Lisa pov
Aku membuka mataku merasakan sinar mata hari menyilaukan mataku. Kulihat jennie tertidur di sampingku. Aku pun perlahan beranjak dari tempat tidur dan bergegas keluar kamar.
Di luar kamar masih terasa sepi karna jam masih menunjukkan pukul 05.00 am. Aku pun mengambil jaketku dan berjalan keluar rumah. Udara dingin menusuk badanku. Sekilas ku lihat ada seorang pria sedang manatap ke arah rumah mr Park dari dalam mobil.
Aku pun bersemubunyi. Kemudian pria dalam mobil itu keluar dan menyalakan rokok yang ada di tangannya. (Ada yang tidak beres dengannya) batinku. Aku pun mengendap endap menjalan menghampiri orang itu.
Pria itu hanya terpaku pada rokoknya hingga tidak menyadari aku ada di belakangnya.
"Apa yang kau cari" ucapku pria itu pun terkejut dan bergegas melarikan diri tapi aku berhasil memukul belakang kepalanya dan membawanya pulang ke rumah mr park.
*** mr park house***
Aku membawa pria itu ke dalam rumah. melemparnya ke ruang tamu.
Lalu ku ikat kaki dan tangannya. Kusiram mukan pria itu dengan air dan perlahan dia pun sadar. Aku mencengkramnya dan mengangkatnya mendorongnya hingga dia duduk di kursi.
"Siapa yang menyuruhmu?" Tanyaku sambil mengangkat dagu pria itu. Dia hanya membungkam mulutnya.
PLAK...
Satu pukulanku mengenai pipi kanannya. "Lisa" panggil jennie. Aku pun terkejut melihat jennie menatapku dengan penuh rasa takut. Aku pun bergegas menghampiri jennie. Jennie pun memelukku. Perlahan ku melepas pelukannya dan menatap ke wajahnya. "Pergilah ke kamar. Jangan keluar sampai aku menemuimu. Arra?" Ucapku.
Jennie pun hanya mengangguk dan berlari menuju kamar. Aku kembali ke pria yang sudah tak berdaya itu. Kuangkat wajahnya "katakan padaku siapa yang menyuruhmu? Atau aku akan membunuhmu" ucapku. Dia tetap tidak membuka mulutnya.
"Ahh ternyata kau tidak mau membuka mulut okey" ucapku sambil tersenyum. Aku bergegas ke arah dapur mengambil segelas air dan pisau.
Aku mengarahkan pisau keleher pria itu. "SIAPA YANG MENYURUHMU" bentak ku. Suaraku sangat keras hingga chang wook, mr park, rose, dan jisoo berlari menghampiriku.
"Yah apa kau tuli. Katakan SIAPA YANG MENYURUHMU" bentakku. Sekilas aku menatap Mr park changwook rose dan jisoo hanya menatapku dengan tatapan takut. "Aku tidak akan memberitahumu bitch" ucap pria itu.
Aku pun beralih menatap pria itu dengan penuh emosi. Lalu kutancapkan pisau ke paha pria itu. Pria itu menjerit kesakitan. "Jika kau tak mengatakannya pada tak apa. Aku akan membuat ajal menjemputmu dengan sangat menyakitkan" ucapku lalu menekan pisau yang sudah tertancap di pahanya semakin dalam.
"Ahhhhh" teriak pria itu. "Rose dan jisoo unnie sebaiknya kalian masuk ke dalam kamar" ucapku sambil menatap rose dan jisoo. Mereka pun mengangguk dan berlari masuk ke kamar masing masing.
Aku pun mencabut pisau yang ada di paha pria itu lalu ku arahkan ke arah lehernya. "Jangan pernah kau bermain main denganku" ucapku.
"Hyung ikat dia dengan erat dan kunci dia di gudang" ucapku kepada chang wook. Sebelum chang wook mengangkatnya aku mendengar suara ponsel berdering. Aku pun meraba saku pria itu. Kulihat kelayar ponselnya. BOS
"Hyung bawa dia pergi" ucapku. Chang wook pun bergegas menyeret pria itu. Aku pun mengangkat panggilan di ponsel pria itu.
"Kenapa kau belum kembali? Apa kau telah membunuh jennie dan jisoo. Jika perlu habisi semua yang ada di dalam rumah itu" ucap seorang pria. "Maaf sepertinya kau salah orang" ucapku dengan nada datar. "Siapa kau?" Ucap pria itu.
"Aku menemukan ponsel ini di mayat seorang pria" ucapku. "Mayat?" Ucap pria itu. "Ya, kau harusnya mengirimkan prajurit yang lebih hebat bos" ucapku lalu menutup panggilan itu secara sepihak.
"Sorry mr park sepertinya penerbangan anda harus ditunda" ucapku sambil menatap mrbpark yang ketakutan dan kebingungan. "Ah iya lisa its okey" ucapnya gugup. Aku pun membungkuk dan berjalan ke arah kamarku sambil membawa pisau.
*** lisa's room ***
Aku melihat jennie sedang duduk di atas tempat tidur. Aku pun menyembunyikan pisau dan tanganku yang berlumuran darah di balik tubuhku. Jennie pun mentapaku lalu berlari memelukku sambil menangis. Aku pun hanya terdiam.
Beberapa saat kemudian aku melepas pelukannya " kenapa kau menangis?" Tanyaku. "Aku khawatir kepadamu. Apa yang kau sembunyikan di balik tubuhmu" tanya jennie. Aku pun gugup dan hanya menggelengkan kepala.
Jennie pun memutar badanku lalu melihat pisau dan tanganku yang berlumuran darah lalu menangis menatapku. "Apa kau terluka lisa kenapa kau membawa pisau dan kenapa tanganmu berdarah" tanya jennie.
"Aku tidak terluka. Ini darah penjahat itu" ucap lisa. "Mandilah aku akan membuatkan sarapan untukmu. Lisa, saranghe" ucap jennie lalu mengecup bibirku kemudian berlari menuju dapur.
Aku pun terdiam seketika. Ku sentuh bibirku yang merasakan kecupan jennie. (Kenapa dengan wanita itu) batinku. Lalu bergegas menuju kamar mandi.
Lisa pov end
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (Selesai)
RomansaLalisa Manoban prajurit pasukan khusus terbaik di thailand yang memgundurkan diri karena memiliki post traumatic stress disorder (PTSD). setelah mundur dari pasukan khusus lisa hanya bekerja sebagai Security di sebuah perusahaan swasta di thailand...