confusiun (2)

1.6K 84 0
                                    

Lala terbangun kala jam telah menunjukkan pukul 4 tepat. Ia bergegas menuju kamar mandi guna menyegarkan badannya yang telah cukup diberi istirahat. Dirasa cukup segar, ia mengecek suhu badan Orkhan. 'syukurlah, udah ga panas!' gumamnya sambil tersenyum. Ia langsung bergegas kembali ke asrama untuk melaksanakan sholat subuh, sekaligus bersiap untuk sekolah.

.

.

.
Di lain tempat, Orkhan terbangun karena mendengar suara adzan berkumandang. Ia mengedarkan pandangannya, mencari Lala. Tapi nihil, ia tidak menemukan Lala di tempatnya menginap. 'mandi dulu deh. Abis itu sholat subuh. Kali aja Lala kesini lagi!' gumamnya langsung memasuki kamar mandi dan menyegarkan badannya.

"Assalamualaikum!" Ucap Lala di depan kamar penginapan Orkhan dan langsung masuk sembari membawa sarapan untuk Orkhan.

"Waalaikumsalam!" Jawab Orkhan singkat tanpa menengok kearah Lala. Hal itu membuat Lala geram dan langsung mengambil alih laptop yang sedang Orkhan pegang.

"Baru mendingan, udah kerja lagi! Sebenarnya lu kesini mau jengukin gua apa pindah tempat kerja sih?" Omel Lala yang langsung mematikan laptop Orkhan. Tak lupa ia save agar data yang telah diketik tersimpan. Sedangkan Orkhan hanya tersenyum ketika adik bungsunya mengomelinya. Tidak sedingin dulu.

"Dek!" Panggil Orkhan yang tidak langsung direspon oleh Lala.

"Dek!" Panggilnya sekali lagi dengan suara yang lebih keras. Membuat Lala berjengit kaget.

"Aishhhhh... Bikin kaget orang aja!" Dumel Lala.

"Sekarang lu bisa kan ceritain masalah lu?!" Ujar Orkhan yang membuat Lala bingung.

"Sebenarnya... Gua kepikiran orang rumah! Perasaan gua ga enak! Dan... Gua ga betah!" Ujar Lala pelan, tidak berani menatap manik mata cokelat terang mirip Orkhan.

"Dek, lu ga perlu khawatirin orang rumah! Mereka baik-baik aja. Ya, paling pada sibuk sama pekerjaan masing-masing. Gua, bang Ayaz, sama papa sibuk nyelesain masalah perusahaan. Kalau mama sibuk sama butiknya!" Jelas Orkhan yang tapi tidak bisa diterima begitu saja oleh Lala.

"Gimana gua ga khawatir kalau lu aja sekarang sakit! Gua ga mau kalau papa, mama ataupun bang Ayaz juga sakit kek lu, bang! Lu tau kan, kejadian ka Chaca kek gimana? Gua ga mau semuanya keulang!! Hiksss.... Hiksss..." Bantah Lala sembari mengeluarkan semua isi hatinya yang dipendam sendirinya. Orkhan langsung memeluk Lala yang masih menangis. Ia tahu itu. Trauma sembilan tahun yang lalu masih sangat membekas di hati Lala.

"Udahhh gausah nangis! Mending sekarang lu belajar, dan... Jan terlalu pikirin kita!! We are fine, okey?" Ujar Orkhan yang langsung dijawab anggukan oleh Lala. Lalu bergegas menuju kelas.

'maafin gua nyembunyiin semuanya dari lu! Gua ga mau bikin lu khawatir!' gumam Orkhan, lalu menyambung tidurnya karena kepalanya tiba-tiba pusing.

.

.

.

'Perasaan gua kok makin ga enak ya sama orang rumah? Terus, bang Orkhan gimana ya, keadaannya? Duh, gua kan jadi ga tenang banget!' rutuk Lala dalam hati.

"Lala, ente gapapa?" Tanya Niken sambil memperhatikan gerak-gerik Lala yang terlihat tidak nyaman. Ia juga melihat mata Lala yang kearah ustadzah yang sedang menjelaskan. Tetapi pandangannya kosong. Seperti memikirkan sesuatu, entah apa.

"Ah... Engga, ga kenapa-kenapa, kok!" Jawab Lala bohong lantas mengalihkan perhatiannya dengan memperhatikan pelajaran. Tapi, sekuat apapun ia berusaha, ia tetap tidak bisa. Pikirannya tetap pada keluarganya.

'Ya Allah, save my family, please!'  gumamnya dalam hati.

Kriiiiinggggg... Kringggg

Bel istirahat pun berbunyi. Lala pun masih terdiam, tak ada tanda ia akan beranjak dari tempat duduknya.

"Mau sholat Dhuha ga? Biar ente agak tenang!" Ajak Niken yang dengan setia menunggu Jawaban Lala.

"Yaudah dehh ane ikut!!" Ujarnya yang disambut senyum oleh Lala.


#Lala yang siap sholat Dhuha

Setelah sholat, Lala merasa sedikit tenang. Walaupun ia masih tetap merasa khawatir karena belum mendapat kabar apapun dari keluarganya.

.

.

.

Sepulang sekolah, Lala langsung menuju wisma yang ditempati Orkhan. Ia melihat abangnya masih tertidur pulas.

"Bang, bangun bang! Lu dah sholat Dzuhur?" Tanya Lala sambil mengguncang pelan badan Orkhan. Tetapi dasar tukang kerja yang kurang tidur. Sekalinya ada waktu tidur, pasti susah dibangunin.

"Abangggggg.... Kalo lu ga mau bangun, siap-siap aja gua telpon mama!" Ancam Lala yang langsung mengambil alih hp Orkhan. Dengan gercep, Orkhan langsung mengambil HP-nya yang berada pada kekuasaan Lala. Ia pun menuju kamar mandi dan langsung menunaikan sholat Dzuhur. Lala yang melihatnya hanya tersenyum senang lalu membaca novelnya yang sengaja ia bawa agar ia tidak bosen.

.

.

.

"Gua balik, ya! Besok gua ada rapat. Oya, doain juga ya, biar masalah perusahaan cepet selesai!" Ujar Orkhan sambil mengacak-acak kerudung Lala. Alhasil, Lala langsung mempoutkan bibirnya dan membenarkan kerudungnya yang miring. Ada rasa tak rela ketika ia ditinggal oleh Orkhan. Ingin rasanya ikut, tapi, apalah daya? Ia tidak bisa keluar seenaknya saja. Ia hanya bisa pasrah. Ia hanya berharap, keluarganya baik-baik saja. Ia tidak mau kehilangan lagi.

'Ya Allah, save my family, please!'  gumamnya dalam hati sembari menatap nanar melihat Orkhan yang sudah menghilang dari pandangannya.

.

.

.

.

Assalamualaikum yeorobun.....
Semoga tidurnya nyenyak selalu yyyy
sehat kan?? sehat dong..
pokoknya jangan lupa buat jaga diri, jaga kesehatan.. biar semuanya berakhir dan kita semua bisa kembali beraktivitas seperti biasa..

karena belum larut malam banget, kemungkinan next part bakal aku up malam ini juga.. so, stay tune yyy

Cinta Bersemi di Pondok Pesantren (CBPP) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang