Tak terasa setengah tahun sudah Lala lewati bersama teman seperjuangannya. Ia mulai merasa nyaman tinggal di pesantren tanpa fasilitas yang memadai seperti di rumahnya. Ia merasa lebih sederhana daripada saat ia di rumah. Walaupun tidak dapat dipungkiri, Lala akan balas dendam jika ia sedang di rumah, seperti saat ini. Padahal, angka pada layar telepon Lala menunjukkan pukul sembilan. Sayangnya, gadis itu masih saja mengarungi dunia mimpinya. Bahkan saking nyenyaknya, tidak ada yang membangunkan Lala, kecuali...
"Lala.... Bangun... Ini dah siang!" Ujar Kirei yang kesekian kalinya membangunkan sepupunya yang tengah melancarkan aksi balas dendamnya. Sedangkan sang objek percobaan hanya bergeliat pelan, lalu melanjutkan tidurnya kembali.
"Lala.... Ko lu kebo banget sih!" Dumel Kirei yang sudah pasrah dengan sepupunya yang masih menikmati dunia mimpi. Kirei benar-benar pasrah dan membiarkan Lala tertidur sepanjang hari.
.
.
.
Lala terbangun saat adzan ashar terdengar di indra pendengarannya. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan langsung menuju kamar mandi. Orkhan, Ayaz, Nabila dan Syamil hanya bisa menggelengkan kepalanya kala melihat kelakuannya.
"Pa!" Panggil Lala membuat Syamil menoleh kearah putri bungsunya sembari tersenyum.
"Boleh ga, adek main sama temen-temen adek besok?" Tanyanya dengan penuh harap.
"Emang mau main kemana?" Tanya Syamil yang masih menatapnya intens. Membuat Lala sedikit gugup ketika mendapat tatapan seperti itu.
"Ehmmm. gak kemana-mana, sih. Cuma kumpul di rumah Chika aja!" Jawabnya tetap mempertahankan gelombang suaranya agar tetap seperti biasa. Ia mewanti-wanti Jawaban apa yang akan papanya berikan.
"Yaudah boleh! Tapi inget, sebelum Maghrib sudah harus ada di rumah!" Jawab Syamil final yang membuat Lala langsung menghujaninya dengan ciuman. Syamil hanya tersenyum dengan perlakuan putri bungsunya itu.
"Makasih papa!" Ujarnya lalu berlari menuju kamar.
.
.
.
Keesokan harinya, Lala sudah siap untuk berkumpul bersama teman-temannya. Mereka bertemu di stasiun Sudirman. Setelah semuanya kumpul, mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah Chika
Chika serta ibundanya menyambut penuh suka cita kedatangan Lala dan yang lainnya. Bahkan beberapa kali kerap mengambil gambar bersama, lalu dimasukkan dalam laman akun instagram mereka.
lala.alfathi
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi di Pondok Pesantren (CBPP) HIATUS
Teen FictionLale Labibah Al-Fathi. Atau disapa dengan sebutan Lala. Anak bungsu dari keluarga Al-Fathi dengan kehidupannya di pesantren. Lala mempunyai trauma. Ia takut ditinggal pergi oleh orang-orang tersayangnya. Dan kini terjadi lagi ketika orangtuanya menj...