PART 26: Gruillei 999touch

2.8K 107 1
                                    

BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

Hae! Author is come back!

Nb: Percakapan bahasa inggris akan ditandai dengan font miring atau Itali.

***
At 18.00pm

"Zack, apa ini alamat yang benar?" Dicky menatap Zack dengan tatapan bingung, begitu pula dengan hevi dan juga Dasha yang tampak sedang duduk di jok mobil bagian tengah. Tatapan mereka yang bingung disambut senyuman yang manis dari Zack.

Bagaimana tidak, alamat yang diberikan oleh Zack merupakan alamat yang Unfamiliar. Tapi, nama alamat itu juga sempat ia dengar sesekali, namun ia lupa kapan dan dimana ia mendengar nya.

"Kenapa? Asing dengan alamat nya ya?" Zack menjawab nya dengan kepala yang dimiringkan. Wajahnya yang tampan sempat membuat hevi dan Dasha terpaku sejenak karena perilaku imut Zack yang memiringkan kepala.

Dicky menghembuskan napas pelan, "Entahlah. Ini memang terdengar asing bagiku."

Begitu pula dengan Zack yang juga menghembuskan nafas secara pelan. "Hahhh, Itulah alasan kenapa aku belum bisa menemukan alamat ini."
Ia menatap nanar Dicky yang bingung dengan nama alamat yang diberikan oleh nya.

"Ehm, chef. Boleh coba lihat alamat nya?" Dasha yang sedari tadi diam menyimak pun mencoba melakukan sesuatu. Yakni, melihat tulisan alamat yang akan dituju oleh mereka.

Dicky memberikan selembar kertas berisi tulisan alamat itu ke Dasha yang sedang duduk di kursi belakang sopir. Dasha menerima nya dengan wajah yang berkerut.

Matanya meneliti dengan seksama isi dalam selembar kertas itu. Alisnya terangkat ke atas, diselangi dengan beberapa kali bibir menurun kebawah. "Zack, benarkah ini alamat nya?" Dasha bertanya dengan mata yang masih menatap lekat ke arah tulisan itu.

"Iya, aku yakin itu. Lagi pula, aku tak mungkin salah alamat." Ia menjawab pertanyaan Dasha dengan begitu santai sembari sesekali tersenyum manis.

Dasha yang sepertinya tidak yakin pun menjadi curiga kepada Zack. Memang jika dilihat dari sisi manapun, Zack pasti terlihat mencurigakan.

Dengan wajah tampan yang mudah menggapai hari seorang gadis manapun, itu saja sudah mencurigakan. Ditambah lagi, Zack selalu memakai baju berlengan panjang seperti ada yang disembunyikan oleh nya.

"Jika alamat ini benar adanya, lantas kenapa kau sampai sekarang belum menemukan nya?" Dasha menatap Zack dengan wajah yang terlihat kesal, alis yang saling bertautan satu sama lain.

Zack terdiam sejenak dan lagi-lagi menghembuskan nafas pelan. "Aku tidak tahu." ia mengedikkan bahu lebarnya seolah mengatakan bahwa ia tidak tahu, namun hal itu malah terlihat bahwa dirinya seperti tidak peduli.

Dasha yang melihat hal itu menatap Zack menjadi tatapan tidak suka. "Hah, terserah. Aku pikir aku pernah dengar alamat ini dari... Ah sudahlah. Coba chef, kita ke Komplek dekat Area 45. Tahu kan?" ujar nya sembari menatap tajam ke arah jalanan.

"Dasha, kamu yakin disitu? Aku dengar memang sih di komplek dekat Area 45 itu agak misterius. Juga denger-denger kalo Area 45 itu tempat buat geng-geng gitu. Gak tahu juga sih. Yaudah lah, berangkat."

Dicky pun melajukan mobil nya menyusuri jalanan-jalanan. Suasana mobil begitu hening, tidak ada seorang pun yang berbicara.

Dicky yang merasakan suasana canggung pun mencoba menyalakan radio nya. Suara radio yang memutarkan lagu Barat itu sungguh mengalun begitu tenang dalam keheningan.

DASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang