trip to Korea

1.3K 64 0
                                    

Akhirnya aku up lgi...
Nyalakan jaringan kalian, karena akan ada banyak foto bertebaran di part ini...
Sebenarnya, lebih ke pengharapan aku bisa mampir ke korea dan konser bareng...
Harapan kalian apa???
.
.
.
.
.
.



Kedua keluarga tersebut akhirnya memutuskan untuk kembali ke kediaman masing-masing. Bahkan Lala yang notabene-nya diam, sangat excited  ketika  membicarakan perjalanannya melalui video call. Mereka pun berbagi cerita tentang apa saja, tanpa ada pembicaraan tentang 'doi'-nya Lala.

"Woiii"

"Apaan?" Tanya mereka kompak, membuat Lala terkekeh.

"Lu pada mau jalan-jalan gak?"

"Kemana?" Lagi-lagi kompak.

"Bang Orkhan ngajakin gua jalan, dan tempatnya gua yanh nentuin. Lu pada mau ikut gak?"

"Ihh jelas mau dong!" - Kirei.

"Gak usah ditanya!! Jawaban gua sama kayak kak Kirei!" - Arsen.

"Ini juga kalau diizinin sama mama-papa! Doain aja ya!" Pinta Lala sekaligus pengakhir percakapan mereka yang diamini oleh mereka berdua.

Ya, Lala harap ia tidak memikirkan masalah 'itu' sementara waktu.

.

.

.

Dilain tempat dengan Lala, tepatnya di ruang keluarga, kumpullah tiga laki-laki yang sedang membicarakan sesuatu.

"Pa, gimana? Lala boleh pergi ke Korea?" Tanya salah satu lelaki yang ada disitu.

"Iyaa, papa setuju aja, kalau Lala pergi ke Korea. Sepertinya dia juga butuh menenangkan diri." Jawab sang lelaki yang paling tua dalam.perkumpulan.

"Tapi, kalau ke Korea pertengahan Juni, sekarang masih musim panas. Kurang nyaman buat dikunjungi." Sanggah lelaki yang satunya lagi.

"Bukan begitu, bang, setidaknya untuk mengalihkan perhatianny!!" Sanggah si lelaki yang paling muda di perkumpulan itu.

"Yaudah, papa izinkan! Orkhan, kamu cukup urus pembelian tiket, ya? Adikmu pasti gak pergi sama kamu saja, pasti ngajak Kirei dan Arsen!" Ujar sang lelaki yang paling tua tersebut yang diangguki Orkhan.

Jadi ngerti kan, percakapan siapa saja disini?

.

.

.

Beralih ke tempat lain. Kini di RS Bakti Huda. Ya, RS tempat Dika dirawat adalah bukan RS biasa. Bisa terbilang ini adalah RS termahal di Indonesia.

Disini, sudah berkumpul semua anggota keluarga Wira, kecuali si bungsu Emil. Di ruang rawat Dika, suasana mencekam, tegang. Mereka semua merasakan kekecewaan yang mendalam dari seorang Nayana. Sedangkan Nayana hanya memandang mereka dengan tatapan murka sekaligus bingung.

"Mama ga habis fikir, kenapa kalian gak ceritain semua yang terjadi?" Tanyanya pada semua orang di ruangan tersebut. Dikalah disini yang bersalah. Meminta semua orang untuk tidak menceritakan pada mama nya.

"Maafin Dika, ma!" Ujar Dika lirih. Sejujurnya ia masih sangatlah lemas untuk dihadapkan pada situasi seperti ini. Tapi bagaimana lagi, lambat laun pasti akan terjadi.

Cinta Bersemi di Pondok Pesantren (CBPP) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang