part 20 : Mimpi?

1.9K 65 0
                                    

HAPPY READING
.
.

Setelah Ciuman Yang melengkapi kisah mereka Kemarin, mampu membuat keduanya sedikit agak cangung.

Suara letupan kayu kering yang terbakar menambah indahnya suara enam pemuda yang sedang bernyanyi yang berpaduan dengan Iringan Gitar dari Angga.

Bulan yang menyinari malam terakhir mereka disana nampak sangat indah dan terang. Aliran sungai seolah membuat sesuatu yang indah untuk salam perpisahan pada para pemuda disana yang berencana pulang esok hari, dengan memantulkan bulan dan bintang yang dipadukan dengan langit malam.

"Banyak sudah kisah yg tertinggal 
Kau buat jadi satu kenangan 
Seorang sahabat pergi tanpa tangis arungi mimpi 
Slamat jalan kawan cepatlah berlalu 
Mimpi mu kini tlah kau dapati 
Tak ada lagi seorangpun yang menggangu kau bernyanyi ~"

Mereka bernyanyi dengan semangat. Sedangkan ketiga gadis disana hanya menikmati sesekali menimpali.

Selin yang duduk disamping Angga dan Eby, menekuk lututnya dan memeluknya sambil sesekali bertepuk tangan. Ia tidak akan melupakan kebersamaan yang sesungguhnya seperti ini, Para Sahabat Angga sangatlah Hangat dan mudah bergaul denganya, sehingga membuatnya nyaman dan menerima mereka sebagai temanya juga.

Lagu yang mereka nyanyikan akhirnya telah selesai, Gaga yang memang sedikit Cengeng langsung berkaca kaca usai menyanyikan lagu tersebut. Ia tak bisa membayangkan berjauhan dengan para sahabatnya. Memang dirinya nanti akan melanjutkan belajarnya dinegara bernama London tersebut. Dan tentu akan jauh dengan mereka.

Arkan yang berada disamping Gaga pun terkekeh. Ia menyadari perasaan Sahabatnya itu. karena hanya dia yang akan melanjutkan kuliah keluar negeri sendiri diantara mereka. Ia merangkul bahu Gaga dan berbisik. "Duh!!! Yang bakal jauh."

Detik itu juga Gaga terkekeh dibarengi jatuhnya air mata dari kedua mata birunya. Hal itu membuat Arkan dan Putra yang berada disisi lain Gaga tertawa mengundang perhatian disana.

Angga yang menyadari Gaga menunduk saat kedua pemuda disamping sahabatnya itu tertawa pun bertanya. "Kenapa?"

Putra terkekeh menunjuk Gaga. "Si Gaga nang- ADAWWW." ucapnya terpotong kala Gaga meninju perutnya dari samping.

"Gaga nangis." Celetuk Arkan mendapat pelototan Gaga dengan semburat merahnya.

Mereka semua tertawa terkecuali Gaga yang menunduk dalam dalam. Boy yang Duduk samping Angga pun menyeletuk. "Yang bakal jauh."

Dan hal itu membuat Gaga mengigit bibirnya menahan isaknya. Hatinya semakin teremas tak rela meninggalkan mereka. Putra yang melihat badan Gaga bergetar pun ikut berkaca kaca. Lalu ia memeluk sahabatnya itu.

"Uuuh gue jadi ikut nangis ini. Udah ah." Rayu Putra menepuk nepuk punggung Gaga.

Arkan mendengus lalu ikut menimbrung. Di susul Didi mendekat Lalu Boy dan Angga yang semakin menindih Gaga yang berada ditengah tengah. Pemuda itu sudah terisak tak bersuara hanya dengusan yang terdengar.

Tika yang melihatnya ikut mengkerutkan bibirnya. Ia terharu. Eby juga hanya tersenyum melihat besarnya persahabatan mereka. Selin terkekeh saat Kaki Putra diinjak Boy, ia juga ikut tersanjung melihat pemandangan didepanya itu.

"Hiks. Njing gue sesekh." Lirih Gaga. Kakinya menendang nendang apa yang tersentuh disekitarnya. Dan yang menjadi korban adalah kaki Angga dan Arkan yang menindihi kakinya.

"Tolong." Jerit Gaga.

Bahkan kelima sahabatnya tidak ada yang merespon malah semakin mengeratkan pelukanya. Hal itu membuat Selin angkat suara. "Eh udah!!! Kasihan Gaganya. Laknat lo semua."

Help Me a Change (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang