[37]

18.1K 603 51
                                        

For you,  Clara

Tak perlu pikir panjang, aku langsung membuka lapisan kedua kotak biru toska itu. Eva langsung teriak tak peduli lingkungan sekitar.

"Apaan sih? " tanya Afdra, sedangkan yang lain hanya menatap ke meja kami, bahkan yang ada diluar kelaspun ikut melihat

"ADA BANGKAI KATAK" teriak Eva, di kotak itu memang isinya bangkai katak dan bubuk tanah. Dan ada tulisan lagi

Im invite you to die

"ANJIR DARI SIAPA? " Afdra panik

"Gatau draa" jawab aku, namun aku masih bisa menahan emosiku karena otakku bekerja untuk mencari pelaku

"Buang! " pinta Eva

"Sama gue aja" kata Afdra, Afdra segera membuang kotak itu ke tempat sampah yang ada diluar kelas

"Siapa sih yang ngiriim" kata aku

"Gue kira lo dikasih coklat sekotak loh" kata Eva

"Tadi ada tulisannya va"

"Apa tulisannya? "

"Im invite you to die"

"Anjir, lo di teror clar! " ujar Eva

"Pantesan aja gue ngerasa yang nggk nggk"

"Jangan gitu, nyeremin tau gak? "

"Seriusan perasaan gue kaya nggk enak gitu gitu"

"Ah Clara diem! Jangan ngomong kaya gitu! " kata Eva panik

"Iya Eva "

Setelah itu kami belajar karena guru telah datang

Istirahat kedua aku sholat bersama Vano, Raffi,  dan juga Agam, walaupun ujung ujungnya berpisah

Setelah itu kita langsung ke kelas masing masing lagi

"Tadi Zera dateng sama Dian, katanya ini peringatan terakhir lo, kalau lo masih mau hidup lo harus cerai sama Vano" jelas Eva dengan sedikit isakan tangisnya

"Sudah jangan dipikirin, Zera ga mungkin bunuh gue kok, gue yakin dia masih punya sedikit hati" balasku

"Tapi, siapa yang tahu? "

"Clar, gue denger dari cewek kata nya lo dikasih peringatan terakhir dari Zera ya? Clara, lo harus lapor! " kata Afdra

"Gak kok, gapapa Zera pasti gak bisa bunuh gue" jawabku dengan sediki tersenyum

"Clara, lo yang lapor atau gue lapor langsung ke polisi ?" sambung Rama

"Iya clara, kita gak mau kehilangan lo" kata Yuanita

"Kalau lo gak ada, gue gak bisa ketawa ketawa lagi clar" ujar Eva dengan air yang masih mengalir di pipinya

"Tenang semuanya, gue punya jalan terbaik jadi kalian semua gak perlu khawatir sama gue, oke? " ucapku, dan semuanyapun mengangguk paham

Eva langsung memelukku, dan air matanyapun membasahi pundakku

"Udah va, lo kuat, masa nangis sih? Cupu banget deh" ucapku yang berusaha membalikkan senyuman Eva

"Gue takut gak bisa nolongin lo" bisik Eva

"Tenang, minggu depan gue traktir mie ayam deh"

"Janji? "

"Iya janji"

"Ya udah mie ayamnya dua ya? "tanya Eva

"Gak! Lo buat gue bokek kalau gitu " tolakku mentah mentah

Marry An Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang