part 58 : Damai Kakak ipar

1K 46 0
                                    

HAPPY READING!!!
.
.
.

"Jauhan ah."

"Nanti aku jatoh yang!!!."

"Salah siapa minta ikut naik."

"Kan aku pengen."

Selin melihat ke samping Angga yang berbaring disebelahnya. Lalu ia melongo dan menyikut perut Angga yang berbaring disampingnya.

"Kamu tuh gimana sih. Orang itu masih luas malah dempet dempet. Gak lihat aku ini mau jatoh kalo gak ada penghalangnya disini malah dempet dempet. Kalo aku jatoh ini gimana. Orang kok aneh kamu lama lama. Udah tau itu masih lebar." Omel Selin.

Angga meringis dan menggeser ke sampingnya yang luas. Akhirnya Selin bisa menghela napas lega karena ia sudah tak terdesak lagi. Lalu menatap tajam Angga, laki laki itu sedari tadi merengek ingin naik ke bangkarnya juga dan ikut tiduran dengannya. Akhirnya Selin mengizinkannya tapi lama kelamaan malah mepet mepet hingga dia terjepit dipembatas bangkar yang dipasang.

Dua hari ia sudah dirawat inap disini. Padahal ia sudah merasa enakan tapi dokter sialan itu mengatakan kalau dirinya belum boleh pulang katanya palingan besok baru boleh. Awalnya ia terus meminta pulang tapi Angga juga tidak mengizinkannya sampai sembuh total. Karena Angga tau Jika Selin pulang, Gadis itu pasti akan langsung mengernakan tugasnya dikantor yang sekarang sedang dihendel mbak Nia.

Ia bosan sungguh. Kemarin keluarganya dan keluarga Angga mengunjunginya membawa beberapa bawaan yang sudah mengisi penuh lemari es kecil yang ada di ruang inal vvip Selin.

"Yang."

Selin tersadar dan menoleh melihat Angga yang membetulkan posisi tidur mereka. Dengan bagian kepala bangkar agak di naikkan sehingga bisa menyandar dengan pas.

"Apa?"

Angga menoleh kearah Selin. Ia menatap cukup lama. "Cium."

Selin mendengus. "Tadi kan udah."

"Lagi dong!."

Cup

Angga memberengut karena Selin menciumnya di pipi kanannya. "Di bibir lah."

"Kan tadi udah. Untung untung aku mau nyium."

Angga mendengus dan dengan cepat ia meraup bibir Selin dengan bibirnya. Selin kaget dengan gerakan tiba tiba dari Angga. Ia menggebuki punggung Angga yang sekarang setengah menindihinya. Karena Selin sudah kehabisan napas.

Angga melepas ciumanya dengan Senyum yang amat lebar. Lalu Selin mendorongnya berbaring disampingnya. Perempuan itu sebanyak banyaknya menghirup udara yang ada.

"Dasar, asal nyosor aja." Omelnya.

Angga terkekeh dan berbaring nyaman menaruh kepalanya di bahu Selin lalu ia membuka ponsel mengecek email yang tadi dikirim sekertarisnya.

Mendengar ada suara ribut diluar Selin melihat kearah pintu yang sedikit terlihat bayangan dua orang yang beradu cekcok. Lalu tak lama pintunya terbuka.

"Ngga." Panggilnya menepuk lengan Angga yang masih fokus dengan ponselnya.

"Angga ih."

"Apa sih yang?."

"Ada Boy sama Tika tuh." Angga mengangkat pandangannya.

Boy melongo didepan pintu lalu menutup mata Tika yang ada disebelahnya. "Jangan lihat!! Itu ada hubungan suami istri."

Tika memberontak memukuli tangan Boy sampai terlepas ia menatap Angga dan Selin. Lalu ia menatap Boy. "Iyah. Hubungan suami istri."

Selin yang merasa tidak enak pun berusaha duduk tapi ditahan Angga agar tetap berbaring dengan bahu yang disenderinya.

Help Me a Change (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang