part 25 : She don't Fine

1.3K 65 0
                                    

HAPPY READING
.
.

"Mama."

Sarah yang baru pulang dari luar negeri itu segera merentangkan tanganya saat melihat sang putri yang berdiri tak jauh darinya.

Dengan cepat Selin berlari dan memeluk mamanya. Ia butuh sandaran. Dan Mamanya yang dibutuhkanya.

Sarah yang membalas pelukan Selin pun mengeryit menyadari keadaan Putrinya. Yang agak kurus dan matanya yang terlihat sembab dan kantung matanya hitam.

Dan Putrinya menangis?

"Hey kenapa sayang?" Tanyanya khawatir. Ia mengelus kepala selin dan terasa panas.

Ia meregangkan pelukanya. Dan menyentuh kening putrinya. Raut khawatir tak bisa disembunyikan oleh wanita itu lagi.

"Kamu sakit?"

Selin menggeleng masih menangis sesenggukan. Lalu Sarah merangkul anaknya menuntun menuju sofa. Tapi belum sempat duduk disofa besar nan empuk itu.

Tiba tiba tubuh Selin jatuh ke lantai, tak sadarkan diri. Sarah berteriak histeris sehingga membuat Bi Bina yang tadinya membuat bubur untuk Selin pun tergopoh gopoh mendekat bersamaan dengan pak Bani yang dari luar.

Pak Bani langsung mengangkat Selin dan menggendongnya menuju mobil disusul Sarah dan Bi Bina.

♡♡♡

Tika dan Eby tergopoh gopoh berlari menyusuri lorong demi lorong rumah sakit kala mendengar sahabat mereka yang dalam masa rapuhnya itu tumbang tak sadarkan diri tadi pagi.

Tepat diruang VVIP beradalah keluarga Selin yang dihadiri. Riski, Bi Bina, Pak Bani, Hana dan Nathan.

Raut wajah Cemas tak luntur dari wajah mereka. Dan itu membuat suasana hati Eby maupun Tika semakin tak enak.

"Selamat Siang." Sapa Eby membuat mereka yang menjaga diluar Kamar rawat inap Selin itu menoleh.

"Oh nak Eby."

Eby dan Tika mendekat menyalami Riski lalu mereka ikut duduk disamping Hana.

"Bagaimana dengan Selin pak?" Tanya Tika.

Riski tersenyum sendu. "Dia terkena Tipes dan dehidrasi tinggi. Sekarang sedang di temani Mamanya dan istri bapak."

Tika mengigit bibir bawahnya saat mendengar bahwa Sahabatnya itu sekarang dilanda Tipes dan dehidrasi tinggi.

Eby pun tak jauh dengan Tika. Ia menoleh saat wanita yang ia ketahui bernama Hana pemilik butik yang sekarang ia kagumi itu berada disana.

Ia terkejut pasti.

Antara senang dan~ Entahlah ia tak bisa menjabarkanya.

"Hay! Teman Selin yah?" Tanya Hana duduk disamping Eby yang tak bisa berkutik ditempat.

"Kak Hana Diraga?" Bukan Eby yang menyahut. Tapi Tika yang tiba tiba menyembulkan kepalanya dari belakang Eby.

Hana terkekeh. "Kalian tau Aku?"

Keduanya mengangguk. Tapi saling berbeda, Dimana Tika yang mengangguk semangat sementara Eby yang mengangguk kaku masih wajah innocement-nya.

"Siapa yang nggak tau sih kak, Pemilik SL'D? Wah!!! Kakak lebih cantik dari yang dimajalah majalah yah." Kagum Tika lalu ia berpindah duduk disamping Hana.

Nathan yang melihat calon istrinya dikepung dua gadis remaja itu hanya bisa geleng geleng kepala. Ia yakin mereka adalah penggemarnya.

Hana meringis mengusap tengkuknya. Andai mereka tau siapa yang sebenarnya berperan besar dan pemilik butik yang dipimpinya tersebut. Ia yakin kedua gadis didepanya ini akan pingsan.

Help Me a Change (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang