[21]

22.9K 711 12
                                        

"Vanooo!!!! " teriak histerisku saat mobil berhenti

"Lo bikin gue hampir mati tau ga? " tanyaku yang menatap tajam Vano

"Itu tuh kucing tiba tiba lari, kan kaget guee" jelasnya

"Makanya jangan ngebut doong! Beruntung gue gak mati gara gara lo! Coba kalau gue mati, lo bakalan dikubur idup idup sama papa lo! " bentakku

"Santai dong lo ga mau gue jalan lagi? Beruntung sepi jadi gak ada yang klakson, btw kucingnya kemana ya? " kata Vano

"Cepetan maju gue gak mau di mobil bareng lo lama lama" kata aku yang masih marah

"Cie marah" kata Vano yang melajukan mobilnya dengan pelan

"Iya lah siapa yang ga marah lo ngeremnya dadakan banget bikin napas gue berhenti "

"Iya maaf ya Clara, mau kepantai liat sunset? " ajaknya yang membuat aku tergoda dengan ajakannya

"Mauu, enak banget ya lo dapetin mood gue" kata aku

"Jelas dong, jadi masih mau makan atau pulang terus siap siap kita makan di pantai? " tanya Vano

"Jelas dong pulang terus ke pantaii"

Vano membelokan setirnya untuk pulang

Saat sudah sampai kami bersiap siap untuk pergi ke pantai dan pergi ke pantai yang waktu itu kami kunjungi beruntung pantai itu punya pantai barat

"Woaah terakhir aku main pasir sama mama waktu sebelum nikah" kata aku yang berlari ke lautan

"Lo suka? " kata Vano yang mengejarku

"Sukaaaaaa bangeeeeeeeeeeeet malah" kata aku dengan memanjangkan kata katanya

Aku memasukan kakiku ke lautan, aku memakai celana jeans pendek diatas lutut dan kaos berwarna biru muda jadi tak ada khawatir lagi ttg baju

Karen aku orangnya jail aku menyipratkan air ke arah Vano

"Hey mainnya pake air yaa" Kata Vano yang masuk ke air laut, di pantai ini tdk terlalu ramai

"Rasain"Balas Vano, dia menyipratkan air dgn 2 tangannya itu

"Licik ih pake 2 tangan, nih air" balasku lagi
Kami jadi saling menyipratkan air, namun sayangnya aku sudah lelah jadi aku duduk di pasir pantai

"Capek? " tanya Vano yang ikut duduk

"Iya huh, skrg jam brp sih? " tanya aku ngos ngosan

"Jam setengah enam, liat mataharinya udah mau tenggelam " ia berkata dgn menunjukan dgn tangan kanannya ke arah matahari berada

"Iya ya, aku seneng bangeet bisa main ke pantai lagi, walaupun capek tetep seneng" kata aku yang tersenyum ke Vano

Vano menarikku dan menempatkannya di pelukan tangan kanannya dan lebih lebih dia menempatkan kepalaku ke bahunya

"Capek kan? Sender aja gapapa" kata Vano

Aku bersender di bahu Vano sambil melihat Sunset

"Sayangku nanti ya dipeluknya aku laper, mataharinya kan udah ilang" kata Vano dgn nada yang dimanja manjakan

"SAYANG?  LO MAU GUE TENGGELEMIN DI LAUT MALEM MALEM? " teriak aku tanpa malu dan menatap Vano kesal namun tetap berada di pelukan tangan kanannya

Vano melihatku tiba tiba dia menciumku lagi entah yang keberapa kali dia menciumku tanpa ijin

"VANOOO!!!  LO BENERAN YA MINTA DI CEPLUNGIN KE LAUT IDUP IDUP" teriakku yang kencang mengundang tatapan pengunjung pantai ini

"Lo kalau mau di peluk terus bilang dong, kalau gitu gue peluk terus gak usah di ganti pake cium" goda Vano dan aku melepaskan pelukan tangan kanannya itu

Marry An Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang