PART 32: Akhirnya - Jordan

2.1K 86 0
                                    

BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

Readers sekalian.. Jan lupa bahwa percakapan bahasa Inggris akan ditandai dengan font Itali alias miring. Okey? Mohon diingat ya!

***

Sedangkan di sisi lain..

Seorang gadis muda sedang terpana kepada dua pemuda yang berinteraksi dengan logat barat.

Percakapan antara Grausam dan Zack sebelumnya terdengar dengan jelas di area sekitar membuat mereka semua bungkam seolah-olah seluruh arena diperintahkan akan hal itu. Dan sekarang, mereka berdua terlihat berangkulan dan sangat akrab.

Benar-benar insan yang sulit ditebak.

"Zack.." Gadis muda itu alias Dasha merintih perlahan menyeru nama seorang pemuda sembari menatap dua pemuda yang berjarak beberapa meter darinya. Orang yang berada di sebelahnya sontak terkejut.

Tegar menyipit menatap Dasha yang berlogat aneh. Gerak-geriknya terlihat cemas akan sesuatu. Mata gadis yang berada sebelahnya terfokuskan kepada salah seorang diantara kedua pemuda yang berinteraksi itu.

"Lo kenal dengan orang itu?" Tegar berbicara kepada Dasha, namun orang yang diajak bicara tak menggubrisnya. Seolah-olah omongannya hanyalah angin lalu yang tak pantas dihiraukan.

"Sha!"

"Ah, ya?" Tegar yang menegur dengan suara sedikit keras membuat gadis itu tersentak.

"Lo kenalkan dengan orang itu, sha?" Ujar Tegar dengan menekan dan tatapan mengintimidasi membuat Dasha terkejut sekali lagi. Hawa dan tatapan itu adalah suatu hal yang sangat ia benci.

Ia dapat melihat mata Tegar memancarkan hawa menusuk yang tidak pernah muncul dari dirinya sebelumnya. Ia yang tidak pernah merasakan ketakutan akan tatapan siapapun tiba-tiba merasakan perasaan itu yang berasal dari Tegar.

Napasnya terengah-engah. Giginya mengerat. Kenapa tatapan lelaki yang berada didepannya ini mampu membuatnya merasa ketakutan padahal selama ini Tegar tidak pernah keras padanya. Apakah karena Jordan? Sebegitu pedulinya kah tegar pada Jordan.

"K-kak, Ber-henti-lah me-menatapku seperti itu." Dasha berbicara dengan terbata-bata. Kakinya melangkah mundur secara perlahan. Wajahnya yang biasanya terlihat dingin dan elegan secara lugas terlihat ketakutan.

Semua orang yang sebelumnya tidak memerhatikan merekapun seketika tertarik. Jordan dan Vano juga ikut memerhatikan mereka berdua secara sepihak.

"Huh? Itu.." Jordan menyipitkan matanya agar ia bisa melihat jelas objek yang menarik perhatian semua orang. Semakin ia perhatikan, semakin pula ia penasaran dengan seseorang yang menggunakan pakaian berwarna.

Perlahan, dia melangkah mendekat ke arah objek yang menarik perhatiannya dan meninggalkan Vano seorang diri. Sama halnya dengan Jordan, dia juga merasa penasaran pada seseorang yang menggunakan pakaian berwarna itu.

Jordan terus mengikis jaraknya menjadi 1 meter. Bibir tebal, alis tebal, mata lebar yang terlihat cantik, hidung ramping, badan proposional yang khas dan juga rambut cokelat sepinggang mewujudkan seorang gadis muda cantik berdiri di depannya yang tak lain dan tak bukan adalah Dasha.

Jaraknya yang tak jauh dengan gadis itu membuatnya merasa yakin bahwa yang berada di depan matanya adalah gadis yang selama ia cari-cari. Seorang gadis yang membuat dirinya menjadi kelabakan kesana-kemari.

"Dasha?!" Jordan menyeru dengan suara lantang membuat semua orang terkejut. Entah apa yang merasukinya hingga mampu meruntuhkan imej nya yang merupakan seorang manusia bersifat, berwajah dan berdarah dingin.

DASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang