"Ma, aku mau masuk pesantren abis lulus SMP!" Ujar seorang gadis berumur 15 tahun. Meminta sesuatu yang tidak pernah akan diminta oleh anak-anak seumurnya. Apalagi kehidupannya bisa dibilang sangat mewah. Nabila yang sedang mengerjakan tugasnya langsung menatap manik mata putri bungsunya dalam-dalam. Mencari kesungguhan akan ucapannya. Tapi yang ditemukan hanyalah sebuah keinginan yang begitu yakin. Yang diinginkan dari hati kecilnya.
"Kamu yakin? Kamu gak mau masuk SMA luar kayak abang-abang kamu?" Tanya Nabila memastikan, sekali lagi.
"Nggak ma! Lala mau belajar agama!" Jawabnya dengan tegas dan mantap. Nabila terlihat menimbang-nimbang permintaan anaknya yang satu ini. Yang pemikirannya berbeda sendiri dengan abang-abangnya.
"Hfffttt... Nanti mama bicarakan sama papa kamu dulu!" Ujar Nabila sambil mengalihkan pandangannya kembali ke tumpukan kertas-kertas yang menurutnya lebih tertarik daripada permintaan putri bungsunya.
"Pa, lala minta masuk pesantren!" Adu Nabila saat mereka sudah berada di kamar. Syamil yang mendengar pengaduan Nabila langsung duduk tegap diatasi kasurnya.
"Lala, mau masuk pesantren?" Tanya Syamil memastikan kalau ia tidak salah dengar.
"Iya pa! Masa Lala mau masuk pesantren coba?" Dumel Nabila lagi. Sedangkan Syamil yang disampingnya justru mengucap syukur, karena setidaknya ada satu buah hatinya yang tidak mau tertular akan pergaulan dunia luar. Syamil langsung beranjak dari kasurnya dan langsung pergi menemui Lala. Ia begitu bersemangat sampai ia lupa jam berapa sekarang. Yang ia ingat hanya si bungsu ingin melanjutkan studinya di pesantren. Ini adalah sebuah keajaiban yang harus ia syukuri.
Syamil memasuki kamar Lala yang dilihatnya tengah tertidur pulas. Ia memasuki ruangan yang lampunya sudah dimatikan. Ia hanya bisa memandangnya dan tidak ingin mengganggu tidur putrinya.
"Kamu sangat mirip dengan Chacha. Wajahmu, gerak-gerikmu, pemikiranmu. Hanya yang membedakanmu dengan kakamu, kamu terkesan dingin dengan orang lain. Papa tahu, kamu masih sangat trauma dengan kejadian itu. Sekalipun itu sudah sembilan tahun yang lalu. Tapi, papa, mama, bang Ayaz, bang Orkhan akan selalu mendukung apapun keputusan kamu, selagi itu baik untuk dirimu dan orang lain." Gumam Syamil lalu mencium kening putri bungsunya dan meninggalkannya. Ia pun kembali untuk beristirahat.
.
.
.
Assalamualaikum yeorobun... gimana kabarnya?
pokoknya harus stay at home yyy
ini baru permulaan, jdi belum ada konflik antar tokoh yaa..
enjoy it!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi di Pondok Pesantren (CBPP) HIATUS
Teen FictionLale Labibah Al-Fathi. Atau disapa dengan sebutan Lala. Anak bungsu dari keluarga Al-Fathi dengan kehidupannya di pesantren. Lala mempunyai trauma. Ia takut ditinggal pergi oleh orang-orang tersayangnya. Dan kini terjadi lagi ketika orangtuanya menj...