"Bagaimana, Tae? Apa sudah ada kemajuan?" tanya Jin dengan nada khawatir.
"Belum, hyung . Aku sudah bertanya kepada polisi tapi mereka tidak mengetahui siapa yang membawa Jungkook, yang jelas dia adalah seorang wanita" jawab Taehyung dari sebrang telfon.
"Bisakah kau kirimkan rekaman CCTV nya kepadaku? Hyung punya kenalan, dan dia adalah polisi yang biasa mengurusi perihal seperti ini."
"Arraso, aku akan mengirimnya. Hyung baik-baik ya di Busan".
"Hmm...besok hyung pulang. Kita cari Jungkook sama-sama, nae?"
"Iya hyung, semoga uri Kookie baik-baik saja".
"Hyung juga harap begitu."
Jin mematikan telfonnya, dia menghela nafas panjang. Dia memandang ke luar jendela kamar hotelnya, pemandanan indah kota Busan terlihat jelas dari sana. Akhr-akhir ini banyak sekali masalah yang membuat Jin pusing. Mulai dari pekerjaan kantornya, masalahnya dengan pacarnya, dan sekarang kaena Jungkook entah hilang kemana.
Jin tak habis pikir, siapa gerangan yang begitu teganya membawa kelinci itu? Padahal dia sedang dalam keadaan yang tidak prima. Jin takut, benar-benar takut bahwa akan terjadi hal-hal buruk yang akan menimpa Jungkook. Karena Jin tahu, Jungkook memang tipe anak yang suka membangkang dan keras kepala, tapi dia tak pernah keluar tanpa memberitahu Jin. Paling dia hanya lupa, tapi pasti akan menelfon/mungkin hanya sekedar memeberi pesan singkat. Yang lebih membuat Jin khawatir adalah Jungkook tak membawa obatnya, sedangkan sekali saja dia melewati jadwal minum obatnya sudah pasti dia akan langusng jatuh pingsan.
Tring
Terdengar suara tanda pesan masuk dari handphone Jin. Jin segera membuka kotak pesannya, ada 1 pesan dari Taehyung dan juga dari Yoongi. Jin memutuskan untuk membuka pesan dari Taehyung terlebih dahulu, karena dia tahu itu adalah rekaman CCTV yang Taehyung bicarakan tadi.
Jin meng-klik tombol play. Dari video itu, terlihat Jungkook tengah berlari ke arah parkian mobil kampusnya, sampai akhirnya dia berhenti dan memegani dadanya, dia terlihat sangat sekakitan. Jungkook duduk bersandar ke tembok, dia terlihat sedang memongkar tasnya untuk mencari sesuatu, sampai akhirnya dia jatuh pingsan. Tak lama setelah itu, ada seorang perempuan berbaju merah menggendong tubuh lemas Jungkook, wajahnya tidak terlihat karena tertutupi rambutnya.
Jin menaikan sebelah alisnya, dia memiliki perasaan yang tak bagus soal wanita tadi. Hati nuraninya berkata itu adalah wanita yang pernah Yoongi ceritakan, apa benar dia? Kalau iya, Jimin benar-benar sudah keterlaluan. Bagaimana bisa Jimin menyeret wanita itu lagi ke kehidupan mereka? Apa dia sudah gila?
Jin beralih kembali ke handphonenya, dia ingin mengecek isi pesan dari Yoongi.
"Hyung, Jimin menemuinya. Ini buruk".
Jin menghembuskan nafasnya, ini sudah pasti perbuatan Jimin. Apa Jimin adalah seorang psikopat? Bagaimana dia bisa setega itu, bahkan membahayakan dirinya sendiri? Hanya karena dendam semata? Memang Jin belum tahu semua kisah masa lalu Jimin dan Jungkook, mungkin dia harus bertanya lagi ke Taehyung.
Jin menekan icon bergambar telfon berawarna hijau, dia harus segera memberitahu temannya agar membantunya menemukan Jungkook.
"Yeobuseyo?"
"Eoh, Namjoon-ah. Bisa tolong aku? Jungkook tiba-tiba menghilang dan aku tak tahu harus apa".
"Baiklah hyung, kita ketemuan lusa saja di caffe seperti biasa. Aku akan bantu sebisaku".
"Gomawo, Namjoon-ah".
"Gwechana, aku senang bisa membantu".
"Kalau begitu sampai beremu lusa".
KAMU SEDANG MEMBACA
Good bye, Hyung [Jikook]
FanficAwalnya keluarga Park bahagia, mereka adalah keluarga kecil yang bahagia. Sampai akhirnya hari itu datang, ketika ayah dan ibu mereka meninggal, Jimin mulai membenci Jungkook. Apa yang terjadi antara mereka? . . . "Hyung, bisakah kau berhenti benci...