part 57 : ketika mantan bertemu

1K 47 0
                                    

💜 THE BIGGEST LOVE ARMY'S 💜

HAPPY READING
.
.
.

(Spesial Tika-Boy)
.
Sebuah mobil lamborgini berwarna kuning berhenti di pinggir jalan yang sedikit sepi. Disamping mobil itu terdapat seorang perempuan tengah mengerutu berjongkok di bagian ban belakang mobil yang berada dipinggir trotoar.

Pemilik mobil itu adalah seorang perempuan berambut hitam dengan ujungnya berwarna pink cerah itu. Perempuan itu berdiri dan mengusap peluh di dahinya.

"Mobil sialan. Mahal mahal tapi kualitas rendah." Kesalnya menendang ban yang sudah tak berisi udara itu.

Perempuan itu menatap sekeliling mencari bantuan tapi kendaraan lain yang melintas seolah tak memperdulikannya. Memang dasar orang songon semua, Batin Tika mengumpat.

Sudah satu jam dia disini. Mencari bengkel namun ia tau kalau kawasan disini mana ada bengkel yang ada hanya pepohonan dan tembok penghalang saja. Ingin meminta bantuan siapapun lewat telepon pun ponselnya mati. Ia berdecak, Hari sial memang.

Dia Tika. Berjongkok lagi dan menunjuk kesal ban mobilnya. "Kesel gue sama lo. Mendingan gue beli aja mobil sedan dari pada lo yang modal body doang."

Disela sela kekesalannya ia menoleh kebelakang kala ada suara bising knalpot sebuah motor berhenti dibelakangnya. Ia berdiri menatap sang pengendara yang menaiki motor gede itu. Setelah sang pengendara melepas helmnya, Tika langsung gugup dan membalikkan badannya.

"Mobil lo kenapa?."

Mendengar suara bass mengalun membuat Tika meremas dress yang ia pakai. Ia berdehem sedikit menyingkir kesamping.

"Ban bocor."

Laki laki itu menunduk mengecek bannya dan kembali berdiri. Mereka saling menghadap berhadapan dalam diam. Tika menunduk menghindari tatapan Boy yang menatapnya intens.

Boy berdehem. "Kenapa gak minta bantuan?"

"Disini sepi."

"Kan bisa nelpon kurir bengkel atau apalah gitu."

Tika mendongak menatap laki laki yang lebih tinggi darinya. "Nggak lo bilang udah gue lakuin. Tapi ponsel gue mati."

"Tapi cinta gue buat lo Gak akan mati kok."

Tika melotot kesal. Jujur ia sudah panas dingin sejak laki laki itu menghampirinya. Tak bisa dibohongi kalau rasa yang dulu itu masih ada.

"Bacot lo."

"Elah gitu aja buat serius. Gue bercanda kali." Celetuk Boy sinis membuat Tika ingin memakannya hidup hidup.

"Jadi gimana?" Tanya Boy.

Tika mengedarkan pandangannya. "Yah nggak tau."

Boy mendengus. Gengsi amat minta tolong, Batinnya menyeletuk. Lalu dia mengeluarkan ponsel dan menelpon seseorang yang ia suruh untuk mengurus mobil Tika. Sedangkan perempuan itu hanya menyimak.

Setelah mematikan panggilan, Boy menatap Tika. "Lo mau kemana atau dari mana sih?"

"Kepo lo."

Boy berdecak. "Dibantu bukannya makasih kek. Malah nyolot."

Tika berdecak. "Yaudah thnks. Gue tadinya mau ke rumahsakit."

Sebelah Alis Boy terangkat. "Siapa yang sakit?"

"Selin."

Mendengar nama Selin. Boy pun kepo. "Sakit apa dia? Bukannya dia lagi ada urusan bisnis di jepang?."

Help Me a Change (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang