Menerima sesuatu yang dasarnya ada unsur keterpaksaan itu sulit.
Menerima itu tak semudah membalikkan telapak tangan.
Tapi, ketika kau merasakan hasilnya dari keputusan yang terpaksa, kau tak akan menganggapnya musibah. Melainkan sebuah nikmat, sebuah pengorbanan yang harus kau syukuri.
~ Lale Labibah Al-Fathi~Kedua orang tuanya serta kedua abangnya sudah kembali ke kediaman mereka. Tinggallah Lala disini seorang diri; tidak seorang diri juga, karena keadaan dalam kamar asramanya sedang ramai oleh para santri baru - sama seperti dirinya.
"Hei!" Sapa seorang gadis yang Lala tebak adalah seumuran dengan dirinya.
"Nama kamu siapa?" Tanyanya sambil memperhatikan wajah Lala lamat-lamat.
"Lale Labibah Al-Fathi. Panggil aja Lala!" Jawab pribadi tersebut datar. Mungkin tidak ada enam puluh detik untuk menjawab pertanyaannya.
"Oh Lala! Kenalin aku Chika. Lengkapnya Chika Fayyola Azka!" Ujarnya sembari mengulurkan tangan. 'Nama yang cantik.'
"Tapi, kalau aku perhatiin, kamu mirip bias aku di BTS!" Ujarnya yang langsung mengalihkan perhatian Lala sepenuhnya pada lawan bicaranya.
"Kamu.. ARMY juga?" Tanya Lala memastikan. 'Kalau begini kan, gua bisa akrab sama dia.' Sorak Lala dalam hati.
"Iya, aku ngefans banget sama Suga. Makanya kalau liat cueknya kamu ke orang lain, jadi inget Suga. Ekspresi mukanya juga sama. Datar, terus dingin!" Ungkapnya dengan ringan dan terbuka. Mirip dengan sepupunya- Kirei. Bawel.
"Kalau kamu, bias di BTS siapa?" Tanyanya lagi.
"Jungkook sama Taehyung." Jawabnya singkat tanpa mengalihkan tatapannya pada diary dihadapannya.
"Ohhhh, Jk sama V BTS, toh. Oh ya, udah malam, kita tidur yuk!" Ajaknya yang sudah siap dengan piyama yang melekat pada tubuhnya. Lala pun melakukan hal yang serupa. Menjemput mimpi guna bertemu dengan orang yang paling ia sayangi.
'ka Chaca, akhirnya adek punya teman baru. Namanya Chika. Orangnya sama kek Diva sama Kirei. Sebelas dua belas. Bawel, cerewet.' Gumam Lala yang langsung pergi mengembara menuju alam mimpi.
.
.
.
Kringggggg..... Kringggggg
"Ayyuhal akhwat, idzhabna ilal masjid!'
*ayo bangun, waktu nya pergi ke masjid!*
Lala terbangun karena bunyi bel yang memekakkan telinga.
"Ayyuhal akhwat, idzhabna ilal masjid." Teriak seseorang dari depan kamar yang ditempati Lala sembari menggebrak pintu asrama satu per satu di rayon ini.
"Lala! Ayo bangun, kita ke masjid!" Ujar seseorang lagi yang suaranya tidak terlalu asing menyambangi indra pendengaran Lala. Ternyata Chika yang membangunkannya. Dengan gerakan malas, Lala pun mengambil mukena yang sengaja ia gantung di depan pintu lemarinya.
.
.
.
Hari pertama MOP (Masa Orientasi Pesantren) diikuti dengan baik oleh Lala. Ia menuruti semua perintah dari para ustadz atau ustadzah yang membimbing acara tersebut. Bagi Lala, sama halnya MOS, MOP juga sama seperti di sekolah luar. Hanya saja, tidak ada namanya perpeloncoan yang dilakukan senior oleh junior.
.
.
.
MOP pun sudah berlalu. Dan sekarang adalah waktunya ia mulai memasuki kelas walaupun KBM belum aktif. Karena sebentar lagi akan ada acara Porseka (Pekan olahraga, seni, dan Pramuka). Makanya semua santri sibuk untuk persiapan lomba yang diadakan di pesantren.KBM pun mulai aktif kembali setelah seminggu penuh Porseka diadakan di pondok.
Setelah kegiatan yang diadakan oleh bagian bahasa setelah ashar, yaitu mufrodat, Lala bergegas menuju wartel. Karena tidak ingin berebut dengan santri lainnya, ia lari secepat mungkin untuk dapat yang pertama.
"Assalamualaikum!" Sapanya sambil mengatur nafasnya. Yang disapa hanya tersenyum melihat tingkah Lala sambil menjawab salamnya.
"Waalaikumsalam, Lala! Mau apa??" Tanyanya yang sudah Lala mengerti dari dua Minggu yang lalu.
"Kak, ada hp Telkomsel ga?" (Hp yang kartunya Telkomsel)
"Ada!" Jawabnya sambil menyerahkan salah satu hp yang ia jaga.
"Syukran ya kak Hila!" Ujarnya lalu pergi dari hadapan Hila.
---sambungan terhubung---
"Assalamualaikum, bang Orkhan!"
"Waalaikumsalam, kenapa dek??"
"Bang, kira-kira bakal kesini kapan, jengukin gua??"
"Ehmmm... Ga tau.. Perusahaan lagi ga bisa gua tinggal. Bang Ayaz juga lagi ke luar negeri. Ada masalah di perusahaan cabang."
Sejenak, Lala terdiam. Ia butuh sesuatu. Barangnya ada yang tertinggal.
"Ehmmm... Yaudah deh bang, gapapa! Sebisanya lu aja deh datangnya kapan!"
"Emang apaan yang ketinggalan??? Apa.... Ada masalah di pondok???"
"Enggak kok, gaada masalah! Lagian barangnya juga ga penting penting banget! Gua tutup ya, udah mau Maghrib. Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam!"
'Untung aja ga ketauan kalo gua lagi ga betah!' gumam Lala lalu pergi menuju kamarnya dan bergegas mandi sebelum bel berbunyi untuk sholat Maghrib.
~at Al-Fathi Corp~
Setelah menerima telepon dari Lala, perasaan khawatir hinggap pada diri lelaki itu. Ia merasa ada yang tidak beres dengan adik bungsunya itu. Entah apa, ia pun tak tahu."Naila, batalkan pertemuan esok dengan Widjaja Corp. Saya ada urusan lain!" Ujar Orkhan yang dijawab anggukan oleh sekretarisnya, Naila. Ia pun langsung merapihkan berkas yang tadi sedang dikerjakannya dan langsung keluar dari ruangannya, menuju ke pondok dimana Lala tinggali sekarang. Sungguh, abang gawangable sekali Orkhan ini.
.
.
.
.
.
Assalamualaikum yeorobun....
aku tepatin janjiku untuk up lagi...semoga aja ga ada kendala yang bikin aku ga bisa up
makasih yang udah mau nunggu ceritanya Lala...
BORAHAE💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi di Pondok Pesantren (CBPP) HIATUS
Teen FictionLale Labibah Al-Fathi. Atau disapa dengan sebutan Lala. Anak bungsu dari keluarga Al-Fathi dengan kehidupannya di pesantren. Lala mempunyai trauma. Ia takut ditinggal pergi oleh orang-orang tersayangnya. Dan kini terjadi lagi ketika orangtuanya menj...