Hai....
Em..,maafkan saya baru muncul lagi..
Setelah nunggu 1 bulan lebih, saya baru muncul lagi...
Tenang, saya tdk akan drama lagi seperti dulu...saya tahu saya salah...padahal kalian sudah begitu baik 😥
Maafkan saya yang sudah menggantung kalian :)
TAPI AKU KEMBALI!!!!!!!!!!!
Dan..em...untuk kedepannya mungkin bakal lama update nya juga, karena...masalah sekolah..
Nilai aku akhirir-akhir ini jeblok, jadi mau fokus dulu. Ngerti kan? Salahkan lah FISIKA dan MATEMATIKA knp sangat susah
MAAF YAAAAAA
Tapi sekarang diobatin dulu yuk rindunya,
happy reading :)
.
.
.
.
.
.
Mobil Dae Bong berhenti di parkiran rumah sakit. Supir pribadinya segera memarkirkan mobilnya. Dae Bong sedaritadi tidak bisa tenang. Alasannya hanyalah satu, untuk pertama kalinya dia akan menemui Jungkook seorang diri. Entahlah reaksi Jungkook akan seperti apa, ataupun bagaimana keadaannya nanti. Yang jelas, sekarang dia khawatir.
"Pak, mau turun sekarang?" tanya supirnya ketika selesai memarkirkan mobil.
"Ah, iya."
Dae Bong segera keluar dari mobilnya, diikuti oleh supirnya. Dae Bong berjalan lebih dulu dan supirnya dibelakang mengekorinya. "Sepertinya biar aku saja yang menemuinya, agar terasa lebih nyaman," ucap Dae Bong.
Sang supir langsung menangkap maksud dari bosnya itu dan pergi ke arah lain. Dae Bong menarik nafasnya, berusaha menetralkan degup jantungnya. Apa semua orang tua merasakan hal yang sama saat mereka akan bertemu dengan anaknya kembali setelah sekian lama? Karena sekarang Dae Bong benar-benar gelisah.
Dae Bong masuk ke dalam lift dan menekan angka 4. Lift saat itu hanya berisi dirinya dan seorang perawat yang membawa troli berisi piring kosong. Dae Bong melonggarkan dasinya, rasanya benar-benar gerah.
Lift berhenti di lantai 2. Refleks Dae Bong segera mundur ke belakang, tapi saat pintu lift terbuka tidak ada seorang pun yang masuk. Pintu lift kembali tertutup.
"Dasar orang-orang zaman sekarang, hobinya usil terus ya." ucap sang perawat.
"Ah..iya pak."
Suasana kembali hening. Lagi-lagi lift berhenti di lantai 3. Dan hal yang sama terjadi, pintu lift terbuka namun tidak ada seorang pun yang masuk.
"Menengok anak?" tanya perawat itu.
Dae Bong memalingkan pandangannya ke arah perawat itu. Matanya terlihat...familiar. "Iya."
Lift berhenti di lantai 4. Dae Bong segera melangkah keluar dari lift. Saat pintu lift hendak menutup kembali, ia dapat melihat perawat itu seperti sedang menyembunyikan sesuatu di balik piring-piring kosong itu.
Dae Bong berusaha bersikap tidak peduli. Dae Bong segera berjalan menyusuri koridor rumah sakit yang begitu sepi itu. Hanya ada beberapa perawat lalu lalang sambil membawa beberapa obat. Dae Bong berhenti di depan kamar Jungkook. Ia menarik nafasnya. Kenapa hanya untuk bertemu dengan ankanya saja setegang ini?
Dae Bong memutar gagang pintu dan membukanya perlahan. Terlihat di sana Jungkook sedang makan sambil menonton TV dengan serius. Sepertinya dia belum menyadari kedatangan Dae Bong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good bye, Hyung [Jikook]
FanfictionAwalnya keluarga Park bahagia, mereka adalah keluarga kecil yang bahagia. Sampai akhirnya hari itu datang, ketika ayah dan ibu mereka meninggal, Jimin mulai membenci Jungkook. Apa yang terjadi antara mereka? . . . "Hyung, bisakah kau berhenti benci...