Rose tengah berkutat dengan rambutnya yang tiba-tiba saja tidak bisa diajak kompromi, rengket di saat yang genting seperti ini. Erchilla dari kamar sebelah telah memanggilnya untuk segera keluar. Rose menarik sisir di rambutnya yang rengket, menariknya lagi dan lagi sampai terjerembab di lantai dan ketika bangkit ia melongo karena sisir itu patah jadi dua bagian.
"Aduh, rambutku yang cantik dan menggemaskan! Demi apapun jangan rewel saat ini napa!" Rose mengomel dan menjewer rambutnya sehelai demi sehelai. "Kalau kayak gini sampai lebaran jerapah juga enggak bakal selesai!"
"Rose, udah selesai belum?" tanya Chilla mengetuk pintu kamar tamu.
"Seben... tar lagi, Chilla!"
Chilla yang merasa perkataan Rose aneh pun mengernyit, kemudian membuka pintu kamar tamu dan terkejut melihat rambut singa Rose yang berantakan sekali. Rose nyengir di balik kaca ke arah Erchilla yang sudah rapi dan cantik, sementara dirinya? Ia masih mengenakan kaus biasa, celana pun celana pendek dan sepatunya masih teronggok di pojokan kamar. Erchilla pergi sebentar dan kembali membawa botol kecil berwarna hitam.
"Sini aku bantu, waktunya masih lama kok," kata Erchilla melirik arlojinya.
"Huwaa ini rambut singa kambuh di saat yang enggak tepat, Chilla....," sedih Rose yang putus asa dengan rambutnya yang awut-awutan.
Erchilla memencet botol yang dibawanya di telapak tangan, mengoleskannya perlahan di ujung rambut Rose bagian demi bagian. Rose melihat dari cermin bagaimana teman baiknya itu mengatasi rambutnya dengan sabar. Rose merasa jika Erchilla benar-benar cocok sebagai dokter, dia bisa mengatasi masalah dengan baik dan sabar. Rambut singa Rose yang berdiri tak karuan kini bisa diatur dan menurut, ia tinggal mengganti pakaian dan memakai sepatu saja.
Di bawah Nenek Ash dan bibi tengah mengobrol soal berita yang ditayangkan ulang dan juga menjadi trending topik selain tanah longsor dan debat Capres, perihal porstitusi online yang menyeret sejumlah artis. Nenek Ash merasa akting artis tersebut bagus, tidak jelek-jelek amat dan kaku. Hanya karena ingin punya uang banyak dalam waktu sekejab menjual murah bagian tubuhnya yang sensitif.
"Nenek," sapa Erchilla yang turun dalam keadaan rapi.
"Mau ke mana, Sayang?" tanya Nenek Ash meminta Chilla mendekat.
"Chilla mau pergi sama Rose ke acara manggungnya Sivan," kata Chilla pamit.
Rose terkesima dengan apa yang dihidangkan bibi di meja makan, sungguh menggoda seleranya yang sekian lama lelah berkutat dengan rambut singa. Rose duduk dan membalik piring, menyendokkan nasi serta lauk di piringnya. Erchilla mau tak mau menuruti permintaan Rose yang makan malam lebih dulu sebelum pergi.
"Tadinya kalian mau pergi dan melewatkan sambal petai bibi ya? Hmm, rugi kalian." Nenek Ash menyendokkan nasi, sambal petai dan ayam goreng ke dalam piringnya.
"Tenang, Oma! Selama ada Rose, dijamin semua makanan di rumah Oma tidak ada yang akan terbuang, semua aman disimpan di sini!" Rose menunjuk perutnya sambil tertawa lega.
"Takutnya di jalan macet, Froska 'kan band terkenal, Nek. Jadi, kita mau pergi cepat," sanggah Chilla.
"Dan ngabaikan masakan nenek dan bibi, gitu? Mama dan papamu itu kalau pulang pasti enggak pernah makan di luar, selalu makan masakan nenek. Apalagi mamamu saat ngidam Gita, nenek sediain makanan banyak," kata Nenek Ash bercerita.
"Wooo, senangnya pasti dekat sama Oma Ash! Besok kalau aku hamil mau nginap sini aja ah," kata Rose spontan.
"Kalau kamu jadi isterinya Sivan sih, deket ya Nek dari sini, jadi bisa ke sini setiap hari." Chilla berkata.
![](https://img.wattpad.com/cover/174445294-288-k141643.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Equanimous #4 - END
RomanceUpdate sebisanya | 21+ ⚠Don't Copy My Story⚠ Erchilla memutuskan kembali pulang setelah kepulangannya beberapa tahun yang lalu. Ia menganggap jika Dean telah berubah mau menerimanya menjadi teman, teman lama. Tapi, semua bayangan Erchilla tak sama...