"Perlu di ilangin dulu ga perawannya?" tanya salah satu pria tersebut
"Terserah om yang penting dia ilang
Plis lindungin guaaaaaa woiii gue gak mau telanjang disinii
Sial si om pake buka baju, goblokk lo om gue laporin polisi nanti, kalau gue masih hidup sih
Ceweknya malah ketawa kek mak lampir, gua nangis eh malah ketawa kesal aqutuuu
Pintu terdengar didobrak oleh seseorang namun aku tak bisa melihatnya dengan jelas karena air mata yang masih berada di mataku
"KALIAN NGAPAIN! " teriaknya, aku kenal suara itu dia adalah Vano.
"Eh ada Alvano, lo mau nyelametin dia? Tidak bisa dong " kata Dian
Kini mataku mulai bisa melihat keadaan
"van" panggilku dengan lemah
Bugh suara pukulan terdengar dan yang memukul jelas jelas Vano
"LO MAU NGAPAIN" tanya Vano dengan keras ke 2pria tersebut. Vano terus memukuli 2pria itu sehingga mereka menyerah.
"Bangsat lo Van! " teriak Dian yang melemparkan pallete kayu yang ada di gudang tersebut hingga mengenai lutut Vano. Vano terjatuh namun dia langsung bangun dan mendorong Dian hingga terjatuh
"Lo hajar dian, gue akan hajar clara" kata Zera yang mengeluarkan cutter dari sakunya. Vano mematung
"Jangan bunuh Clara " kata Vano yang menatap tajam Zera
Zera mengganti posisi ku menjadi duduk yang awalnya tergeletak di lantai gudang
"Mending gue cutter tangannya atau bajunya ya? " kata Zera yang memainkan cutter yang tertutup di badanku
"ZERA! " teriak Vano yang memegang kedua tangan Zera
"Mau lo apaan sih ga jelas banget" lanjut tanya Vano
Di gudang ini bersisakan aku, vano, zera, dan dian saja
"Oh jelas dong gue maunya lo" jawab Zera yang melepaskan pegangan itu
"Trus kenapa bawa bawa Clara! "bentak Vano
Aku masih tidak bisa bergerak dan aku baru nyadar bahwa di badanku itu banyak darah bekas yang tadi, pantes aja badan gue sakit
"Karena dia ngerebut lo dari gue" jawab Zera
Vano tiba tiba terjatuh akibat dipukul oleh kayu yang lumayan besar oleh Dian
Lengan kirinya berdarah hebat akibat pukulan kayu itu yang mengenai lengan kiri
"Gue selametin Clara asalkan lo kabulin permintaan gue" kata Zera yang menempelkan cutter tertutupnya di leherku
"Iya gue kabulin tapi jangan ngebunuh orang, lo mau jadi pembunuh? " kata Vano yang berusaha bangun
"Haha iya gue mau kok tapi gue gak mau jadi pembunuh kalau lo jadi pacar gue" kata Zera
"Jadi gimana? " lanjutnya
"Iya gue bakal jadi pacar lo asalkan lo bukan pembunuh! " ucap Vano dengan pasrah
"Okayy kita keluar dadah my babe" kata Zera yang keluar gudang dengan Dian
Vano langsung melepaskan tali yang ada di tanganku dan kaki ku, dan menggendong ku ala bridal gitu deh, tapi aku kayanya tidur deh hehe, gegara udah ga berdaya
aku terbangun di kasur dengan pakaian kaos kuning dan legging yang tadi. Aku melihat Vano tertidur di sofa dekat kasur.
Seluruh badanku penuh dengan luka yang sakit namun sudah di obati. Aku ke kamar mandi untuk mandi. Huuh sakit semua badan aku.
![](https://img.wattpad.com/cover/162865107-288-k231746.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry An Enemy ✔
RomanceMASIH KUMPLIT;) "Sudah sudah jangan bertengkar lagi ya" kata sang papa "GAK BAKAL" tolak aku dan Vano "Kalian harus mau karena kalian akan dijodohkan " --- "Tapi disisi lain gue dapet keuntungan dari pernikahan ini" kata Vano --- Clara yap itu nama...