Terasa Jomblo | 14

4K 691 41
                                    

"Gimana ini?" tanya Arsha yang jusyru lebih panik daripada Erchilla. Arsha berjalan mondar-mandir dan membuat ulu hati Erchilla makin terasa ngilu.

"Tante... benar Dean mau ke sini?" tanya Erchilla memastikan.

Arsha berbalik. "Iya, Chilla. Kamu tahu sendiri kan kalau Dean seperti apa?"

Rose yang sedari tadi makan dengan lahap baru bersuara setelah bersendawa kencang, sedikit mengejutkan Arsha tapi tidak untuk Erhilla. Rose mengangkat kedua tangannya tegas meminta perhatian Arsha dan Erchilla yang diserang panik.

"Tenang, tenang! Ada Rose yang akan menangani dia!" seru Rose.

Arsha duduk di tempatnya lagi. "Kamu tidak tahu seperti apa Dean kalau ketemu Chilla. Dia ngira Chilla ini pacarnya Alucian, adik bungsunya."

"Wohoo ya beneran donk, Te. Tante tenang aja, dia jahil, ada Rose yang punya banyak ide jahilin balik dia." Rose tersenyum sambil menggosok telapak tangannya.

"Yakin?"

"Wohooo, dia kalau ingat aku, Te pasti kabur ngibrit. Rose pernah kasih dia minuman 'menuju akherat' cuzz gitu," kata Rose bangga.

Chilla terlambat membungkam mulut receh Rose karena mama Dean sudah mendengar sendiri. "Rose."

"Jadi, kamu pernah ngerjain Dean gitu? Kapan?"

"Dulu waktu kami liburan SMP." Rose tersenyum bangga.

Arsha hanya tersenyum mendengar pengakuan Rose, Dean memang pantas dapat pelajaran dari orang lain karena kejahilannya tapi bagaimanapun juga Dean adalah anaknya. Rose baru tahu jika Erchilla dianggap Dean sebagai pacar adiknya, selama ini Chilla tak pernah cerita apa yang terjadi di rumah Dean malam itu, sebab Devine yang hilang dan berujung dirawat di rumah sakit.

Dean menepikan mobilnya, melihat pesan dari mamanya kemudian menatap bangunan yang terlihat baru ditempati. Ia masuk dan melihat mamanya benar ada di dalam bersama dua gadis cantik yang salah satunya diketahui sebagai kekasih Alucian.

"Mama," sapa Dean yang masuk ke dalam bangunan.

"Dean, mama kira kamu enggak jadi ke sini. Mama udah mau pulang malah dijemput." Arsha merangkul lengan Dean.

"Memang Dean mau jemput Mama kok." Dean menatap Erchilla kemudian menatap Rose, ia hanya tersenyum tipis ke arah Erchilla saja dan mengabaikan Rose.

Rose yang merasa diabaikan pun ingin sekali menjitak kepala Dean karena tak mengingatnya. Tapi, setelah dipikir-pikir lagi ia bersyukur mengurungkan niatnya membeberkan siapa dirinya di masa itu, sebab jika ia beberkan jelas akan menyeret nama Erchilla dan membuat semuanya menjadi kacau, meski dalam hati ia tak takut pada mulut pedas Dean jika pria itu menyadari siapa Erchilla.

"Maaf, kami pulang dulu," pamit Dean yang mengajak mamanya pergi.

"Iya. Tante kotak bekalnya nanti Chilla kembalikan."

"Harus ya, tante masih mau ngobrol banyak sama kamu. Tante pulang dulu ya," kata Arsha berpamitan.

Erchilla dan Rose terdiam beberapa saat menunggu mobil Dean benar menjauh dari depan kliniknya. Ia menoleh ke arah Rose yang terdiam dan didiamkan Dean, tak disapa dan sepertinya tak dianggap oleh lelaki yang pernah dijahilinya.

"Kamu tahu enggak? Tadinya aku pengen jitak dia, pukul kepala dia dengan kepalan tangan. Tapi, aku mikirin kamu kedepannya. Jika dia tahu dalam waktu dekat ini trus dia tetep gitu sama kamu, kamu jadi sedih." Rose menatap Erchilla serius.

Erchilla menarik senyumnya. "Jikapun dia tahu, semuanya toh akan masih sama bukan?"

"Jadi kamu enggak apa-apa kalau dia tahu siapa kamu?" tanya Rose.

Equanimous #4 - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang