Bab Tiga puluh lima

5.8K 204 2
                                    

Udah siap baca part ini?
Yang temennya mau baca dibilangin ya cepetan soalnya cuma aku kasih waktu satu minggu buat selesaiin
Sebelum dilanjut klik bintangnya dulu ya guys
Happy reading....
Enjoy.....

Jangan pernah mengambil keputusan terlalu cepat sebelum kamu menyelesaikan dramanya

🥀🥀🥀

Ceklek

Ketiga gadis yang masih asik bercengkrama itu tiba-tiba menghentikan obrolan dan menatap lekat kearah pintu ruangan Seyla sebelum akhirnya sosok Stevan masuk dan membuat ketiganya menatap lesu.

"Gue pikir siapa Stev"ungkap Amanda yang mendapat anggukan dari Zeevara.

Tak begitu mempedulikan sahabat Seyla barusan, Stevan mengangkat plastik berukuran sedang dihadapan Seyla "Martabak manis"tuturnya memberitahu Seyla, senyuman tipis itu juga tercetak diwajahnya sebelum Stevan kembali ke wajah normalnya begitu kedua sahabat Seyla menoleh kearahnya.

Seyla menerima plastik tersebut kemudian membukanya dengan satu tangan kanannya "Tadi perasaan gue gak minta"ujar Seyla terlihat puas dengan martabak yang dibawakan Stevan tersebut.

"Gak papa"

Sementara itu Amanda dan Zeevera melemparkan tatapan bingung satu sama lain lalu mengedikkan bahunya tak tau, baru kali ini mereka melihat Stevan sebaik dan seperhatian ini, dan jujur saja cukup aneh dimata Amanda dan Zeevara yang kerap melihat sikap dingin dan tak pedulinya Stevan.

Zeevara dengan beraninya mengecek suhu tubuh Stevan sebelum aksinya itu ditepis Stevan kasar "Lo gak lagi kesambet kan?ngapain seperhatian ini? biasanya juga dingin kayak batu, mentang-mentang pacaran sama Seyla terus baik gini?"cerocos Zeevara membuat Seyla terkekeh pelan.

"Zee, Stev emang kayak gitu, dia baik kok luarnya aja kayak batu tapi aslinya dia baik banget gak secuek itu"beritahu Seyla membuat sahabatnya itu manggut-manggut mencoba menerima ucapan Seyla.

"Gak adil tulusnya kalo ngomong sama pacarnya aja, Sey bagi martabaknya"seloroh Amanda lalu membantu Seyla membuka bungkus martabak manis yang baru saja dibawakan Stevan tersebut.

"Buat Seyla"

Amanda menggigit kasar martabak ditangannya lalu menepuk bahu Stevan beberapa kali "Seyla gak habis, jadi pacar sahabat gue gak boleh pelit-pelit. Zee ayo buruan makan Seyla gak mungkin habis segini banyak"Serka Amanda yang diangguki Zeevara setuju.

Sementara itu Seyla hanya tersenyum tipis dan menikmati martabak yang dibawa Stevan tersebut, wajah kaget bercampur kesal itu juga Seyla lihat diwajah kekasihnya. Tangan kanannya yang sudah mengambil satu potong itu diarahkan ke mulut Stevan, meminta kekasihnya untuk membuka mulutnya.

"Gak papa Stev, lagian gue sendiri gak bakal habis, kita makan bareng-bareng"

Meskipun setengah dongkol tapi Stevan tetap mengangguk dan menerima suapan dari Seyla barusan, sepertinya mulai sekarang Stevan harus terbiasa beradaptasi dengan model-model manusia seperti kedua sahabat Seyla ini, dan harus bisa membiasakan diri dengan perubahan-perubahan aneh setelah mereka pacaran itu.

Amanda dengan mulut penuhnya menyikut lengan Stevan mengalihkan atensi pemuda itu "Lo gak lagi bercanda kan pacaran sama Seyla, kedengarannya sangat aneh kalo Lo pacaran sama sahabat gue, Lo manusia batu kuat beradaptasi dengan manusia super rempong kayak Seyla"

STELA ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang