part 4 : Tanggung jawab

2.4K 85 3
                                    

Hidup gue terlalu buruk buat lo cari tau
Jadi gue saranin, kita boleh kenal tapi jangan sesekali lo coba masuk lebih dalam di kehidupan gue

-Selin Disaran Cliwe-

Sudah Dua minggu ini setelah resmi menjadi wakil ketua panitia acara disekolahnya. Membuat Selin harus menyisahkan waktu bermainya. Dan paling menjengkelkanya selain dari Rivalnya. Kedua sahabatnya malah dengan sengaja menjauh dan mendorongnya untuk fokus keacara tersebut. Lebih tepatnya mendorongnya untuk lebih dekat dengan seorang Narangga.

Ohh teman yang sangat amat baik bukan?? Hingga membuat Selin ingin memberi mereka hadiah terindah dengan langsung mengirim mereka keneraka tanpa siksaan terlebih dahulu.

Bisa saja Selin kabur dari tanggung jawabnya. Tapi jika Om gilanya yang langsung mengawasi acara tersebut, ia bisa apa???

"ANJING LO SEMUA!! Disini siapa yang tanggung jawab! Siapa yang ngerjain. Lo pikir gue robot yang mau kalian suruh gitu aja." Marah Selin kepada Semua Anggota Panitia. "Siapa sih yang seksi perlengkapan. Si Bela kan? Kenapa Lo malah nggak lakuin hah!! Malah lemparin ke-gue sama Nih Goblin. Berani banget lo nyuruh nyuruh gue."

"Kalo aja yang nggak mantau Si Om gue itu. Udah gue mutilasi Lo!!."

Bela yang mendengar cerocos kemarahan Selin hanya bisa menunduk.

"Tapi gue ada kepentingan lain."

"Kalo ada kepentingan lain ditengah proses acara gini. Sekalian jangan jadi panitia. Gue sebagai ketua disini nggak suka kalo kalian ninggalin tanggung jawab malah manfaatin yang lain." Sembur Angga. "Kalo lo nggak minat. Silahkan keluar."

Bela mendongak lalu menggeleng. "Gue minat. Tapi ada masalah lain disini. Yang nggak bisa gue ting-."

"DIEM LO." Tahan Selin berteriak. "Kalian semua yang nggak mau kerja. Keluar."

Sebagaian mereka keluar tapi masih ada yang masih bertahan memilih mengerjakan hal lainya.

Selin memejamkan matanya. "Brengsek."

Angga menghela napas lelah. "Ini pasti ulah Pak kepsek itu."

"Iyah!! Om gue sialan emang!! Maksudnya apaan coba."

Angga terdiam lalu menatap Selin yang menelungkupkan kepalanya. "Jadi kapan berangkatnya?"

"Nggak tau. Gue males."

"Lo pikir lo aja?"

"Terserah Lo."

"Besok atau nanti sore?"

"Nanti sore aja."

Angga mengangguk lalu meneliti hasil laporan Anggota Lainya.

♡♡♡

"Gue capheeeeeeeeeek." Ucap Selin sambil duduk selonjoran di luar Mall terbesar di jakarta.

Angga menaruh barang bawaan mereka yang banyaknya minta ampun disamping Selin dan duduk disamping barang tersebut. Kepalanya berdenyut saat berkeliling didalam sana. Bahkan untuk menemani Mama dan Adiknya belanja ia tidak pernah mau karena hal ini. Tapi sekarang demi segera menyelesaikan hukumanya.

Bahkan Angga akhir akhir ini sering berdekatan dengan Selin dimanapun mereka berada. Lelaki mana yang tidak mau berdekatan dengan Gadis secantik dan bodygoals seperti Cewek disampingnya ini? Dia tak mengelakkan itu. Tapi jika dipandang dari dalam maka. Ia akan berpikir dua kali saat memikirkan itu.

Cantik sih iyah!! Tapi sayangnya jalang.

Angga mengelus perutnya seraya mendengus. "Gue laper. Kita cari restoran lalu pulang."

Help Me a Change (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang