[33]

18.2K 601 16
                                        

"Lo jangan lepasin Vano ya? " pinta Reval dengan menepuk bahuku

"Gatcha"

"Kenapa lo tiba tiba? " tanya aku seolah tak tahu apa yang terjadi

"Gue dijodohin clar" jelasnya

"Sama? "

"Yuanita" jawabnya lagi

"Kita sudah menemukan jalan, yaitu berpisah. Itu jalan yang terbaik untuk kita" kataku, beberapa bulir air mata merontak keluar, beruntung aku bisa menahannya

"For the last time, i wanna say thank you. I love you" kata Reval

Aku kalah, air mata menang.

"Boleh peluk?" tanya Reval, aku mengangguk samar. Reval memelukku dan mengelus punggungku

"Lo jahat bikin nangis gue, nambah peluk lagi! " kataku lalu memukul dada Reval

"Terakhir asli"

"Terakhir aja terus sampe mati"

"Hehe" Reval cengengesan mendengarnya

"Udah lepas, nanti ada yang liat" kata aku, akhirnya Reval melepas pelukannya, dan mengusap air mata yang mengalir

"Awas aja lo kalau bikin gue nangis! " aku pergi dan menghampiri kantin lagi.

"Sial" Zera sudah mengambil tempat duduk yang tadi aku tempati, depan Vano

Zera sedang menyuapi Vano. Bohong kalau aku tidak sedih. Jujur saja ini menyedihkan. Dari pada harus berdebat dengan Zera lebih baik aku ke kelas, lagi pula 3 menit lagi masuk kelas.

"Kenapa tu muka kusut banget" tanya Afdra

"Biasa Clara ga bisa nyetrika" jawab Rama, padahal yang ditanya adalah wanita yang ada di depan Afdra, aku.

"Apa lo? Gue getok juga pake panci pubg aka panci rapunzel! " timpalku

"Enak aja, gue snip lo juga pake awm free fire! " timpal balik Rama.

Kami tertawa karena percakapan tadi. Its better.

"Lain kali lo belajar nyetrika ya, supaya rapih mukanya gak kusut kaya tadi" saran Afdra

"Serasa lo emak gue tau ga? " kata aku

"Haha, nanti lo kalau ada masalah cerita sama gue, gue jago nyetrika" ucap Afdra lalu mata sebelahnya mengedip, wink.

"Pantes gagal sama Nita sedihnya cuma hari itu doang" sindirku

"Ah lu mah kok jadi gemesin, pengen gue cubit pake kuku kucing deh" kata Afdra gemas.

"Lo kebiasaan ninggalin! Hape lo ditinggal juga! Baso lo sisa dua dimakan sama Raffi" kata Eva

"Makasih" kataku

----

"Lo janji anterin gue" kata Eva di jam istirahat kedua

"Iya iya" kataku

Kami berjalan ke toilet wanita, dan aku melihat Vano sedang lari ke arah kelasnya. Aku sengaja berpura pura tal melihatnya dan menyuruh Eva agar mempercepat langkahnya.

"Lo kenapa sih? " tanya Eva saat sudah di toilet

"Gak kok, cepet jangan banyak omong" ucapku

"Iya iya"

Aku menunggu di depan cermin persegi yang ada di dalam toilet itu

"Eh maaf disengaja" kata orang yang sengaja membanjur rok abu abu SMAku, pasti ketebak perempuan itu adalah Zera dengan Dian

Marry An Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang