PART 12: Pertolongan Berharga

3.9K 162 0
                                    

SEBELUM BACA, VOTE DULU!

HARGAIN PENULIS NYA YANG KADANG SAMPE BEGADANG!

***

[DASHA]
PART 12: Pertolongan Berharga

***

Hevi sibuk memandangi dasha yang sedang tertidur. Gadis itu masih tertidur di jam 8 pagi ini.
"Hei, bangun. Kamu gak sekolah?"

Euggh

Erangan kecil terdengar membuat hevi sedikit tersenyum simpul mendengar nya. "Ka-kak hiks hiks hiks." Dasha menangis dan seketika memeluk lutut nya sendiri dengan erat.

"Hei, aku disini! Kamu kenapa?"

"Aku tidak punya rumah." Ucapan dasha yang pelan mampu membuat hevi terkejut bukan main.
"Hah? Kakak disini tidak paham. Kamu boleh cerita jika ada masalah." Hevi mencoba menenangkan nya.

"Ba-baiklah, sebenarnya... "

15 menit berlalu dengan cerita dasha yang membuat hevi terkejut bukan main bagaimana tidak? Adik kandungnya sendiri tega memfitnah dasha.

"Nama aku Dasha Millany Arogan panggil aku Dasha tetapi sekarang marga itu sudah hilang." Seketika bagai disambar petir disiang bolong, itu adalah nama orang yang sering diceritakan oleh adik nya.

Menurut adik nya, Dasha itu orang nya ceria, suka membuat lelucon dan pembuat onar tetapi melihat dasha yang seperti ini membuat nya sedikit tidak percaya akan cerita adiknya.
"Kamu boleh tinggal disini. Ya udah kamu sekolah sana." Seru hevi tetapi dasha tidak beranjak sedikit pun.

"A-aku gak mau sekolah. Semua orang didunia ini jahat hiks hiks hiks. Aku cuma mau kerja!"

Hevi bingung harus bagaimana lagi, ia juga paham apa yang dirasakan oleh dasha. "Ehm kamu itu harus sekolah bukan kerja." Ujar hevi tapi dasha hanya menggeleng.

"Aku gak mau sekolah. Aku mau kerja!" Ucapan hevi yang begitu halus tak mampu merobohkan dasha yang masih bersikukuh ingin bekerja.

"Hufft dasha. Yaudah nanti kakak bantu kamu daftar ke sebuah cafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sini." Ujar hevi seketika membuat dasha berbinar.

Dengan sigap dasha memeluk hevi membuat yang dipeluk hampir terjungkal, "Terima kasih kak, kakak sudah banyak menolong ku."

Hevi pun membalas pelukan dasha dan tersenyum,"Iya Masama."

***

"Apakah ini cafe nya kak?" tanya dasha dengan mata yang berbinar. Dasha dan Hevi sekarang berada di depan sebuah cafe yang bergaya Artistic sesuai nama cafe nya.

"Iya."

Dasha menoleh ke arah hevi dengan tatapan tidak yakin, "Apa kakak bercanda? Ini Cafe Artistic kak. Aku gak yakin bakal diterima kerja disini."

"Tidak, yakin lah. Apa boleh kakak bertanya?"

"Iya kak silahkan." ujar dasha sembari tersenyum simpul.
"Kamu mau kah menjadi seorang waitress di cafe ini?"

"Mau banget kak, tapi kalau diterima." jawab dasha dengan senyuman kecut. Dalam lubuk hati nya ia tidak yakin bisa diterima kerja di cafe Artistic ini.

Hevi tersenyum simpul dan mengajak dasha memasuki cafe tersebut. Banyak sekali pasang mata yang menatap mereka.

Para waitress yang dilewati hevi dan dasha membungkuk sopan. Dasha bingung apa yang terjadi tapi ia tak ambil pusing dan tetap mengikuti langkah kaki hevi.

DASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang