part 34 : Baikan

1.3K 55 0
                                    

HAPPY READING!!
.
.

Suara dering dari sebuah Ponsel keluaran baru itu tak membuat Seorang gadis yang menjadi pemiliknya meraihnya.

Siang itu mendung, Seperti hati Seorang Gadis yang berada didalam sebuah kamar tersebut. Mata Gadis yang berbaring tengkurap diatas ranjangan besar itu mengarah keluar balkon yang ia buka. Semilir angin membuat bunga bunga kecil yang berada dipot diatas pembatas balkon itu menari nari dilantuni kicauan para burung yang bersarang diatas dahan pohon yang tepat berada disamping balkon kamar tersebut.

Hati gadis itu gundah. Ia ingin mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan masuk itu yang sudah selama beberapa hari meramaikan ponselnya.

Tapi Tanganya tak ingin bergerak. Seolah raga gadis tersebut mengikuti ego-nya yang tinggi. Meski hatinya berjerit jerit menyuruhnya mengangkan panggilan tersebut.

Persetan dengan ego.

Dengan cepat gadis itu meraihnya dan mengangkatnya. Gengsi awalnya, tapi ia juga merindukan sosok yang ada disana.

Tapi..... Hening?

Gadis itu tetap terdiam. Ia menunggu sampai orang diseberang sana membuka suaranya.

2 menit.

3 menit.

Ia menghela napas kesal lalu mengarahkan jempolnya ke-ikon merah. Tapi tertahan karena suara deheman disana dan dilanjutkan dengan sebuah sapaan.

"Ca!!."

Itu Angga. Pemuda yang sudah empat hari ia abaikan karena kesalah pahaman yang sudah ia sadari. Tapi ia tetap diam, ingin mengetahui seberapa besar usaha pemuda itu untuknya.

"Hmm!!."

"Gue kerumah lo yah!!."

Selin terdiam. Ia sangat merindukan Angga, sebesar apapun kesalahan pemuda itu, ia tetap tidak akan bisa jauh jauh darinya. Nyatanya cintanya lah yang lebuh besar dari sakit hatinya.

"Ngapain?"

Suara amat datar itu mampu membuat Angga yang diseberang sana tersenyum bahagia.

"Y-yah! Nanti juga tau. Gue sekarang udah ada didepan kompleks rumah lo. See u Sayang." Cicit Angga cepat diakhir katanya.

Selin mendengus geli kala panggilan itu langsung mati. Ia tak kaget lagi dengan kelakuan pemuda itu yang penuh kejutan. Bahkan seperti ini sering, dimana pemuda itu ijin kerumahnya saat dia sudah nangkring kalau tidak di depan kompleks yah depan alfamart dekat kompleks-nya. Dan apa tadi SAYANG? Selin terkekeh sinis, kalau saja tidak meregang pemuda itu tak akan memanggiilnya dengan panggilan menggelikan itu.

Tapi tak apalah. Ia bahagia.

Dengan semangat ia beranjak dan berdiri dikaca makeupnya dan membenahi dandananya, dipoles sedikit lipgloss dan ditaburi sedikit bedak bayi. Ah jangan lupa parfum yang tak pernah terpisahkan dari diri Gadis tersebut.

Tok tok tok.

"Non!!! Ada Den Angga didepan." Itu suara Bi Bina.

Selin menoleh. "Iyah Bi. Suruh tunggu sebentar."

"Ah yah non!! Bibi tinggal ke pasar yah!."

"Iyah Bi."

Setelah suara Bi Bina telah tiada, Selin segera berlalu keluar kamar. Saat dipinggir pembatas ia menunduk menatap kebawah. Hampir saja terjungkal Kala Angga yang duduk diruang televisi mendongak menatapnya, membuat pandangan mereka bertubrukan.

Help Me a Change (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang