PART 23: Artikel

3.1K 117 5
                                    

BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

***

"Eh, Lo udah denger berita artikel gosip sekolah baru-baru ini gak?"

"Berita apa? Berita tentang anak kelas sebelah itu? Siapa namanya, Dasha kan?"

"Iya, katanya dia jadi buron nya geng RandeX dan Treylos."

Suara bisikan-bisikan berisik itu memenuhi kantin. Suara bisikan-bisikan itu tentu saja sangat menggangu pelajar lain yang sedang menikmati masa istirahat nya di kantin sekolah.

"Artikel gosip itu, beneran?" Mino bertanya dengan para teman nya yang tak lain dan tak bukan adalah Reza, Daffi dan Fyan.

Daffi mengedikkan bahu nya, "Entahlah no, kan itu masih gosip."

"Tapi, bukan kah ini aneh? Dua Minggu yang lalu disaat dasha mulai menghilang, bukankah kak Kitty anggota geng RandeX itu datang menghampiri dasha. Gue yakin ini bukan hal yang kebetulan." Tegas Mino dengan kalimat penuh penekanan yang kuat.

"Untuk kali ini gue sutuju sama Lo no. Entah kenapa gue merasa bahwa artikel gosip tentang dasha itu memang benar adanya." Fyan menyahuti ucapan Mino sembari menyeruput es teh yang ada di depan nya.

"Entahlah. Gue agak merasa ada sesuatu dibalik artikel gosip itu." Ujar daffi sembari menidurkan kepala nya dimeja kantin serta menutup mata nya.

Seketika Mereka berempat terdiam dan terus mendengarkan gosip-gosip tentang dasha oleh para murid yang berada di kantin. Agak risih memang mendengar nama Dasha yang terus-menerus disebut dalam pembicaraan mereka.

Bukan suatu hal yang baik, tapi malah suatu hal yang buruk. Hal itu tak hentinya dibicarakan para murid, mulai dari sisi kanan, sisi kiri, sisi depan bahkan sisi belakang semuanya membicarakan dasha.

Brakk

Tiba-tiba sebuah suara gebrakan meja terdengar begitu keras memenuhi seisi kantin. Suara gebrakan itu menimbulkan keheningan.

"Apa kalian tidak ada topik pembicaraan yang lain selain dasha? Dasha, dasha, dasha dan dasha. Apa salah Dasha pada kalian hah? Apa kalian tidak bisa membicarakan hal lain?!"

Teriakan atau yang lebih tepatnya teriakan sekaligus bentakan itu keluar mulus dari mulut seorang cowok yang sedang berdiri. Siapa lagi cowok itu kalau bukan Reza.

Sejak tadi ia mencoba menahan emosi nya agar tidak mengeluarkan amarahnya. Tetapi, pembicaraan yang  melewati batas itu sudah sungguh keterlaluan sampai-sampai membuat nya marah.

"Hahhh." Reza menghembuskan nafas nya dengan kasar dan mendudukkan dirinya kembali ke kursi kantin.

"Wah, gila juga Lo rez." Daffi memukul punggung Reza bermaksud bercanda membuat sang empunya merasa agak kesakitan.

"Sudahlah." Setelah berbicara singkat seperti itu, Reza berdiri dari tempat duduknya dan menaruh uang 20ribu An di atas meja. "Gue titip." Setelah itu ia berjalan meninggalkan meja kantin tanpa memedulikan para kawan nya.

"Eh bocah, mau kemana Lo?!"

"Mau ke kak kitty!" Jawab Reza sembari berjalan terus meninggalkan kantin.

"Woi bocah gila, jangan!"

"Bodo amat, kawan!"

***

Markas, at 10.00am

"Jordan, bagaimana?" Tegar menatap Jordan dengan tatapan bertanya sedangkan yang ditanya hanya diam memandang ponsel yang berada ditangannya tanpa memedulikan pertanyaan tegar.

DASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang