HAPPY READING
.Tiga bulan berlalu...
Hari hari menuju Pernikahan membuat Selin merasa kalau setiap hari sangatlah cepat berganti dari siang sampai malam. Sudah cukup tiga bulan ia dan Angga bersenang senang dan kini saatnya mereka ikut membantu mempersiapkan segala sesuatu yang kurang.
Kurang satu bulan lagi atau lebih tepatnya tiga minggu lagi. Jika menurut kalian itu masih lama, tapi menurut Selin dan Angga. Waktu tiga minggu sangatlah cepat dan dekat.
Meski sudah kurang tiga minggu, Namun Selin masih kekeuh menyelesaikan pekerjaannya dikantor. Sudah beberapa kali disuruh untuk meninggalkan namun Selin tetap tidak mau dengan beralasan, Jika cepat diselesaikan ia nantinya akan bisa mendapatkan libur panjang saat waktu pernikahan. Padahal juga perusahaan sendiri sudah seperti seorang karyawan saja. Selin bisa saja memberikan tugasnya kepada CEO dan Mbak Nia, Tapi ia hanya ingin menyelesaikan saja sampai usai Nikah Nanti. Pastinya nanti Angga tidak akan memperbolehkannya untuk mengurus perusahaan.
Seperti saat ini, Kini ia duduk dikursi kebesarannya dengan tegang fokus akan lembaran laporan didepannya ini. Dengan kacamata minus bertengger diatas hidungnya, Selin mencermati setiap kata yang ada di dalamnya dan setelah selesai ia akan menandatanginya.
Karena terlalu konsentrasinya sampai dia tak menyadari sejak tadi ada dua sahabatnya yang duduk disofa memandanginya tanpa henti. Mungkin sebuah naluri karena terlalu lama merasa ditatap seseorang, Selin akhirnya mendongak dan terkejut melihat keduanya.
Tika dengan raut bosannya dengan Eby yang terlihat segar dengan badan yang agak berisi dan jangan lupakan perutnya yang mengembung itu.
"Sejak kapan kalian disini?"
Eby menatap jam tangannya. "Tiga puluh menit yang lalu."
Tika mengangguk. "Dan lo baru nyadar kalo kita ada disini." Terusnya.
Selin meringis lalu melepas kacamatanya dan beranjak setelah memesan beberapa minuman dan cemilan untuk kedua sahabatnya itu. Lalu ia duduk di samping Eby.
"Lo gak lupa sama kita kan?" Sindir Tika.
Selin mendengus. "Lupa pala lo, yah kan itu kerjaan gue banyak tadi."
"Apa gunanya CEO lo kalo lo sendiri yang ngerjain?" Tanya Eby.
"Dia udah gue tugasin."
Tika menghela napas. "Ayolah bep!!! Lo bentar lagi di ijab kobul orang, Masa masih mau aja mandeng kertas laporan itu?"
Selin mendengus kembali. "Gue mau nikmatin waktu yang tersisa sebelum Angga larang gue buat Kerja."
"Lagian yah kalo orang lain yang mau merid itu nikmatin waktu buat spa sama lulur. Lah lo? Malah luluran berkas perusahaan." Celoteh Tika membuat Eby terkekeh.
Selin berdecak. "Yah kan gue beda, bego."
"Lah lo ngatain gue?" Tanya Tika tak percaya.
Selin mengangkat bahunya dan berdiri ketika pintu ruangannya diketuk. Setelah itu ia kembali dengan dua OG yang membawa pesanannya tadi.
Namanya juga hormon hamil. Eby yang melihat berbagai macam cemilan yang mengiurkan pun langsung menyantapnya membuat Tika melongo dan Selin yang terkekeh kembali duduk ditempatnya tadi.
Tangan Selin terulur mengelus perut Eby. "Ponakan gue sehat gak By?"
Eby mengangguk. "Sehat dong."
"Laki apa perempuan?"
Tika mengeplak kepala Selin dari belakang. "Bego!! Baru lima bulan ditanyain."
"Yah siapa tau udah kelihatan kan?" Sembur Selin tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me a Change (SELESAI)
Teen FictionThe Wattys Awards 2019 PROSES EDITING (Squel The Past) . Jika kau melihat orang dari luarnya saja, kau tak akan tau apa cerita yang disembunyikan orang itu sebenarnya. Semua manusia tidak ada yang sempurna. Lihatlah aku! Betapa kotor dan buruknya a...