Aku balik lagi seperti biasa mau ingetin kalo ini aku revisi pelan-pelan gak bisa sekaligus satu chapter gitu karena aku juga sibuk guys
Kalo kalian nemuin kesalahan spasi aku juga gak tau guys udah aku benerin berkali-kali tetep kayak gitu🥺
Gak papa ya yuk kepoin sekarang juga
Happy reading...***
Stevan menghempaskan tubuhnya disofa usang yang berada di rooftop, kepalanya disandarkan kearah punggung sofa bermaksud menenangkan pikirannya dan juga emosinya yang belum juga sirna, entahlah Stevan juga tak tau kenapa dirinya se-emosi ini tapi yang jelas dirinya lumayan kesal apalagi sahabat-sahabatnya sangat senang membahas Seyla gadis baru yang entah mengapa membuat Stevan masih kesal sampai sekarang ini.
Sorot matanya Stevan arahkan kearah lapangan sekolahan yang memperlihatkan siswi-siswi tengah bermain bola voly, lebih baik memang melihat voly daripada mendengarkan sahabatnya yang heboh membicarakan Seyla, Stevan mengecek seragamnya yang memperlihatkan noda jus disana membuat Stevan berdecak pelan, tangannya berusaha membersihkan tapi hasilnya tetap sama tak ada yang berubah sama sekali.
Decitan pintu rooftop yang terdengar lumayan keras membuat Stevan menolehkan kepalanya sebelum kembali fokus kearah lapangan bawah begitu tau siapa pelakunya.
Reynan bergerak gesit duduk tepat disamping Stevan "Lo kenapa sih Stev, sensi amat hari ini masih gara-gara masalah Seyla tadi?"celetuk Reynan.
"Iya, kenapa sih Stev aneh deh Lo. Ngomong dong diem aja, ini kita ketahuan ke rooftop bisa kena amuk lho"kini giliran Navriel tapi Stevan masih tetap diam tak mengeluarkan suaranya sama sekali, Stevan masih sangat malas berbicara apa-apa.
Navriel menatap Reynan dan Variz secara bergantian lalu dihadiahi kedikan bahu tak tau, Navriel juga tak tau emang dasarnya Stevan irit bicara dan hari ini memang anaknya sensian. Navriel tak ingin mempermasalahkan kelakuan Stevan dirinya lebih memilih menikmati siswi-siswi Ravelyn bermain voly.
"Bukannya itu Seyla?"celetukan Reynan membuat Navriel girang dan mengikuti arah tunjuk Reynan dan benar saja memang itu Seyla, Navriel tak bisa menyembunyikan senyumannya begitu dihadiahi pesona Seyla yang memang luar biasa.
Variz terkekeh keras lalu memukul lengan Stevan tak kalah keras "Pantesan Stevan betah diem aja dari tadi ternyata liat yang bening, mulutnya bilang enggak tapi matanya tak bisa bohong"cerocos Variz yang mendapat tatapan tajam dari Stevan pertanda tak suka.
Variz menyengir lebar tak merasa berdosa tapi tatapan tajam Stevan ternyata mampu menciutkan nyalinya "Abisnya Lo suka amat liat anak voly gak salah kan gue"sambung Variz salah tingkah sendiri mendapati tatapan tak bersahabat Stevan.
"Mau bogem?"tawar Stevan yang digelengi Variz.
"Enggak, sorry"cicit Variz lalu kembali fokus dengan lapangan.
"SEYLA" teriakan Navriel barusan membuat Stevan melebarkan matanya, belum sempat dirinya mengalihkan pandangannya Seyla lebih dulu mendongak dan mengetahui keberadaannya, sial.
Punya sahabat gini amat,,,,,batin Stevan menghela nafas pasrah, rasa kesalnya kini sudah bercampur dengan rasa malu, sahabatnya memang sialan.
☺☺☺
Seyla menegakkan kepalanya lalu menolehkan kesamping lebih tepatnya kearah Nuella yang masih sibuk dengan ponselnya, padahal Seyla ingin sekali tidur tapi ngantuknya hilang begitu saja. Seyla menyandarkan punggungnya dipunggung kursi lalu menatap lurus kedepan lantas beralih melihat jam tangannya, sudah jam segini tapi bel masuk belum terdengar sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
STELA ✓
Подростковая литератураCover by kdk_pingetania PROSES REVISI Part lengkap #Best Rank 7 in Romanc #Best Rank 15 in Pertemuan #Best Rank 12 in Pertemuan #Best Rank 6 in Kebencian 'Ketika sebuah rasa yang kecewa' Seyla Almahera Jovita Hazel yang lebih sering dipanggil Seyla...