[25]

20.9K 652 4
                                        

"Itu suara orang di luar rumah" jawabku yang pastinya berbohong

"Haha, ditunggu ya besok jam 10 di minimarket jalan soekarno-hatta, jangan lupa dandan yang cantik yaa"  kata Reval

"Ok" aku segera memutus sambungan telepon dan menghampiri Vano

"Lebay lo!" ejekku

"Lo tau gak rasanya kepentok cuma jari kelingking doang? " kata Vano yan lg memegang jari kelingkingnya sambil duduk di karpet

"Tau kok dan itu rasa sakitnya gak akan sampe teriak teriak"

"Kalo kepentok pas lagi lari? Nggk kan? " Skakmat , aku tidak pernah tersandung bila sedang lari kencang, hanya lari kecil yang bahkan bila dilihat hanya jalan dengan cepat

"Nggk, ya udah mana yang kena? " tanyaku yang mulai duduk sila di depannya dan mencari dimana jari kelingking kakinya berada

"CLARAA!! " teriak Vano, sedangkan aku langsung lari ke kamar setelah mencubit jari kelingkingnya itu

"Ara lo jahat banget sumpah, liat nih berdarah tanggung jawab sana!" lapor Vano

"Sekali lagi lo teriak teriak cuma gara gara luka kecil, gue bikin luka lo makin besar" ancamku

"Lo panik yaa? " tanya Vano yang ikut duduk di atas sofa

"Kaget bukan panik" kata aku dgn intonasi yang menekankan seluruh kata tersebut

"Okedeh percaya"

"Oh iya besok anterin gue ke minimarket tapi yang deket rumah mama gue" pintaku

"Ck, tetep aja disetiap moment lo sama Reval pasti ada gue. Aduh merasa gue sangat dibutuhkan " halu Vano

"Bo to the do bo-do" kata aku yang sudah mulai malas meladeninya

"A to the nying a-nying" balasnya yang menirukan gaya bicaraku tadi

"Tidur sono" suruhku dan kembali ke kamar dan langsung merrbahkan diri di atas kasur empuk ini

"Fire in the hole! " teriak Vano yang mengganggu dan lebih mengganggunya lagi dia loncat ke kasur yang menyebabkan seluruh benda di kasur memantul dan begitu juga aku sendiri

"Heh diem napa badak" keluhku

"Gak bisa diam"

"Oh iya? "tanyaku yang langsung menendang Vano keluar dari kasur

"A to the nying a-nying" kata Vano yang mengulang kata kata yang tadi

"Bo to the do bo-do" balasku balik

Vano naik ke atas kasur sedangkan aku menarik selimut agar tak bisa dibalas oleh Vano, Vano pun ikut menarik selimut

Pagi pagi aku langsung mandi karena aku harus lebih dulu tiba sebelum Reval

"Vano bangunn kalau abis shubuh jangan tidur lagi kan janji mau anter aku" kata aku yang sudah siap siap

"Hiyaah" jawabnya padahal dia sama sekali belum bergerak maupun membuka matanya

"Lo anterin gue atau lo yang kerjain semua urusan gue sampe lulus? " ancamku

"Lo mainnya ngancem mulu" Vano benar benar bergerak ke kamar mandi untuk mandi, aku sudah siap dan menunggu di lantai bawah di ruang tamu

"Yok" ajak Vano ke luar rumah dan kami pergi jam setengah 9 agar sampaj jam 9

Benar belum ada Reval disana

Aku keluar dari mobil dan Vano membukakan jendela mobil dan berkata

"Sama-sama" kata vano sebelum aku mengucapkan terimakasih

Marry An Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang