HAPPY READING!!!
.
."Temen kamu ngapain sahabatku!!." Desis Eby kepada seseorang diseberang sana.
Setelah sampai dirumahnya, ia membantu Selin membersihkan diri dan menemani tidur sahabatnya sesekali mengompres dahi Gadis tersebut yang ia baru tau kalau Selin terserang Demam. Setelah merapatkan selimut tebal ketubuh ringkih sahabatnya. Eby berjalan menuju balkon kamar dan langsung menelpon kekasihnya yang termasuk teman dekat seseorang yang sudah membuat sahabatnya menjadi seperti itu.
Arkan yang baru saja pulang dari basecamp pun bingung kala Eby menelponya dengan nada sedingin es di kutub utara itu. Dan membawa bawa teman temanya.
"Kenapa Yang? Teman siapa?"
Eby memutar bola matanya. "Temen lo ngapain Selin sampek dia nangis kayak gitu?" Bahkan ia tak memakai panggilan Aku-kamu lagi.
Arkan disana menegang. Jika seperti ini gadisnya itu sedang dalam amarah yang sangat besar. "Angga?"
"Siapa lagi!! Lama lama lo juga buat gue kesel yah!!."
Oke!!! Eby benar benar marah.
"Emm... yang!! Jujur aja aku masih bingung, nanti aja yah dibahas kita ketemu dikafe deket kampus, biar Boy aku ajak sekalian. Tuh anak pasti tau."
Eby berdecak. "Iyah! Maaf juga, aku kebawa emosi."
Arkan yang ada diseberang sana tersenyum. "Iyah nggak apapa. Aku ngerti kok."
Sudut bibir Eby tertarik. "Selama malam." Ia jadi gak enak sendiri telah membentak kekasihnya yang tak tau apa yang terjadi itu.
"Malam juga sayangku!!!."
Eby mengulum senyumnya dan segera memutuskan panggilan. Ia berjalan menuju Ranjangnya menatap Selin beberapa detik sebelum memasuki kamar mandi.
♡♡♡
Eby dan Tika berjalan sesekali berbincang memasuki sebuah cafe. Setelah sepulang dari kampus mereka lagnsung menuju kafe tersebut yang sudah di tunggu Boy dan Arkan.
Selin hari ini tak masuk kuliah karena ia terserang demam semalaman dan tidak diperblehkan Mamanya untuk masuk kuliah. Saat subuh subuh mengantarkan Selin kerumahnya, Sarah nampak khawatir saat mengetahui kalau putrinya terserang demam, bahkan Eby ikut turut serta mengantar Selin kerumah sakit terdekat karena Sarah yang terlalu panik. Dan juga berakhir Selin memilih istirahat dirumah saja.
Dan saat tiba di kampus. Eby langsung bercerita kepada Tika yang malah lebih terbakar emosi akan ceritanya. Tangan gadis tersebut bahkan sudah gatal ingin meninju wajah tampan milik Angga.
"Udah lama?"
Arkan tersenyum dan merangkul bahu Eby yang baru duduk disampingnya. "Nggak kok!."
Eby membalasnya dengan senyuman sebelum arah pandanganya menatap tajam Boy yang sedari tadi memerhatikan Tika dalam diam.
"Ehem." Deheman keras Eby mampu membuat Boy kelimpungan.
"Lo tau kan apa masalahnya yang terjadi?"
Boy mengangguk sebelum menghela napas. "Iyah gue tau tuh anak memang salah, gimana yah!! Gue aja bingung buat nasehatinya."
Tika menatap Boy datar. "Temen lo seriusan bukan sama Selin?"
Boy menoleh ia kembali menangguk mantap. "Dia beneran serius sama Selin. Tapi ada sebuah alasan yang buat dia ngelakuin hal ini, gue yakin itu."
Arkan menatap Boy lama. "Ada rahasia yang kalian sembunyiin? Mungkin bersangkut paut sama masalah ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me a Change (SELESAI)
Ficção AdolescenteThe Wattys Awards 2019 PROSES EDITING (Squel The Past) . Jika kau melihat orang dari luarnya saja, kau tak akan tau apa cerita yang disembunyikan orang itu sebenarnya. Semua manusia tidak ada yang sempurna. Lihatlah aku! Betapa kotor dan buruknya a...