[39]

20.3K 644 20
                                    

Flashback ON

Beberapa hari yang lalu

Mereka ada di taman belakang

"Ada apaan sih? Make acara ke taman belakang" kata Clara

Semuanya memiliki tampang yang cukup serius, hingga membuat dua wanita diantaranya kebingungan.

"Yang bener ih! " kata Eva

Dalam keheningan itu akhirnya Agam angkat bicara

"Gue ngedenger rencana pembunuhan Zera, dan korbannya lo clar, tapi gue gak denger dimana tempatnya dan waktu pembunuhannya" ujar Agam

"Hah? " Clara masih bingung dengan ucapaan Agam yang terlihat cukup serius ditambah lagi Agam jarang memberikan lelucon. Clara masih mencerna omongan Agam sedangkan Eva sudah kaget dan berteriak tetapi bahunya dipukul oleh Raffi karena takut terdengar oleh yang lain.

"Clara kamu harus pindah" ujar Vano

"Gak mau"

"Trus kamu gimana? "

"Gimana kita jebak aja? " usul Clara memberikan ide

"Jebak? "tanya yang lain kompak

"Iyaa, kita susun rencana aja oke? " kata Clara

Mereka menyusun rencana, dan dalam rencana itu Eva harus bekerja sama dengan Zera genk

"Apa lo kesini? " tanya Dian di markasnya yang jarak daru sekolah cukup dekat

"Gue mau ikut rencana kalian" kata Eva

"Ikut? Rencana bunuh sahabat tolol lo? " tanya Dian

"Iya, boleh ga? " tanya Eva lagi

"Boleh, tapi lo gak boleh tegaan! "jawab Zera

"Iya gue janji"

"Ck tolol banget, gini aja langsung dipercaya" batin Eva

Mereka mengatur rencana

"Nanti bos dateng kisitu" jelas Zera

"Bos? " tanya Eva

"Iya, nanti lo tau sendiri" jawab Zera

"Btw, lo kenapa tiba tiba? "tanya Dian

"Naufal suka sama Clara, dan gue gak suka itu! " alibi Eva, dia hanya mengikuti instruksi dari teman temannya

"Oke"

Flashback OFF

"Bodo amat Claraa, lo cocoknya jadi figuran aja! Tapi ya gue rasanya ngakak banget waktu Dian sama Zera gampang banget ketipu" ujar Eva

"Iya, gue setuju! Itu dua anak otaknya tolol banget ya? " kata Raffi

"Hahaha, iya! " sahut Eva

Kami disana makan yang sangat banyak, mungkin aku yang banyak?

----

"Badan aku pegel semuaa huaaaaa" ringisku saat merebahkan diri

"Mau dipijit ga? " tawar Vano

"Mau doong" jawabku

Aku segera mengganti posisi menjadi duduk dan Vano duduk di belakangku dan memijat pijat punggungku lalu tangan dan kaki

"Aku kira gak akan pegel, eh taunya pegelnya kerasa sekarang" gumamku dengan keras, sehingga terdengar oleh Vano

Tiba tiba Vano memeluk aku dari belakang

Marry An Enemy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang