Jangan pernah melihat seseorang dari luarnya saja.
Bisa jadi itu adalah sebuah topeng untuk menutupi kelemahannya.
Adzan subuh pun berkumandang dari ponsel penghuni villa maupun masjid dan musholla sekitar villa. Mereka semua terbangun dan lanjut dengan sholat subuh. Bahkan mereka rela berjalan kaki untuk menempuh musholla terdekat villa.
..
.
Jam menunjukkan pukul 8.00 WIB. Lala keluar dengan wajah baru bangun tidur. Kakinya melangkah menuju kolam renang dan ketika sudah sampai di area kolam renang, Lala langsung menceburkan dirinya ke dalam kolam renang itu. Merasakan dinginnya air yang mungkin bisa mendinginkan suasana otaknya. Juga mencairkan ketegangan yang dirasakan hatinya setelah mendengar acara perjodohan tersebut.
Dika yang juga hendak berenang melihat Lala yang lebih dulu disana. Entah mengapa ia menjadi tertarik dengan gadis itu. Gadis yang super duper jutek, dingin, juga sifat peduli nya kepada siapapun tanpa pandang bulu. Oh, dan satu lagi, fangirl dari sebuah boyband Korea yang sedang naik daun, BTS. Ia pernah sekali melihatnya. Dan itu yang ada di pikiran lelaki itu. Apakah gadis itu akan menerimanya dengan lapang dada atau tidak? Karena yang ia tahu, kebanyakan teman perempuannya menyukai ia karena visual nya saja. Mereka bilang, dirinya seperti Min Yoongi atau lebih dikenal dengan Suga. Mereka tidak tahu apa yang membuat dirinya seperti itu. Keras kepala, dingin, juga tsundere.
..
.
Siangnya, mereka hendak pergi ke kebun teh yang ada di dekat villa yang mereka tumpangi saat ini. Tapi ketika Lala diajak oleh Orkhan, ia tidak mau dan memilih untuk tetap di villa. Begitu pula dengan Dika. Dika juga menolak ketika Rayyan mengajak nya.
"Lu disini sendiri gak papa?" Tanya Rayyan yang sedikit khawatir dengan keadaan Dika. Semalam wajah Dika memang pucat setelah perkumpulan itu. Makanya ia menyuruh Emil untuk memijat kepala Dika.
"Elahhh, santai! Gapapa kok gua disini sendirian!" Jawab Dika sambil tetap tersenyum meyakinkan. Wajahnya memang tidak sepucat semalam. Tapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya nanti? Kalau dilibatkan dengan tenses, kasus mereka termasuk ke future. Karena future masih menjadi rahasia untuk saat ini.
.
.
.
Lala keluar dari kamarnya setelah ia merasa perutnya berbunyi. Ya, Lala lapar. Ia berjalan menuju dapur dan ia tidak mendapati satu pun makanan di meja makan atau kulkas. Dengan terpaksa, ia kembali ke kamarnya dan beberes untuk mencari makan. Untung lah ia memegang uang, kalau tidak? Entahlah, mungkin dia baru bisa makan setelah semuanya pulang dari kebun teh.
Dengan terpaksa, Lala harus keluar mencari makan. Dan kemarin, saat dalam perjalanan ke sini, Lala lihat ada resto makanan Padang.
"Mau kemana?" Tanya sebuah suara. Lala kira semuanya pada ikut. Ternyata ada yang tak ikut juga. Lumayan bisa untuk menemaninya makan
.
"Mau makan! Lu mau ikut ga Dik?" Tanya Lala. Kali aja dia juga lapar. Ada jeda sekitar lima menitan barulah dia Jawab."Yaudah deh, gua ikut!" Jawabnya lalu ke kamar sebentar. Saat keluar ia sudah mengenakan jaket berwarna hitam.
Ia duduk sebentar di sofa. Setelah itu baru ia kembali berjalan di depan Lala. Mau tak mau, Lala kejar lelaki itu untuk menyamakan langkahnya yang terbilang tidaklah lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi di Pondok Pesantren (CBPP) HIATUS
Teen FictionLale Labibah Al-Fathi. Atau disapa dengan sebutan Lala. Anak bungsu dari keluarga Al-Fathi dengan kehidupannya di pesantren. Lala mempunyai trauma. Ia takut ditinggal pergi oleh orang-orang tersayangnya. Dan kini terjadi lagi ketika orangtuanya menj...