HAPPY READING!!
.
."Seserius apa lo sama adek gue?"
Dibawah pohon Mangga yang daunnya sebagaian berguguran berganti yang baru itu terdapat sebuah kursi panjang menghadap kolam yang sangat luas nan bersih tersebut.
Dikursi panjang tersebut terdapat dua orang pemuda dengan raut wajah yang berbeda. Mereka berbeda usia, yang berwajah ke- babyface tampak tegang menghadap kedepan sesekali menoleh kesamping dimana pemuda berwajah sangar yang dengan tatapan tajamnya menatap lurus kedepan.
Angga langsung menoleh kala Nathan menanyakan hal yang pasti dengan senang hati dijawabnya. "Gue gak pernah seserius ini kak!!!."
Pemuda yang lebih tua beberapa tahun darinya itu berdecak dan berkata dengan sangat datar. "Mantan lo ada berapa?"
Meski bingung. Angga tetap menjawab. "Gak ada. Selin yang pertama."
Nathan menoleh. "Apa yang paling lo tau dari adek gue?"
Angga tampak menerawang. "Sejujurnya, Dia itu rapuh. Tapi dia gak pernah tunjukin ke orang lain seberapa rapuhnya dirinya. Dia itu gadis cengeng, Entah gue sejak jalin hubungan sama dia, dia itu sensitif banget. Dia itu pemarah, Ngambekan terus banyak lagi. Intinya dia itu cewek Moody-an."
Nathan menatap Angga dalam. Pemuda yang ditatap seperti itu pun menatap balik dalam 10 detik sebelum menunduk.
"Apa alasan lo buat jadi pacar Selin?"
"Awalnya gue dibuat nyaman, yah meski sering gak akur. Setelah mengenal dia lebih dalam, Hati gue tiba tiba punya niatan buat bakal bikin dia bahagia, Nerbitin senyumnya lagi, Selalu buat dia merasa cewek yang istimewa dan Milikin Dia seumur hidup gue." Angga menghela napas.
"Terlalu gegabah memang. Tapi gue mantepin Hati sama Niat bakal jadi orang yang setiap detik selalu bersama dia, Selalu ngasih tau apa yang salah dan apa yang bener, jadi orang yang imamin dia. Dan menjaga dia seumur hidup gue." Sambungnya tanpa ragu membuat sudut bibir Nathan tertarik.
"Kalo gue gak restuin kalian?" Tanya Nathan tiba tiba. Membuat tubuh Angga menegang.
"Gue bakal terus berusaha dapet restu dari lo kak!." Tegasnya.
Nathan terkekeh sinis. "Tapi kayaknya gak segampang itu."
Angga mengangguk. "Semua butuh proses, pasti."
Nathan mengangkat wajahnya menatap keatas langit yang sedang sedikit mendung itu. Matanya terpejam membiarkan helaian rambut menyapu wajahnya. "Gue emang bukan sodara kandung Selin. Tapi dia udah gue anggep sebagai Adik kandung gue sendiri."
Ucap Nathan membuat Angga kembali menoleh. Lalu pemuda tersebut mendecak bibirnya sebelum berkata.
"Dulu emang dia terlalu bebas sampai nakalnya keluar batas. Saat itu gue marah pada diri gue sendiri yang gak becus jadi seorang kakak! Dia liar. keluar masuk club, Mabuk, ngerokok, balapan dan punya banyak temen yang gak jelas asal usulnya. Gue sering tegur dia, tapi dia selalu jawab 'Kalo bukan kayak gini, gue harus lari ke siapa? Gue gak mau ngerepotin lo terus. Biarin gue bebas sampai gue tau kalau itu adalah hal yang merugikan'. Dia selalu bilang begitu. Gue setuju waktu lo bilang dia itu selalu gak bakal perlihatin serapuh apa dia keorang lain, Dia cewek tegar, Kuat namun dalamnya rapuh mudah goyah. Dia selalu jadi mainan Cowok gak jelas maupun dia sendiri yang mainin mereka. Saat dulu gue pernah nyelametin dia yang hampir aja lepas kehormatanya. Sejak saat itu gue jadi susah lepasin dia."
Nathan menatap Angga. "Dia itu aslinya masih polos gak ngerti apa apa. Tapi kepolosan dia ketutup sama Kelakuanya. Kalo lo berharap jadiin Selin teman hidup lo!!! Lo harus berhasil yakinin gue dengan rintangan apapun yang ada. Gue gak bakal lepasin Selin gitu aja, Karna dia itu berarti bagi gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me a Change (SELESAI)
Ficção AdolescenteThe Wattys Awards 2019 PROSES EDITING (Squel The Past) . Jika kau melihat orang dari luarnya saja, kau tak akan tau apa cerita yang disembunyikan orang itu sebenarnya. Semua manusia tidak ada yang sempurna. Lihatlah aku! Betapa kotor dan buruknya a...