kalian. Saat polisi sampai, yang mereka temukan hanya kau seorang. Saat itu kau terlihat kacau, Jim. Ibumu sampai menangis histeris melihat kondisimu saat itu. Saat kami menemukanmu, kau masih pingsan. Tubuhmu ditutupi oleh kemeja kotak-kotak Jungkook, lukamu juga kembali dibalut dengan sebuah kain tipis. Kami sampai sekarang tidak tahu Jungkook pergi ke mana saat itu."
"Maksudmu...Jungkook kembali di tangkap?"
"Tidak, setelah polisi tahu bahwa itu adalah sebuah basecamp sekelompok perampok, mereka segera menangkap para penculik kalian. Jungkook...dia baru ditemukan sehari setelahnya. Dia ditemukan di sebuah halaman rumah milik warga sekitar sana sedang tertidur dengan nyaman. Aku pun tak habis pikir apa yang dilakukan bocah 4 tahun itu di halaman rumah orang."
"Tapi kenapa aku bisa tak ingat?"
"Sesaat setelah kami menemukanmu, kami segera mengantarmu ke rumah sakit terdekat untuk perawatan. Saat kau bangun, kau sama sekali tidak ingat apa-apa. Kau bahkan saat itu sampai lupa siapa namamu. Aneh bukan?"
Jimin kembali diam, dia tidak tahu harus berkata apa. Jimin dapat merasakannya lagi, perasaan ini, perasaan yang dibencinya. Lagi-lagi dia merasa bersalah terhadap Jungkook, muncul lagi perasaan untuk kembali ke pelukan hangat adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good bye, Hyung [Jikook]
FanficAwalnya keluarga Park bahagia, mereka adalah keluarga kecil yang bahagia. Sampai akhirnya hari itu datang, ketika ayah dan ibu mereka meninggal, Jimin mulai membenci Jungkook. Apa yang terjadi antara mereka? . . . "Hyung, bisakah kau berhenti benci...