[32]

19.6K 612 12
                                    

Aku masih sesak napas dan tak ahu ini pergi kemana. Aku meronta agar bisa membuka kain ini, namun berkali kali gagal. Pada akhirnya aku bisa membuka kain itu

"VANO KAMPRET! " teriakku sedangkan, Vano terbahak bahak tertawa karena kepanikanku. Aku diturunkan di atas sofa kamar.

"Lo lucu bangeeet" kata Vano di sela sela ketawanya

"Bete au ah, lo harus traktir gue pokoknya! " kata aku dengan nada sebal

"Bukannya uang kita sama ya? "

"Tapikan uang yang di transfer itu tetep kita bagi dua! "

"Gak usah dibagi aja gimana? "

"GAK! LO TRAKTIR GUE TITIK! " teriakku

"Oke oke, nanti ya"

"Dua kali lipat dengan cincin ini! "

"Eh anjir apa apaan itu? " Vano terkaget dengan ucapanku

"Lo mending traktir gue 2 kali atau beliin gue Iphone x? "tanya aku

"Gue mending dipeluk satpam "

"Oke waktu lo mikir abis, lo traktir gue 2 kali!"

"Ya Allah mengapa kau berikan jodoh seperti ini" kata Vano seperti sedang berdoa

"Kalau lo ngomong lagi beliin gue iphone x! Gue mau mandi bye! Gak usah kangen gue! "

"Harusnya gue turunin di toilet, kan lumayan" gumam Vano

"VANO! GUE JAIT MULUT LO NANTI! " teriak aku karena mendengar gumaman Vano

"Mandi sana! " tumpal Vano, tak mau disalahkan

Aku lebih mempercepat langkah agar tak mendengar gumaman Vano

----

"Vano! Cepetan dikit ! Pake sepatu gak usah lama! " teriak aku karena dia memaaki sepatu dengan sangat lama bisa bisa keduluin upin ipin nikah

"Kalem dong! " balas Vano, dia langsung mempercepat gerak geriknya

"Lo make sepatu kaya gapunya tangan aja, lama!" timpalku

"Biarin"

"Nyebelin banget sih! " kata aku dengan sebal. Karena melihat tingkah laku istrinya Vano hanya tersenyum samar lalu kembali berdiri. Dia menghampiri Clara dengan sebuah kecupan di dahinya.

"Bacot" Kata kata itu keluar dari mulut Vano setelah berhasil meluluhkanku

"Bangsat! " balasku

"Canda elah, katanya cepet? " kata Vano yang mengingat waktu yang masih berjalan

"Ya udah kita berangkat"

Kita berangkat ke sekolah bersama.

Sesampai di sekolah

"Vano lepasin tangan gue dong, malu tau! "dengusku kesal karena dari parkiran hingga di koridor kelas Vano menggenggam tangan kananku

"Gapapa, kan gue suka" jawabnya dengan enteng tanpa merasa keberatan

"Tapi malu tau"

"Kita udah jadi sepasang kekasih disini, gaperlu malu, semuanya juga tau kan kita pacaran" kata Vano lalu mencium pipi kananku sekilas tepat di depan kqelas aku. Dia langsung melepas genggamannya

"Gue ke kelas ya! " ucap Vano lalu melesat pergi ke kelasnya

"Cieee yang punya cincin di jari manisnya! " sindir Eva yang tiba tiba ada di pintu kelas

Marry An Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang